Zaman sekarang terlalu susah untuk menjauh dari
smartphone, bahkan ada yang sudah kecanduan dan tidak bisa jauh. Semua
aktifitas, mulai dari pekerjaan sampai mengekspresikan diri lewat jejaring
sosial bisa di kerjakan dengan jaringan internet super cepat. Tapi cobalah
sekali-kali untuk menghindari alat ini. Belajarlah untuk menyembuhkan nomophobia, keadaan di mana seseorang
takut kehilangan mobile phone nya.
Berani mencoba mengikuti saya untuk masuk kedalam hutan yang sangat jauh?
Bahkan untuk keluarpun susah. Tapi cobalah, saya yakin anda akan sangat
menikmatinya.
|
Yuk! kita ke Bario |
Ikut saya ke Bario, sebuah dataran tinggi yang berada
di bumi Kalimantan namun di wilayah Sarawak, Malaysia disana kita bisa
menikmati wisata di atas ketinggian 3.280 meter di atas permukaan laut. Bario memang nama yang unik dan sangat mengundang saya untuk
berpetualang. 'Ba' bearti sawah padi dan 'Rio' artinya angin dalam bahasa
Kelabit, kira-kira 50 menit penerbangan dari Miri atau 40 menit dari Marudi.
Bario sentiasa sejuk rata-rata berkisar 16 - 25 derajat celsius. Ada kalanya,
suhu turun hingga 6-11 derajat celcius dan harus menggunakan pakaian tebal
terutama pada waktu pagi dan sore hari. Bario dikelilingi hutan tebal dan
gunung-gunung termasuk gunung tertinggi di Sarawak ada di Bario yaitu Gunung
Murud (7,946 kaki dari atas permukaan laut).
|
Penumpang di Bandara Bario |
|
Penumpang dari Bario Highland |
Bario merupakan pintu masuk menuju dataran tinggi
Kelabit yang merupakan kawasan pedalaman di Sarawak dan terkenal sebagai
kawasan trekking yang cukup menantang, Kawasan ini memiliki udara yang sangat
segar dan sejuk dan sangat dingin pada malam hari, Hal paling menyenangkan saat
berada disini adalah keterbatasan sinyal telekomunikasi dan tidak ada jaringan
internet. Di Bario saya melakukan petualangan bersama dengan beberapa teman
dari Malaysia, Philipina dan Thailand
|
Pilot siap |
|
Penampakan diatas |
|
Langit sedikit cerah |
|
Jalan lodging |
Perjalanan Panjang
Untuk menuju ke lokasi ini lumayan jauh terutama buat
saya yang berada di Pontianak. Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk
sampai kesini. Jalan darat plus udara atau langsung melewati udara. Titik utama
yang harus di tuju adalah kota Miri sebagai titik masuk. Jika ingin mencoba
jalan darat bisa melewati Pontianak menggunakan bus menuju ke Miri kurang lebih
selama 14 jam. Setelah itu bisa menumpang mobil melewati jalan logging
pengangkut kayu, otomatis harus menunggu adanya mobil 4WD yang menuju ke Bario.
Menurut informasi yang saya dapat jika jalanan dan cuaca bersahabat bisa
memakan waktu 1 harian. Tapi jika menggunakan angkutan udara, hanya membutuhkan
waktu 45 menit dan sebelumnya transit di bandara Marudi.
|
Pasangan Romantis |
|
Arlyn |
Jika ingin menghemat waktu dapat menggunakan pesawat
udara dengan bebeapa jalur. Misalnya Jakarta - Kuala Lumpur – Miri – Bario,
Jakarta – Bandar Seri Begawan – Miri – Bario atau Jakarta – Pontianak – Kuching
– Miri – Bario. Dari sini kita dapat menghitung dan merencanakan pengeluaran
sehingga bisa memilih menggunakan transportasi seperti apa.
|
lagi dalem pesawat kecil |
Pesawat yang beroperasi melayani penerbangan menuju ke
Bario adalah Mas Wings ( anak perusahaan Malaysia Airlines ) atau menggunakan
penerbangan campuran dengan Air Asia dan Garuda Indonesia. Untuk jalur darat
banyak sekali Bus yang melayani jalur ini. Baik yang berangkat dari Pontianak –
Miri, Kuching – Miri atau Bandar Seri Begawan – Miri. Seperti Damri, Sri Merah
dan Tebakang Ekspress. Tapi ingat, jalan masuk menuju Bario adalah Miri.
