Menikmati Wisata Tepian Sungai Kapuas


Sore ini cukup cerah saya mengawali perjalanan saya untuk memesan tempat didalam kapal serasan yang akan membawa saya berwisata menyusuri tepian sungai Kapuas.
Siapa yang tidak kenal dengan sungai Kapuas, Sungai terpanjang diIndonesia, sungai yang memberikan banyak kehidupan untuk masyarakat disekitarnya. Kesultanan Pontianak pun berdiri didekat sungai ini, otomatis seluruh pusat pemerintahan dan perkembangan masyarakat menjadikan Kapuas sebagai urat nadinya. 

Sungai Kapuas adalah sebuah sungai yang unik, karena sungai ini tepat berada di tengah kota dan membelah sebuah kota menjadi dua bagian, satu bagian di sebut kota Siantan dan satu bagian lagi kita sebut Kota Pontianak, anda akan merasakan pemandangan sungai dengan aktifitas kesibukannya tepat di tengah kota…sangat menarik bukan?

Saya berjalan menuju kapal menyusuri jembatan kecil untuk masuk kedalam kapal. Setelah saya masuk kedalam kapal, saya dipersilakan memesan dan menunggu cukup lama karena harus menunggu quota penumpang terpenuhi dan tentu saja harus menunggu lagi hingga semua pesanan penumpang datang, untuk biaya transportasinya sendiri, satu orang penumpang cukup membayar 15 ribu, jika anda memesan makanan atau minuman tentu saja ada biaya tambahan sesuai harga. Saya juga sempat melihat isi kapal sampai bagian atas

Perjalanan kapal dimulai perlahan, melepaskan diri dari dermaga, kapal mulai bergerak ketengah dan saya mulai bisa melihat jumlah air yang cukup luas, bergerak menjauh bibir sungai dan saya mulai bisa melihat deretan rumah yang berada ditepian air berjejer dipinggir sungai dengan tiang pancang yang tinggi dan sebagian tiangnya berada didalam air, dengan arsitektur yang hampir sama dan berjajar mengikuti garis pantai, Masing masih rumah ini dihubungkan dengan jembatan kayu yang terbuat dari kayu belian, namun ada juga yang sudah permanen dengan semen. Rumah-rumah berderet panjang ini juga dilengkapi dengan beberapa dermaga kecil yang digunakan untuk pribadi

Saya benar-benar menikmati sore dengan semburat orange matahari yang mulai tenggelam, selain itu kapal juga melewati sebuah jembatan besar yang membelah sungai kapuas ” jembatan Kapuas “. Tampak juga aktifitas pinggiran sungai seperti mandi sore dan juga mencuci, terlihat juga beberapa kapal kecil bermesin melintas, ada pula sampan kayuh yang menyusuri tepian sungai, berlahan kapal juga melewati masjid jami dan keraton kadariyah serta perkampungan beting sedangkan diseberangnya terdapat pasar tradisional dan pelabuhan barang senghie sehingga cukup banyak kapal atau sampan yang berlalu lalang

Saya juga cukup terpesona dengan pertemuan antara sungai Kapuas dan sungai landak, pertigaan sungai, mungkin ini yang saya katakana, apakah ini seperti segitiga Bermuda? Kebetulan saya tidak pernah kesana, mungkin beberapa orang khawatir bagaimana lalu lintas dipertigaan dan keseluruhan sungai, tenang saja, seperti didarat, disungai ini juga ada pos pelisi ditengah sungai yang mengatur dan menjaga lalu lintas air. Saya merasa semakin aman menaiki kapal wisata ini.

Saya juga melewati dermaga siantan, disini juga terdapat pasar tradisional yang menjual sayur mayur dan barang kebutuhan sehari hari, terdapat juga pelabuhan ferry untuk penyebrangan kendaraan besar, motor dan penumpang yang cukup besar, kami juga melewati beberapa losmen legendaris yang masih tetap eksis sampai sekarang, perjalan saya terus berlanjut dan akhirnya berhenti disalah satu pusat kota, Taman alun Kapuas sebuah areal waterfront city kota Pontianak, Disini saya melihat air mancur yang diterangi oleh lampu, jika saya berjalan kedalam alun2 tersebut, pastinya saya akan menemukan banyak sekali penjual makanan dan pernak pernik, sampai penyedia jasa permainan anak2 yang menyebar rata didaerah ini, namun kebetulan saya tidak turun namun melanjutkan perjalanan saya menyusuri bagian lain dari sungai Kapuas ini

Diperjalanan saya menemukan beberapa kapal bandung yang sedang merapat didermaga, terlihat juga berbagai macam aktifitas dikapal ini, biasanya kapal ini mengangkut barang dari kota menuju daerah2 yang hanya bisa dilalui oleh kapal air. Biasanya dikapal bandung ini juga disediakan kamar-kamar lengkap untuk para penumpang. Bisa dibilang, kapal ini adalah losmen apung berjalan ala Kapuas. Hari semakin gelap, lampu lampu mulai menyala sambung menyambung dari rumah satu kerumah lainnya, sinar lampu yang terbias air menambah indahnya pemandangan pinggiran sungai.
Sebelum perjalanan saya berakhir, saya melewati satu spot lagi, yaitu pelabuhan barang dan penumpang tertua di Pontianak, salah satu pelabuhan yang menjadi saksi betapa berkembangnya perekonomian di Pontianak ini, setelah puas melihat ke sekeliling saya pun bersantai sambil sesekali mengambil gambar dan juga menikmati makan malam saya. Perjalanan yg exotis, mengarungi sungai Kapuas dan menikmati kehidupannya dari tengah kapal.

Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.