Misoa Singkawang, Mie Dari Masa Lampau yang Tetap Disukai

Datanglah saya menuju Mie Asin cap Bunga di Jalan Kridasana 33 Singkawang untuk mencari tahu pembuatan Mie Asin ini.
Pasti Ke Singkawang! itu tagline kota 1000 kelenteng ini. Banyak sudut menarik yang bisa di ulik. Beberapa kali saya memakan mie asin alian misoa ala Singkawang yang sudah susah ditemukan dimana mana. Mie yang sekilas seperti karet gelang ini memang bisa didapat dengan mudah di Singkawang. Sepertinya di kota ini menjadi makanan wajib makan selain rujak


Misoa Singkawang, Mie Dari Masa Lampau yang Tetap Disukai
Misoa Singkawang, Mie Dari Masa Lampau yang Tetap Disukai


Rata-rata saya menemui makanan ini diolah menjadi sup mie.Saya pernah mencoba mengolahnya menjadi mie goreng namun saya tidak berhasil membuat tekstur indah. Malah jadi benyek dan lumayan asin saat disajikan dengan teknik di goreng. Saya penasaran ingin melihat langsung pembuatan mie ini. Datanglah saya menuju Mie Asin cap Bunga di Jalan Kridasana 33 Singkawang untuk mencari tahu pembuatan Mie Asin ini. Saya jadi punya pengalaman baru diluar ngopi ngopi.

Mie Asin atau misoa punya cerita panjang untuk sampai ke Indonesia. Tentunya mie ini di bawa bangsa Tionghoa menuju Indonesia. Tentu berbagai macam jenis mie ini menyebar keseluruh nusantara, salah satunya adalah misoa yang sampai ke Singkawang dan mengakar di sini seiring diaspora Tionghoa di nusantara.


Misua atau Misoa Khas Singkawang

Misoa atau misua adalah mi halus dan tipis dari tepung terigu. Mi ini berwarna putih, dan selalu dijual dalam bentuk kering. Misoa tidak sama dengan sohun, yang dibuat dari tepung kacang hijau, dan bihun, yang dibuat dari tepung beras.

Pembuatan mie asin melalui proses cukup panjang. Pertama, membuat adonan mie yang terdiri dari tiga macam  bahan dasar, tepung terigu, air dan garam. Setelah jadi, adonan berulang kali dimasukan pada mesin penggiling, agar mendapatkan hasil yang sama ukuran tipisnya. Kemudian, adonan yang telah berbentuk gulungan-gulungan tipis,  dianginkan beberapa saat. Gulungan adonan kemudian dimasukan ke mesin pengiris. 
Mesin inilah yang mengubah bentuk adonan yang semula berbentuk gulungan tipis, menjadi helai-helai mie asin. Setelah berbentuk helai, mie asin dijemur selama satu atau dua jam. Waktu yang diperlukan pada saat menjemur tergantung pada cuaca. Semakin cerah atau panas cuaca saat penjemuran, semakin cepat proses penjemuran.
Setelah kering, helai-helai mie dikukus dalam tong khusus yang terbuat dari kayu selama kurang lebih satu jam. Kemudian, mie-mie itu didinginkan selama beberapa menit, lalu diikat dan seterusnya dimasukan ke dalam kemasan plastik.  “Semakin baik proses pembuatan mie asin ini, semakin lama pula ketahanan mie  asin. Dulu saya mengenal mie ini dengan nama mie panjang umur yang disajikan saat ulang tahun dan disajikan dengan telur rebus yang diberi warna merah. Ternyata mie ini juga dicari saat Imlek karena dipercaya selain memberi umur panjang juga memberi rejeki yang tak terputus
Misoa dalam ember kayu
Misoa dalam ember kayu

Misua Masih dibuat Semi Tradisional

Saat saya datang, pekerja sudah mengangkat mie yang tadinya dijemur dihalaman, mereka baru saja selesai liburan Cap Go Meh. Mereka menggunakan kompor gas untuk membuat mie cepat kering. Saya tidak membayangkan diruang semi tertutup dan dipanasi mereka bekerja. Sungguh luar biasa perjuangan membuat mie asin ini. Setelah diangkat dari halaman, mie disimpan berjajar dibatang kayu panjang dan siap untuk diikat. Pekerja sudah terampil menggabungkan helaian mie satu dengan lainnya lalu diikat dengan mie itu sendiri. Bentuknya seperti gurita, setelah itu baru kemudian dan ditimbang dan dimasukkan kedalam kantong plastik bening bercapkan merek “Bunga”.
Misoa sedang dikemas oleh pekerja
Misoa sedang dikemas oleh pekerja

Yes! inilah pabrik Mie Asin/Misoa cap Bunga di Jalan Kridasana 33 Singkawang. Teman saya sempat berseloroh jika saya mendatangi tempat ini maka sulit untuk bisa menikmati mie asin lagi. Saya tidak akan memberitahu kenapa. Datang saja dan lihat sendiri tapi sampai sekarang, saya tetap saja majan mie asin dan tidak perduli dengan apa yang ditemui di pabrik. Bagi saya setiap kuliner pasti punya proses panjang dan rumit dipembuatannya. Biarlah itu menjadi misteri dan kenikmatan hakiki yang dinikmati dalam mangkok. Selamat makan dan salam yumcez!.
Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.