Makan Malam < Kerak Telor di Pekan Raya Pontianak di PCC

1 jam menjelang magrib, sebelum waktu makan malam terlewati dan saya tidak bisa makan malam lagi. tidak lebih dari jam 6 Sore. Sudah berencana balik dari kantor untuk langsung menuju TKP di Pontianak Convention Center. Niat awal pengennya jalan-jalan sembari nyari makanan khas Kalimantan Barat. Ada 100 counter dan setelah dikelilingi ternyata kebanyakan isinya cuman instansi pemerintah. Tidak terlalu ramai sore ini dan cenderung membosankan. Makanan yang dicaripun tak kunjung ditemukan. Semua makanan yang dijual bisa didapatkan diseluruh sudut kota Pontianak.

Kebanyakan makanan dari lidah buaya. beberapa jenis dodol, kerupuk dan yang membuat saya penasaran adalah bubur pedas instant. Namun saya tidak menemukannya setelah berkeliling. ada juga beberapa minuman dan sirup rosella, selai serikaya dan berjenis-jenis aksesoris dari manic-manik. Untuk beberapa item ini sama sekali tidak menarik saya. saya harus berpindah ke bagian luar sebelah kiri PCC dimana pusat jajanan dan makanan berkumpul disana. Yuk ikut untuk mencari tahu disana agar tidak penasaran…. let’s go blogger.




Kerak telor adalah makanan asli daerah Jakarta (Betawi), dengan bahan-bahan beras ketan putih, telur ayam, ebi (udang kering yang diasinkan) yang disangrai kering ditambah bawang merah goreng, lalu diberi bumbu yang dihaluskan berupa kelapa sangrai, cabai merah, kencur, jahe, merica butiran, garam dan gula pasir.

Makanan ini memang khas betawi Jarang banget saya ngedapetin ini di Pontianak. Duhhhh jadi kangen untuk menikmati makanan ini. Pas saya berkeliling dan menemukan makanan ini, huaaaaa langsung deh pesen. Bagaimana dengan asal makanan ini sendiri? sebenarnya makanan ini memang khas betawi, cara pembuatannya yang membutuhkan waktu yang lama karena menggunakan arang tungku dan proses pematangan beras ketan yang lumayan lama. mari ditil dulu cerita kerak telor.

Kali ini saya bener-bener tergoda untuk memesan, tapi saya ngga mau menggunakan telor bebek. trauma amis saat memakan jadi saya putuskan untuk telur ayam saja. memang tidak ada bumbu khusus dan pada saat ketan matang telur ayam langsung dimasukkan dan diaduk didalamnya dengan ditambahi bubuk ebi setelah itu dikeringkan kembali diatas bara api bagian bawah dan atas. yang cukup menarik adalah saat kuali dibalik dan bagian atasnya ditempelkan ke bara api. voilaaaa kerak telor tetap menempel dan tidak jatuh.

Kerak telor wajib ditunggu hingga benar-benar kering dan gurih bagian atas dan bawah. Harus benar-benar kering agar menjadi gurih. Agar benar-benar menjadi nikmat dan mantep… maknyuz dan gurih. Cara membuat makanan ini cukup unik karena tidak dimasak di atas kompor namun dimasak diatas bara api. Pedagang kerak telor sesekali membalikkan wajan agar permukaan dari kerak telor tersebut juga terpanggang dan matang merata sambil dikipas-kipas agar bara api tetap menyala. Setelah kering dan matang kerak telor siap untuk disajikan.

Ya ampun…. selain ngantrinya banyak, proses pematangannya juga cukup lama, paling tidak ada 15 menit untuk menyiapkan 1 sajian kerak telor sampai matang. Pasti sangat membosankan sekali jika hanya membeli 1 porsi. Kebetulan, kebanyakan penjual telor hanya punya 1 tungku Karena jika lebih akan kewalahan mengipasi bara api. Harus punya kesabaran yang panjang untuk menu yang satu ini. Dari segi rasa, lumayan enak, ketan matang sempurna, telornya benar-benar kering, sedikit masukan untuk penjual agar menambahkan sedikit bubuk ebi lagi dan mengganti kelapa gongseng dengan yang baru karena sudah sedikit tengik. hmmmmmm rasa kangen terobati walaupun sedikit ada komplain

Mau buat sendiri? yuk kita coba yuk
Bahan:
- 100 gram beras ketan putih, di cuci bersih dan direndam dengan air ± 2 jam
- 4 butir telur bebek
- 4 sendok makan bawang goreng
- 4 sendok makan serundeng
- 4 buah cabai rawit, iris halus
- 2 sendok teh garam
- 1 sendok teh lada bubuk
- 1 sendok gula pasir
- 4 sendok makan ebi bubuk
Cara membuat:
1. Panaskan penggorengan kerak telur hingga cukup panas
2. Masukkan satu sendok makan sayur ketan yang sudah direndam beserta airnya
(sekitar 50 gram), tutup dan masak ± 2 – 3 menit
3. Buka tutupnya, kemudian beri 2 butir telur, 2 sendok makan ebi, 2 buah cabai
rawit, 1 sendok teh garam, ½ sendok teh lada bubuk dan ½ sendok teh gula
pasir, aduk rata
4. Ratakan disisi penggorengan ± berdiameter 20 cm, tutup dan masak kembali
hingga harum
5. Balik penggorengan kerak telur hingga terjilat api dan permukaan atas harum
terbakar
6. Lakukan cara yang sama untuk membuat kerak telur yang berikutnya.
Sajikan. Untuk 2 porsi



Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.