Menelusuri Jenis Pempek Palembang dan Kuah Cuko



Siapa yang tidak kenal dengan kuliner khas Palembang yang satu ini, terbuat dari olahan ikan yang dicampur dengan tepung tapioka dan dibumbui, setelah itu melalui proses pemasakan, baik yang dikukus, direbus maupun digoreng. Semuanya memiliki rasa yang pasti nikmat dan memberikan kenikmatan tersendiri bagi penggemarnya. Apalagi kita tahu bahwa ikan merupakan sumber protein dan omega 3 yang baik bagi kesehatan dan tumbuh kembang tubuh terutama anak anak.
Pempek Palembang memiliki banyak jenis dan ragam, Mulai dari pempek kapal selam, lenjer, lenggang, tunu, keriting, pastel, kulit, hingga pempek tahu dan pempek model. Mari sedikit kita cari tahu bagaimana penjelasannya dari masing-masing jenis. Pempek Lenjer Merupakan jenis pempek yang digunakan juga untuk membuat menu laksan. Makanan khas Palembang yang berkuah kuning seperti kuah lontong sayur. Lenjer ini sendiri bisa digoreng lalu dimakan dengan kuah cuko. Rasanya sama dengan pempek kapal selam tapi nggak ada isi telurnya.

Pempek Lenggang Merupakan pempek yang dicampur dengan telur bebek kemudian diletakkan di daun pisang yang sudah dibentuk seperti piring dan dibakar. Bisa juga digoreng. Meski sama sama enak, namun pempek lenggang panggang ini lebih populer dibanding lenggang goreng.

Pempek Tunu Adalah pempek yang selama pembuatannya sama sekali nggak terkena minyak penggorengan. Usai dibentuk bulat-bulat dan diisi, pempek ini langsung dipanggang. Isi tunu sendiri bermacam macam, ada yang mengisi dengan ikan kering dan kecap asin, tapi ada juga yang mengisi dengan ebi, kecap manis dan cabai. Biasanya pempek ini menjadi ukuran pintar tidaknya seseorang dalam membuat pempek. Karena dengan tidaknya adonan tersentuh minyak, maka kita bisa merasakan apakah pempek tersebut amis ikan atau tidak. Jika amis, bisa dipastikan terdapat kesalahan dalam pembuatannya.
 
Pempek Keriting Adalah pempek ini oleh orang palembang suka di makan tanpa digoreng. Tapi buat anda yang suka gurih seperti saya, lebih baik digoreng. Karena ketika pempek keriting ini digoreng, ampuuun rasanya gurih sekali. Ya, menilik bentuknya bisa dibayangkan, setiap seluk beluk yang garing. Nyaaam lezat sekali.

Saya sendiri termasuk orang yang lumayan suka dengan makanan olahan yang satu ini, jika kebanyakan orang fokus dengan rasa pempeknya, saya sendiri lebih fokus untuk bagaimana rasa kuah cukonya. Kuah cuko ini adalah elemen penting, sama pentingnya dengan pempek sendiri. Karena kuah cuko inilah yang akan memberikan rasa khas pada makanan asal Palembang ini.

Cuko dibuat dari air yang dididihkan, kemudian ditambah gula merah, udang ebi dan cabe rawit tumbuk, bawang putih, dan garam. Bagi masyarakat asli Palembang, cuko dari dulu dibuat pedas untuk menambah nafsu makan. Namun seiring masuknya pendatang dari luar pulau Sumatera maka saat ini banyak ditemukan cuko dengan rasa manis bagi yang tidak menyukai pedas. Cuko dapat melindungi gigi dari karies (kerusakan lapisan email dan dentin). Karena dalam satu liter larutan kuah pempek biasanya terdapat 9-13 ppm fluor. satu pelengkap dalam menyantap makanan berasa khas ini adalah irisan dadu timun segar dan mie kuning.

Lalu bagaimana membuat Kuah cuko yang sedap dan nikmat? Silakan ikuti langkah berikut
Bahan

500 gram gula merah/gula aren warna coklat tua
50 gram asam jawa
4 sendok teh cuka putih/cuka dixi (untuk mengawetkan)
5 gelas air
5-8 siung bawang putih, cincang halus atau tumbuk
2 sendok makan ebi dihaluskan
20-30 buah cabai rawit, dihaluskan
1 sendok makan tongcai berikut tangkainya, cincang/giling halus (Tongcai adalah sayuran yang diasinkan. Biasanya dibuat dari lobak. Dapat dibeli jadi di pasar)
1-2 sendok teh garam (disesuaikan)

Cara Membuat
Didihkan air bersama gula merah, asam jawa, dan cuka dengan api kecil. Setelah gula larut, angkat lalu saring
Masukkan bawang putih, cabai rawit, ebi, garam, dan tongcai
Masukkan cabai dan garam sambil dicicip, disesuaikan dengan selera
Didihkan kembali lalu angkat

Tips
Jika ingin mendapatkan cuko yang enak, ulek campuran cabai dan bawang putih sehari sebelumnya. Jika tidak suka pedas, sebaiknya cabai rawit yang dihaluskan tidak dimasukkan ke dalam cuka, tetapi biarkan terpisah, sehingga pada saat mau makan pempek, cabai rawit halus tadi baru dicampurkan ke adonan cuka sesuai selera

Cabai rawit dapat dicampur dengan cabai merah sedikit. Gula merah yang digunakan sebaiknya gula batok yang tidak berbau angit, sehingga adonan cuko tidak terasa pahit. Ebi halus juga dapat dipisah seperti halnya cabai rawit halus, dan pada saat makan barulah dicampurkan sesuai selera agar aroma ebi tetap muncul

Untuk memperoleh cuko yang sedap dan beraroma, diamkan cuko sehari. Cuko dapat ditambahkan irisan kecil timun pada saat makan pempek

Nah, pada tulisan berikutnya saya akan menuliskan tentang pengalaman saya mencicipi kuliner ini disalah satu tempat

Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.