Berkeliling Kolkata di Sore Hari

erkeliling di sekitar area Sudder Street untuk berbelanja oleh-oleh. Jalan dan lorong di sekitar Sudder Street seolah tidak pernah sepi.
Berkeliling Kolkata di Sore Hari. Selepas dari Rumah Bunda Teresa, hari sudah menjelang siang. Segera bergegas kembali ke hostel untuk check out. Setelah menyelesaikan proses administrasi dengan petugas hostel serta menyelesaikan packing ransel, Kami semua beranjak, Alva yang asal Hongkong dan Iman  yang asal Indonesia untuk makan siang bersama. Ini adalah makan siang bersama yang terakhir karena setelah ini akan berpisah sesuai dengan rencana masing-masing. Tujuan utamaku kembali ke tanah air, Alva terbang ke New Delhi, dan Iman menghabiskan lebih banyak waktu di Kolkata.
Berkeliling Kolkata di Sore Hari
Berkeliling Kolkata di Sore Hari  
Sembari melangkah, pikiran terus melayang jauh. Entah berapa ratus kilo yang kutempuh dalam Perjalanan ini. Berapa banyak pelajaran hidup yang didapat. Melempar asa yang berkecamuk. India menempa banyak hal. Seoran pengemis tua yang dilewati langsung kujabat erat. Kuberikan uang tak seberapa untuknya makan. Kuberikan senyum hangat terbaikku sembri menahan mata untuk tak berkaca kaca. Bunda Teresa meningatkanku banyak hal. Berbagilah kebahagiaan dan cintamu bagi sesama.
Kami mencari makan siang di sebuah restoran yang tampak tua. Menu India baik yang vegetarian maupun yang non vegetarian tersedia di sini. Kali ini kami mencoba Mutton Masala, selain juga menu lainnya seperti Nasi Goreng Vegetarian dan Paneer Palack. Kami makan dengan penuh suka cita, meluapkan kebahagiaan. Saya beruntung berkenalan dengan banyak teman selama perjalanan.

Menggembalakan kambing di tengah pasar Sudder Street
Menggembalakan kambing di tengah pasar Sudder Street
Selesai makan, saya berkeliling di sekitar area Sudder Street untuk berbelanja oleh-oleh. Jalan dan lorong di sekitar Sudder Street seolah tidak pernah sepi. Semenjak pagi para pedagang sudah membuka lapak-lapak mereka hingga nanti berkemas ketika menjelang pukul sembilang malam. Dagangannya bermacam-macam, mulai dari pakaian hingga buah-buahan. Buahan-buahan di India terbilang cukup murah, saya semenjak di Varanasi hingga Kolkata tidak berhenti membeli buah seperti anggur dan semangka.

Menawar harga kain sutra di sudder street
Menawar harga kain sutra di sudder street
Menyusuri  jalan-jalan penuh pedagang ditemani suara klakson yang tiada jeda. Memekakkan telinga seperti tidak bosan ditekan. Entah ini cara menyapa orang India saat berkendara atau memang tangannya sudah pakem untuk menekan klason. Beberapa mencegat untuk menarik saya mampir ke lapak mereka. Beberapa membuat saya tertarik, namun banyak juga yang hanya saya lewati begitu saja. Di Kolkata, banyak pedagang yang memasang harga pas, sehingga mereka tidak mau ditawar lagi.

Penjual makanan kaki lima di sudder street
Penjual makanan kaki lima di sudder street
Saya membeli beberapa oleh-oleh untuk teman-teman saya di Indonesia. Beberapa lembar phasmina halus, yang masing-masingnya dihargai 100 rupee. Juga beberapa gelang warna-warni yang menurut saya cukup khas untuk dijadikan oleh-oleh. Pakaian wanita India juga banyak dijual, rata-rata dihargai 150 - 300 rupee. Harga yang terbilang murah jika dibandingkan dengan harga pakaian serupa di tempat asal saya di Indonesia. Biasanya di kota-kota tujuan wisata baik di luar maupun di dalam negeri, banyak penjual kaos dan pakaian yang bertuliskan atau bercirikan kota atau tersebut. Namun saya tidak menemukannya di Kolkata. Alih-alih saya cuma menemukan kaos bergambar artis atau super hero dari Amerika.

Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.