Cerita dibalik secangkir Kopi Pontianak
Senang juga melihat perkembangan warung kopi di
Pontianak. Semula hanya warung kopi dengan menu terbatas, kopi tubruk, kopi
saring dan kopi susu tapi lebih beragam kue pendampingnya. pastinya yang paling
special adalah pisang serikaya dan keladi serikaya terkadang menemukan kue
tradisional seperti blodar dan bingke.
![]() |
Warkop Legendaris |
Metamorfosa Nongkrong
Budaya minum kopi di Pontianak boleh dibilang sebagai
bentuk asimilasi budaya tionghoa yang suka menghabiskan waktu di warung kopi
untuk sarapan dan berinteraksi sosial dengan sesama teman sebelum berangkat
kerja . tidak lama hanya 10-15 menit lalu kemudian berlalu begitu saja. Itulah
yang akhirnya menjawab kenapa meja di warung kopi kecil-kecil dan lebih
bersifat personal. dulu jika ingin minum kopi dan sarapan semua harus
dikerjakan dengan cepat.
![]() |
Keladi Serikaya |
Semakin berkembangnya waktu, semua itu menjadi
berubah. Kalau dulu sekedar sarapan-kopi-kue-ngobrol seadanya sekarang sudah
bermetamorfosa menjadi tempat-semua-ada. Tidak bisa dipungkiri semua transaksi
dan perbincangan yang ada disini melingkupi banyak hal, mulai dari perbincangan
politik yang panas, gosip terbaru, jagoan sepak bola, jual tanah dan mobil
hingga prostitusi dan narkoba.
Akhirnya, yang tadinya cuman butuh waktu 15 menit
untuk sarapan atau break siang
berubah menjadi nongkrong seharian penuh tanpa henti. dalam 24 jam warung kopi
selalu setia melayani seluruh pelanggan. bahkan ada warung kopi yang memiliki
pegawai lebih dari 20 orang untuk melayani pelanggan. bisa dibayangkan berapa
omset satu hari yang didapat. Kalau dulu sarapan hanya mengandalkan kue melulu,
sekarang beberapa warung kopi sudah bertransformasi menjadi food court super lengkap.
![]() |
Warung kopi Hijas |
Warung kopi yang dulu hanya menyediakan meja, sekarang
juga harus menyediakan WiFi dan colokan
listrik demi menggaet makin banyak
pelanggan untuk semakin betah nongkrong berlama-lama. Sekarang semua sudah
berubah, kalau dulu diatas meja hanya ada kue pelengkap kopi, sekarang diisi
dengan komputer jinjing berbagai merk dengan kabel berseliweran dimana-mana. kalau dulu berteriak pesanan kopi dan dan
kue sekarang ditambah dengan menanyakan password
WiFi.
Istilah
Lokal
Budaya minum kopi di Pontianak juga menghadirkan
banyak istilah, yang paling sering adalah Kopi
Pancong atau kopi setengah. Kopi ini disajikan hanya dalam setengah gelas
kaca kecil saja. yang bisa diminum dalam 2-3 teguk. Ini terjadi akibat si
peminum kopi biasanya memiliki janji untuk nongkrong
lagi di warung kopi lain.
![]() |
Gelas-gelas Kopi |
Ada lagi istilah yang cukup familiar dan mulai populer
di tahun 80an. Istilah Kopi Pangku. Istilah
ini merujuk sambil meminum kopi sambil memangku. Biasanya pelayan yang melayani
di warung kopi ini wanita cantik. harga kopinya juga cukup mahal. Anda mau
mengartikannya sendiri? Silakan saja. Jika sudah membaca tulisan saya dari awal
pasti anda sudah tahu jawabannya.
Etalase
Sosial Pontianak
Sekarang warung kopi Pontianak sudah jadi tempat
nongkrong berbagai macam komunitas. Tua atau muda, sendiri atau bersama
keluarga, pejabat atau rakyat, pegawai negeri atau swasta. Semuanya tumpah ruah
menghabiskan waktu di warung kopi. Warung kopi akhirnya punya massanya
masing-masing . Semua perbincangan hangat terjadi disini apapun topiknya.
