Jelajah Ecotourism Pulau Weh



Kita beruntung tinggal di Indonesia. Teman-teman saya dari Eropa selalu berkata Indonesia punya alam yang indah dan menarik untuk di kunjungi. Terkadang mereka terang-terangan mengatakan bahwa mereka iri dengan saya yang tinggal di Indonesia yang dikarunia alam yang hijau dengan paparan sinar matahari hampir sepanjang tahun ditambah pegunungan, laut serta pantai yang super indah.

“You are so lucky! life and live in Indonesia. It’s a world heaven”.

Demikian teman saya selalu berkata. Bangga? Jelas!
Ini dia video yang bikin mereka iri 

                                


Tapi jangan salah, mereka juga kerap menyatakan kesedihannya karena banyaknya alam Indonesia yang rusak. Banyak wisata alam yang indah namun setelah ramai dikunjungi atau ekspose berlebihan malah meninggalkan kerusakan. Inilah yang harus kita ubah!



By the way, Saya Dony dan saya sendiri termasuk orang yang suka berpetualang dan menemukan hal baru. Menikmati alam dan berinteraksi dengan masyarakat sekitar adalah suatu kenikmatan bagi saya dan menjaga ekosisitem adalah hal penting agar bisa dinikmati oleh generasi berikutnya. Lalu bagaimana saya merancang kegiatan traveling saya?


Untuk zaman sekarang sih jauh lebih mudah!.

Banyak layanan penyedia layanan reservasi tiket pesawat maupun hotel, termasuk paket pelayanan wisatanya. Now traveling is easy, iya kan? tinggal klik lokasi yang diinginkan dan berapa lama waktu yang kita inginkan mengeksplorasinya. Semuanya selesai dalam hitungan menit, tiket pesawat dan reservasi hotel sudah ditangan. Pelanggan tinggal bayar dan semuanya selesai. Kita siap menikmati liburan menyenangkan.

Sebelum mengecek daftar wajib kunjung sebaiknya menanamkan dalam hati dan menularkan ke semua orang adalah “gerakan jaga kelakuan di tempat ekowisata”. Jangan pernah merusak, mengambil atau mengubah segala sesuatu yang ada disana. Cukup meninggalkan jejak kaki dan mengambil gambar. Yang paling penting. JANGAN BUANG SAMPAH SEMBARANGAN! Saya punya rencana untuk membawa tong sampah yang ditempatkan di beberapa titik yang saya kunjungi. Beberapa papan nama dengan tulisan “Jangan kotori dan tinggalkan sampah disini” tidak lupa membawa kantong besar untuk melakukan operasi semut dan mengajak semua wisatawan yang ada dipantai.


Sudah tahu pulau Weh dong ya? Dulu saya pernah sampai ke Aceh sewaktu menjadi relawan untuk membantu tsunami, saat itu Aceh masih porak poranda dan saya pun tidak ada keinginan untuk menikmati wisata di Aceh saat itu. Mudah-mudahan kali ini saya punya kesempatan lagi untuk menikmati ujung paling barat nusantara. Rencana yang berputar dikepala saat ini adalah wisata pantai dan pulau, snorkeling, wisata ke Tugu Nol Kilometer dan pastinya menikmati kuliner pantai yang tidak jauh-jauh dari seafood yang selalu jadi favorit.


Sekarang mari membuat daftar yang harus dipenuhi disini, Jangan sampai juga untuk menikmati Pantai Gapang, katanya sih selain snorkeling, pulau ini juga menyimpan pantai yang cantik, kita bisa menyusurinya dengan berjalan melewati pinggiran pantai dengan kaki telanjang atau ingin mencoba mendayung perahu untuk mengitari kawasan pulau yang jarang tersentuh. Terus apa lagi? menyinari diri dengan kehangatan Matahari sembari tanning, melihat matahari terbit atau terbenam, mencemplung diri di air laut bersuhu nyaman atau, tidur santai di bawah teduhnya pohon gapang sembari mengenyahkan pikiran tentang pekerjaan sehari-hari dengan segelas kopi Aceh yang khas. Ini pasti membahagiakan!

Jangan Lupa! Hal penting disini ‘OPERASI SEMUT” bersama-sama dan simpan tong sampah serta papan informasi disini! Jangan buang sampah sembarangan

Masih ada lagi yang bisa dinikmati, mulai dari hutan lindung tempat berkumpulnya monyet macaque, Pantai Pasir Putih, Air Terjun Pria Laot, pemandian air panas, gunung berapi di Jaboi, serta hydrothermal di lepas pantai Gapang bagi para penyelam.


