Tahun Kunjungan Museum 2010 *Antara Ada dan Tiada*


Lama sekali tidak menulis di blog ini, suatu kerinduan memang, memang kebanyakan dari isi blog ini adalah tentang makanan, tapi kali ini saya tidak akan membahas makanan dulu, tapi sedikit mengenai tahun kunjungan museum yang dicanangkan pemerintah ditahun ini. Yap!! Kekinan sebagian besar dari kita kemungkinan sudah banyak tahu dan sedikit membaca mengenai hal ini. Pertanyaan terbesar yang ada dibenak saya adalah, seberapa perduli diri kita terhadap hal ini? Apa yang sudah kita lakukan? Jangan bilang bahwa anda belum pernah pergi ke museum. Apakata dunia?? Hehehehe
Sangat disayangkan sekali, padahal jika kita ingin mengetahui riwayat atau sejarah suatu daerah, kita bisa mengeceknya lewat museum, biasanya akan terlihat alur cerita perjalanan panjang dan bagaimana itu bisa terbentuk. Kalimantan Barat sendiri punya satu museum dibawah pengelolaan Propinsi. Apakah dusah pernah berkunjung? Atau hanya sekedar lewat didepannya saja? Sungguh terlalu jika orang Pontianak tidak pernah mengunjungi museumnya sendiri. Kalau belum, sebaiknya segera pergi kesana dengan cukup membawa uang Rp 1000,- untuk tiket masuk. Paling tidak, saat anda ditanya wisatawan dari lain daerah, anda bisa menjawab sebagai wujud dukungan anda terhadap Visit Kalbar 2010. Tapi kali ini kita ke Museum Fatahillah aja yukkkkkkkkkk, sekalian saya menyampaikan suatu hal yang perlu buat kita pahami.
Saudara dan para penulis alias para blogger, kota tua di jakarta merupakan satu tempat yang menyenangkan untuk dikunjungi. Saya merasa sangat di Belanda sekali, taman luas dengan beberapa pohon dan dikelilingi rumah-rumah besar dan yah..... saya kebetulan pernah merasakan atmosfer ini di Rotterdam. Satu kota di Belanda. Entah mengapa, orang Belanda suka sekali menempatkan satu taman luas dan berada disuatu pusat, entah itu perbelanjaan, kantor pemerintahan atau pusat persekolahan. 1 kata yang bisa saya sampaikan. Ini menyenangkan... fresh air dan no strees!!.
Saat kita masuk kedalam Museum, nuansa kuno dan seram memang sangat terasa, dengan ruangan yang besar-besar dan bertingkat dua serta kayu yang besar membuat perasaan sangatlah lapang. Dari pintu depan dan kesebelah kiri bagian belakang, terdapat satu ruangan beserta tempat tidur dan box bayi yang terasa sangat lembab, entah kenapa, namun ada beberapa bagian dinding yang rusak akibat rembesan air. Ruangan ini yang menurut saya paling terasa nuansa magisnya, apakah karena tepat disebelah ruangannya merupakan tempat penyimpanan beberapa senjata khas dari berbagai daerah, saya juga kurang tahu apakah senjata tersebut telah memakan korban atau tidak.
Banyak hal yang saya rasa mempunyai kekhasan tertentu yang tidak bisa saya dapatkan dibangunan lain, seperti pintu, engsel dan kunci sertajeruji besi yang dipasang dijendela. Ada pula beberapa beberapa lemari dengan ukiran yang sangat kolonial, meja belajar, peti kayu raksasa, buffet dan pembatas ruangan dengan ukiran yang sering saya lihat dibeberapa keraton. Sedangkan untuk beberapa meja dan kursi tunggal serta kursi panjang lebih terlihat bernuansa jawa atau cina, kecuali untuk meja bundar beserta aksesorisnya. Serta adanya cermin ukuran raksasa yang ada didepan pintu masuk beberapa ruangan.
Beberapa lukisan ukuran raksasa juga terpajang dibeberapa ruangan, beberapa gubernur jenderal batavia, lukisan orang-orang kaya pada masa itu dan juga beberapa lukisan yang menggambarkan plot kisah juga terpajang disana. Dan ada pedang panjang yang digunakan untuk memenggal orang-orang yang dianggap bersalah. Ada beberapa ruangan yang bercerita tentang Jakarta dari dulu hingga kini. Kepala daerah, ciri khas, adat istiadat, kendaraan dan beberapa arca serta beberapa hal yang berhubungan dengan portugis juga terpajang di Museum ini.
Oh ya, untuk masuk, kalau cukup dengan Rp 3000,-, namun sayang tidak ada peta atau brosur untuk memberikan petunjuk mengenai ruangan-ruangan yang ada disini, kalau kita menginginkan pemandu, otomatis kita harus mengeluarkan dana lebih untuk menyewa pemandu. Saya melihat beberapa turis agak kebingungan mencari jalan, sepertinya mereka membeli buku tebal seperti kamus untuk panduan perjalanan wisata tersebut, sangat disayangkan sekali, Sarana yang sangat dibutuhkan namun tidak disediakan. Karena beberapa ruangan juga buntu, walaupun ada pintu-pintu besar yang saling berhuungan antar ruangan lainnya tapi pintu ini tertutup dan terkunci sehingga terkadang harus membuat pengunjungberbalik arah. Jangan lupa, jam buka museum hanya sampai Jam 15.00 dan ada harga khusus untuk kunjungan berkelompok.
Kita lanjutkan perjalanan ke taman belakang gedung, ternyata, dibagian bawah gedung terdapat beberapa ruangan penjara yang pengap dan pendek dengan setengah tabung dan terali besi yang lebar. Didalam ruangan ini terdapat banyak bola-bola besi yang dihubungkan dengan rantai dan diikat ke kaki para tahanan. Bau busuk juga sangat menyengat dalam ruangan ini. Satu hal yang membuat saya sangat kecewa, banyak sekali tulisan dan mural yang sangat mengotori ruangan ini dan hal ini juga ditemukan dibeberapa bagian di bagian dalam gedung. Sungguh sangat merusak pemandangan dan lebih parahnya lagi, pihak museum tidak membersihkan dan merapikan kerusakan ini. Kemungkinan hal ini disebabkan oleh tidak adanya penjagaan didalam museum.
Ditaman belakang gedung ini juga terdapat tempat bersantai dan juga ada patung salah satu dewa Yunani serta meriam raksasa bernama meriam Jagur. Disini juga disediakan kantin yang menjual makanan kecil. Ada hal yang menarik disini, tembok-tembok yang ada disini dijalari oleh tumbuhan hijau berdaun kecil yang ada menutupi seluruh tembok dan terlihat seperti lapangan, cocok sebagai hotspot photo session. Pohon-pohon rindang juga menciptakan suasana yang nyaman untuk bersantai sembari menikmati cemilan. Memang tidak terlalu luas namun cukup untuk bersantai. Banyak juga meriam-meriam kecil yang bertaburan di taman ini beserta Pelurunya.
Overall museum ini cukup menarik untuk dikunjungi, barang-barang yang dipajang lumayan terawat walaupun sedikit berdebu, harga tiket yang cukup murah dengan koleksi yang cukup menari membuat turis lokal maupun manca cukup banyak berkunjung kesini. Sebaiknya pemerintah menyediakan sarana yang lebih baik serta melakukan perawatan maksimal agar museum kita tidak kalah dengan museum yang ada diluar negeri sehingga Museum bisa menjadi tempat wisata yang menyenangkan untuk seluruh orang. Ayoooooo berkunjung ke Museum.....
Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.