|
Arlyn and Ian from Kuala Lumpur |
Saya sendiri memilih
menggunakan pesawat dari Pontianak menuju Kuching dan kemudian
dilanjutkan menuju Miri dan keesokan harinya menuju Bario. Semua penerbangan
saya lakukan dengan satu maskapai penerbangan. Pesawat yang digunakan untuk
penerbangan ke Bario biasanya berjenis DHC6-300 dengan 2 baling baling dan 19
orang penumpang saja.
|
Let's have fun |
Sebelum pukul 09.00 saya sudah berada di bandara Mulu
dan check in di konter. Saya juga bertemu dengan teman-teman dari 3 negara
untuk melakukan petualangan. Penerbangan ini dibatasi hanya 110 kilogram saja,
itu sudah termasuk dengan berat badan kita. Jadi sewaktu ingin naik ke pesawat
kita karus menaiki timbangan bersama dengan barang bawaan. Biasanya petugas
timbang akan berteriak ke petugas meja konter. Jelas terkadang membuat muka
merah beberapa wanita jika overweight apalagi wanita terlalu sensitif untuk
diketahui berat badannya. Proses check in selesai. Saya masuk ke ruang tunggu
dan menunggu keberangkatan. Pesawat dari Miri ke Bario berangkat pukul 01.00
pagi. Cuaca agak mendung dan gerimis.
Sempat di tunda beberapa waktu karena pesawat kami yang kecil rentan
terkena turbulensi.
|
Waktunya terbang |
|
Bandara Marudi |
Pesawat akhirnya mendapat izin terbang, saya masih
sempat menyelesaikan minum kopi pagi di bandara bersama dengan teman-teman saya
yang juga bersama-sama akan melakukan petualangan di Bario. Semua penumpang
berjalan menuju ke pesawat berjalan kaki menyusuri pinggiran bandara. Penumpang
duduk sesuai dengan nomor, sembari bergerak mempersiapkan landasan pacu, mempersiapkan
perlepasan, pilot memberikan langsung informasi keselamatan dan diminta untuk
mematikan semua alat komunikasi. Pesawat ini akan melakukan perjalanan selama
45 menit menuju Bario. Baling-baling pesawat mulai meraung kencang dan pesawat
bergerak cepat untuk lepas landas. Saya tersandar santai menikmati perjalanan
ini.
|
Selamat Datang di Bario |
Awalnya memang sedikit gerimis namun setelah berada di
ketinggian cuaca menjadi sangat cerah. Awan berarak membiru, sementara dibagian
bawah masih terlihat kawasan hijau dan aliran sungai. Saya menikmati perjalanan
ini hingga akhirnya mendarat mulus di Bandara kecil di Bario. Tapi jangan
salah, penerbangan Mulu – Bario sebanyak 3x sehari. Ini akibat satu-satunya
moda transportasi yang bisa menghubungkan banyak wilayah di dataran tinggi ini
adalah pesawat. Apalagi Malaysia sedang gencar-gencarnya mempromosikan wilayah
ini sebagai lokasi wisata dataran tinggi yang masih alami yang menarik bagi wisatawan asing.
|
Sampai di Bandara Bario |
Sampai di Bandara kami sudah di jemput oleh Scott sang
pemandu dari Ngimat Ayu Guest House yang akan menemani kami selama 2 hari 3
malam. Perjalanan dari bandara ke guest house membutuhkan waktu 30 menit. Di
sepanjang jalan saya melewati perkampungan, komplek pemerintah, kantor polisi,
pusat kesehatan, pasar, sekolah dan gereja.
Lalu apa yang akan saya lakukan di tempat ini? tunggu cerita saya selanjutnya
Gabung dalam percakapan
Silakan berkomentar dengan bijak. Setelah anda mampir dan berkomentar, saya akan berkunjung balik. Jangan meninggalkan link hidup ya :)
Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : eko.dony.prayudi@gmail.com
+Telp/WA : 0819 - 3210 - 9497
+IG/Twitter : @dodon_jerry