![]() |
Semua golongan ada |
Jalan Gajahmada pun di sebut sebagai coffee street dan menjadi ikon wisata kuliner Pontianak.
lebih dari 60 warung kopi beroperasi disini. ada yang buka pagi-sore,
siang-malam, hingga malam-subuh. semua punya massa dan selalu penuh. Waktu 24
jam sepertinya diisi hanya minum kopi oleh warga Pontianak. Ini sudah menjadi
tradisi yang mengakar dan menjalar. Rasanya kurang gaul kalau tidak pernah
merasakan nongkrong di warung kopi.
Kopi Ala
Pontianak
Kopi yang biasa digunakan di banyak warung kopi di
Pontianak banyak berjenis Robusta karena Kalimantan Barat sendiri kondisi
tanahnya rata-rata berada didataran rendah.
Robusta sendiri cenderung rasanya lebih tipis tapi aromanya lebih harum
sehingga peminum kopi disini lebih suka dengan kopi yang super kental dan super
manis. Jika di analogikan 1 gelas kopi kental Pontianak bisa jadi 2-3 gelas
kopi dengan tingkat kepekatan normal. Istilah kopi Melayu pun jadi melekat
dengan kopi kental nan pekat ini.
![]() |
Warkop Sukahati yang legendaris |
Untunglah warung kopi sekarang sudah punya standar
kekentalan dan manis yang lebih baik. Biasanya kopi di warung aromanya lebih
kencang, dengan rasa pahit yang lebih kuat dari rasa asam. 3 jenis kopi yang
biasa disajikan, tubruk, saring dan kopi susu tubruk atau saring. Alat yang
digunakan juga khas dengan teko tembaga tinggi dan disaring menggunakan kain
panjang yang bentuknya seperti kaus kaki.
Cara memanggang kopi di Pontianak juga punya teknik
tersendiri. biasanya sedikit gosong karena berprinsip kopi harus hitam pekat.
Biasanya ditambahkan mentega agar lebih gurih dan aroma lebih keluar lagi.
Untuk kupi kelas A maka tidak ada campuran tambahan tapi untuk kelas dibawahnya
biasanya ditambahkan jagung atau beras.
Dengan banyaknya jenis kopi yang masuk ke Pontianak,
saat ini beberapa warung kopi tradisional sudah mulai mencampurkan Arabika dan
Robusta untuk menyeimbangkan rasa dan aroma. Kopi berbagai daerah pun mulai
dilirik untuk dijual walaupun tidak banyak yang menyediakan karena terbentur
masalah harga jual. Kopi luwakpun termasuk kopi yang cukup laris dinikmati di
berberapa warung kopi Pontianak.
Aku dan Kopi
Bagi saya pribadi, kopi sudah seperti candu,menghirup aromanya
saja sudah membuat hari menyenangkan. Rasa pahit dan asam menjadi satu dalam
kenikmatan tanpa ada gula. Rasa tertinggal dibelakang kecapan memberikan
sensasi berbeda. Saya termasuk orang yang lebih banyak menikmati kopi sendiri
sembari membaca atau mendengarkan musik. Kopi yang saya minum pun biasanya Nescafe classic terkadang saya menambahkan
creamer tapi tetap tanpa gula.
![]() |
Suasana akrab warung kopi |
Tapi bukan bearti saya tidak menikmati kopi sambil
berinteraksi. Saya sudah menyatu dengan budaya kota Pontianak. “tadak gaul klo
tadak nongkrong di warung kopi”. Saya lebih suka dengan es kopi saring tanpa
gula untuk menemani obrolan panjang. Menikmati kopi di warung kopi tentu punya
tujuan, selain menyapa teman-teman tentu memperluas jaringan pergaulan.
Kopi bisa memberikan warna dan nuansa baru kepada tiap
orang. Apapun dan bagaimanapun cara menikmatinya masing-masing bebas untuk
memilih. Aku suka kopi! kalau kamu?
Gabung dalam percakapan
Silakan berkomentar dengan bijak. Setelah anda mampir dan berkomentar, saya akan berkunjung balik. Jangan meninggalkan link hidup ya :)
Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : eko.dony.prayudi@gmail.com
+Telp/WA : 0819 - 3210 - 9497
+IG/Twitter : @dodon_jerry