Menuju Tanah Taj Mahal, Agra India
Saya mengecek tiket dengan seksama, memastikan nama kereta dan jam keberangkatannya tidak terlewat. Untuk menemukan kereta api yang tepat, kita harus mengetahui di platform mana kereta api kita berada. Di Jaipur Railway Station, ada penanda nomor gerbong di masing-masing platform. Kita cukup menunggu dimana gerbong kereta api kita akan berhenti. Ada papan besar yang menunjukkan jadwal keberangkatan dan kedatangan kereta. Ada pula pengumuman dalam dua bahasa Inggris dan Hindi, namun ditengah hiruk-pikuk stasiun yang ramai sulit mendengarkannya dengan jelas.
Sore selepas makan, mandi dan berkemas, Saya, Patel dan Alva beringsut menuju Jaipur
Junction. Saya tiba lebih awal setengah jam dari jadwal. Stasiun Jaipur Junction Railway cukup ramai dengan
orang-orang. Mungkin momen perayaan Holi ini tidak ubahnya seperti mudik
lebaran seperti di Indonesia.
Melongok keluar gerbong kereta. Sore yang indah |
Saya mengecek tiket dengan seksama, memastikan nama kereta dan jam keberangkatannya tidak terlewat. Untuk menemukan kereta api yang tepat, kita harus
mengetahui di platform mana kereta
api kita berada. Di Jaipur Railway Station, ada penanda nomor gerbong di
masing-masing platform. Kita cukup
menunggu dimana gerbong kereta api kita akan berhenti. Ada papan besar yang
menunjukkan jadwal keberangkatan dan kedatangan kereta. Ada pula pengumuman
dalam dua bahasa Inggris dan Hindi, namun ditengah hiruk-pikuk stasiun yang
ramai sulit mendengarkannya dengan jelas.
Keadaan stasiun kereta di Jaipur |
Kereta api yang akan kami
naiki tiba lumayan tepat waktu. Tidak sulit mencari gerbong yang tepat, karena
saya sudah menunggu di platform dan penanda gerbong yang sesuai. Setelah naik
saya mendapati gerbong penuh kursi yang berderet tiga di kanan dan tiga di
kiri. Tidak ubahnya seperti bus.
Kereta yang akan membawa dari Jaipur ke Agra |
Saya duduk di kursi yang
berada di tengah di dekat jalur lalu-lalang orang di dalam kereta. Fasilitas di
gerbong itu sangat sederhana. Ada bagasi di atas tempat duduk, tiga buah
gantungan di dekat jendela serta sebuah kipas angin di atas masing-masing kursi
penumpang. Satu deret berisi tiga kipas angin besi yang berdiameter sekitar 20 cm.
Duduk di posisi aisle
(dekat jalan keluar) memudahkan saya untuk bergerak keluar jika ingin ke toilet
atau sekedar mengambil gambar. Patel duduk di deretan lain sementara di kursi sebelah yang dekat dengan
jendela, duduk seorang pria tua
berkopiah dan bergamis yang tampaknya
sudah ada di sana sejak sebelum tiba di Stasiun Jaipur.
Kereta yang akan membawa dari Jaipur ke Agra |
Perjalanan Jaipur-Agra
yang memakan waktu lima jam, membuat saya menjadi bosan. Untunglah saya membawa
pemutar musik digital, sementara saya mendengar musik Patel tertidur nyenyak.
Oh ya, di gerbong ini juga terdapat teman baru saya Alva. Saya akan sedikit
bercerita tentang wanita yang saya temui saat Holi festival ini.
Keadaan dalam kereta yang membawa dari Jaipur ke Agra |
Gadis berwajah Asia itu
bernama Alva Kwan. Seorang single
traveler yang sudah nomaden hampir satu setengah tahun di Australia dan New
Zealand. Ia berasal dari hongkong dan berencana mengeksplorasi India selama dua
bulan sekaligus belajar yoga. Saat makan
di restoran di Jaipur, ia berkisah tentang perjalanan yang telah dilaluinya.
Tujuan awalnya datang ke India adalah untuk berlatih yoga di Rishikesh selama 6
minggu. Alva sengaja datang ke India lebih awal untuk mengeksplorasi beberapa
kota dan akhirnya berujung merencanakan perjalanan bersama dengan saya dan
Patel. Kini saya bertiga akan berpetualang menuju Agra, kota yang terkenal
dengan kemegahan Taj Mahal.
Keadaan dalam kereta yang membawa dari Jaipur ke Agra |
Kembali ke dalam gerbong
kereta ini, Keadaannya tidak jauh berbeda dengan kereta api di Indonesia. Beberapa pedagang makanan dan minuman hilir mudik menjajakan makanan, tiap kali kereta api ini berhenti di stasiun ada saja pedagang asongan yang naik dan menawarkan dagangan.
Kebanyakan adalah pedagang samosa dan chai yang bolak-balik
paling tidak 3-4 kali hingga sampai di stasiun berikutnya. Selanjutnya akan berganti dengan pedagang lainnya. Saya pun tergerak untuk membeli 3 buah samosa seharga 20 rupee.
Melongok keluar gerbong kereta. Sore yang indah |
Ada kesulitan yang saya
hadapi saat naik kereta di India. Tidak ada pemberitahuan tentang nama stasiun
yang disinggahi. Karena itu rajin-rajinlah bertanya kepada penumpang tiap
kereta berhenti apakah itu stasiun yang di tuju. Begitu Patel memberitahu saya
dan Alva bahwa kami telah tiba di stasiun tujuan, kami bergegas mengambil
ransel dan turun dari kereta. Kami akhirnya tiba di Stasiun Agra Fort.
18 komentar
Silakan berkomentar dengan bijak. Setelah anda mampir dan berkomentar, saya akan berkunjung balik. Jangan meninggalkan link hidup ya :)
Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : eko.dony.prayudi@gmail.com
+Telp/WA : 0819 - 3210 - 9497
+IG/Twitter : @dodon_jerry
tajmahal keren
Wisata yang murah maksudnya
jadi makin semangat baca-baca disini, pokoknya yang berhubungan india langsung nyantol aku :D