Saya juga memasukkan daftar untuk snorkeling di Iboih karena didapuk sebagai surga tersembunyi di Pulau Weh dengan ketenangan, keindahan alam dan bawah lautnya yang super cantik. Butuh waktu sekitar 1 jam perjalanan darat dari Pelabuhan Balohan, Sabang, menuju Iboih untuk menikmati suasananya. Setelah dari sini, saya akan mencoba mlipir ke Pulau Rubiah, Tepat di seberang Pantai Iboih, kabarnya hanya berjarak 5 menit yang juga menawarkan kenikmatan cantiknya alam bawah laut. Hanya dalam waktu satu jam snorkeling, minimal ada 20 jenis ikan koral yang bisa ditemui, di antaranya masih jarang ditemui di tempat lain.


List berikutnya adalah trekking ke Puncak Gunung Keris yang merupakan daerah tertinggi di pulau Weh, tujuannya untuk melihat kota Sabang dari puncak, melihat luasnya laut, menikmati hamparan tanaman hijau dan menengadah kepala serta melihat birunya langit. Abadikan semua keindahan ini dengan lensa kamera sembari menikmati keheningan alam. Bersyukur atas segala ciptaan Tuhan, menarik nafas panjang sembari terpejam dan berkata dalam hati, inilah surga Firdaus yang tersembunyi selama ini.

Tetap dengan tujuan utama, menjaga kebersihan dan menyimpan beberapa tong sampah ditempat yang dianggap perlu

Tidak boleh ketinggalan menuju ke Tugu Nol Kilometer, menurut beberapa pengalaman, sunset disini jangan sampai terlewatkan. Jarak yang ditempuh dari Iboih-Tugu Nol Kilometer hanya sekitar 8 kilometer. Lokasi ini menjadi penanda geografis ujung paling barat wilayah Indonesia yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Pemandangan menuju laut lepas ini pun mengantar turunnya matahari di balik ufuk, menjadi suguhan apik melepas hari di Pulau Weh. Jangan lupa setelah selesai menikmati lokasi ini untuk mengambil sertifikat!


Sebagai Foodie, saya tidak pernah melewatkan mencoba makanan lokal, walaupun aneh bin ajaib dengan rasa yang “baru” tetap akan dimakan walaupun ada resiko keluar lagi. Banyak pilihan restoran atau rumah makan yang tersedia dipinggiran pantai atau bahkan terapung ditengah laut. Sudah terbayangkan bagaimana seafood segar yang tersaji didepan mata. Tapi jujur saja saya lebih suka menikmati tangkapan sendiri dengan cara memancing di laut lalu meminta diolah penduduk sekitar. Makanan laut akan tetap enak jika disantap dalam keadaan segar, walaupun bumbu dan cara masaknya sederhana pasti juara. Apalagi kalau sembari makan dapat berinteraksi dengan penduduk lokal akan banyak cerita yang didapat. Banyak momentum yang diabadikan. Jangan lupa berbagi kepada masyaraat sekitar tentang pentingnya menjaga kebersihan dan ekosistem agar wisata ini tetap jadi primadona dan bisa dinikmati oleh anak cucu kita.

Jika perlu titipkan tong sampah yang dibawa kepada masyarakat sekitar dan membiarkan mereka menyimpannya ditempat yang dianggap perlu. Dan jangan lupa jadikan mereka agen perubahan penjaga ekosistem. Ajak mereka untuk setiap 3 hari untuk merawat tong sampah dan membuang sampah yang sudah penuh ke Tempat Pembuangan Akhir

Tujuan utama tetap kampanye untuk menjaga lingkungan dan bonusnya wisata, jangan sampai tempat wisata kita rusak karena tangan tidak bertanggung jawab. Sudah banyak korban. Mulai dari bukit Jamur di Bengkayang, Bangka Belitung setelah dijadikan lokasi syuting Laskar Pelangi atau Bromo setelah dijadikan lokasi syuting 5 cm. saya berdoa semoga Sumba tidak jadi korban setelah syuting Pendekar Tongkat Emas.


Ngapain keluar negeri kalau Indonesia juga indah?


NB :
Gambar diambil dari pemandangan diambil dari sini dan diambil dari sini


Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.