Menjelajah Benteng Merah Agra Fort

Setelah puas berkeliling dan menikmati kemegahan Taj Mahal, saatnya menuju Benteng Merah Agra Fort. Kami segera menuju rickshaw yang kami sewa seharian. Tujuannya adalah menuju Stasiun kereta terlebih dahulu.


Setelah puas berkeliling dan menikmati kemegahan Taj Mahal, saatnya menuju Benteng Merah Agra Fort. Kami segera menuju rickshaw yang kami sewa seharian. Tujuannya adalah menuju Stasiun kereta terlebih dahulu. Kami melangkah menuju Tourism Information Center untuk mencari kereta api menuju Varanasi menggunakan kuota turis yang biasanya disediakan. Kali ini kami tidak beruntung, tidak ada kereta yang langsung menuju Varanasi. Yang ada hanya tiket dari Agra Fort ke Tundla Junction lalu baru berpindah kereta menuju stasiun terdekat di Varanasi yaitu Mughal Sarai.

Benteng Merah Agra Fort
Benteng Merah Agra Fort
Urusan tiket selesai, supir Rickshaw kami, Azad Bhai kemudian mengantarkan kami menikmati makanan lezat di restoran sederhana di sepanjang jalan menuju Agra Fort. Kami sudah tidak perduli lagi nama tempat makan ini, karena sudah terlalu lapar dan butuh banyak asupan makanan enak. Pesananpun banyak, chapatti dengan keju dan kacang mede, naan dengan garlic dan butter, nasi briyani, ayam tandoori, tikka masala, daal dan segelas lassi. Hening sekali, semuanya focus kemakanan karena lapar. Dengan 230 rupee seorang, kami sudah makan kenyang dan siap melanjutkan perjalanan kembali ke Benteng Merah Agra Fort.
Benteng Merah Agra Fort
Benteng Merah Agra Fort
Benteng Merah Agra Fort
Benteng Merah Agra Fort
Jika tadi kami langsung bergerak dari Taj Mahal menuju Agra Fort, jaraknya tidak terlalu jauh, hanya sekitar 2,5 kilometer ke arah barat laut. Agra Fort atau Benteng Agra, merupakan salah satu tempat wisata yang terkenal di India. Situs bersejarah ini menempati areal seluas 380.000 meter persegi dan memiliki empat buah pintu gerbang utama. Pintu gerbang terbesarnya bernama Delhi Gate yang menghadap langsung ke arah kota. Sementara pintu lain, yakni Lahore Gate atau Amar Singh Gate, menjadi satu-satunya pintu masuk wisatawan untuk bias menikmati keindahan istana, paviliun, balkon, lapangan, patung-patung, dan mesjid yang berada di dalam Benteng Merah  Agra Fort.
Benteng Merah Agra Fort
Benteng Merah Agra Fort
Benteng Merah Agra Fort
Benteng Merah Agra Fort
Seperti biasa, jika ingin masuk kita akan di periksa barang bawaan menggunakan pemindai dan juga metal detector serta juga akan melalui pemeriksaan tubuh. Pria dan wanita dipisah pemeriksaannya sementara ransel besar tidak boleh di bawa masuk. Di sini juga menyediakan penitipan tas sama seperti di Taj mahal, tersedia juga tempat minum gratis bagi yang membutuhkan air.
Benteng Merah Agra Fort
Benteng Merah Agra Fort
Benteng Merah Agra Fort
Benteng Merah Agra Fort
Kalau dilihat sekilas, benteng ini memang mirip dengan Red Fort di New Delhi. Bata yang di gunakan juga berwarna merah. Bangunan ini terlihat megah dan kokoh karena memang digunakan sebagai benteng pertahanan tapi di bagian dalam juga terdapat kompleks istana. Untuk sekedar bermain di bagian luar dinding tembok Agra tidak perlu membeli tiket masuk, tapi jika ingin menikmati bagian dalam maka di wajibkan untuk membeli tiket seharga 300 rupee dan tambahan audio tour guide seharga 100 rupee. Namun untuk yang mengunjungi benteng ini di hari yang sama dengan berkunjung ke Taj Mahal, akan mendapat potongan harga walau tidak besar. Banyak lokasi indah yang bias dijadikan titik pengambilan gambar, jangan lupa siapkan baterai kamera dan kartu penyimpan data yang memadai.
Benteng Merah Agra Fort
Benteng Merah Agra Fort
Benteng Merah Agra Fort
Mengintip dari jendela Benteng Merah Agra Fort
Dari audio tour guide yang saya sewa, Benteng Agra dibangun oleh kaisar yang paling disegani, Kaisar Akbar sang kaisar terbesar Mughal pada 1565 masehi. Ketika Kerajaan Inggris menduduki India, benteng bermenara ini pun dikuasai pasukan Inggris. Sampai sekarang sebagian besar Benteng Agra masuk dalam wilayah kepemilikan angkatan bersenjata India. Turis dilarang menyusuri bagian tersebut.
Benteng Merah Agra Fort
Benteng Merah Agra Fort

Benteng Merah Agra Fort
Benteng Merah Agra Fort
Gerbang yang saya gunakan untuk masuk bernama Amar Singh, sementara Gerbang Delhi biasanya tertutup untuk publik. Setelah melewati gerbang, siapkan kamera. Bangunan dengan struktur menawan menanti pengunjungnya. Saya melihat ada istana, masjid, air mancur yang dikelilingi taman berisi bunga-bunga segar dan terlihat serta tempat pemandian raja yang terbuka.

Bertemu wanita yang penuh tepung warna warni
Bertemu wanita yang penuh tepung warna warni
Bangunan pertama yang bias dilihat adalah Diwan-e- Aam atau ruangan audiensi publik. Ruangan yang dipersembahkan untuk menjamu tamu Negara juga ada di sini. Namanya Diwan-e-Khas. Tempat ini dibangun pada tahun 1635. Di dalamnya terdapat dua tempat duduk untuk raja. Singgasana putih terbuat dari marmer dan yang hitam dibuat dari batu. Kaisar Shah Jahan konon kerap duduk di singgasana putih untuk beristirahat, sembari melihat atraksi adu gajah di singgasana batu.

Tukang Jalan Jajan ke Benteng Merah Agra Fort
Tukang Jalan Jajan ke Benteng Merah Agra Fort
Dalam struktur utama benteng terdapat bangunan Khas Mahal, tempat kaisar beristirahat. Ruangan di Khas Mahal unik karena bagian atasnya yang langsung beratapkan langit, arsitektur merencanakan ini supaya angin bias berembus saat musim panas. Menjaga agar kaisar tidak kepanasan. Ada pula ruangan ikan dengan air mancur, kolam, dan saluran air yang penuh ikan. Namanya Macchi Bhawan. Dahulu kala sang kaisar menghilangkan rasa bosannya dengan bersantai di sini.

Tukang Jalan Jajan ke Benteng Merah Agra Fort
Tukang Jalan Jajan ke Benteng Merah Agra Fort
Saya juga sempat berkeliling di bagian luar tembok benteng melalui jalan setapak yang cukup panjang dan melelahkan. Kami terus berjalan ingin tahu sampai di mana ujung dari benteng ini namun ternyata ada beberapa sudut yang dilarang untuk dikunjungi karena menjadi bagian angkatan darat India. Terpaksa harus memutar arah untuk kembali keluar ke gerbang Agra Fort. Masih ada satu tempat lagi yang akan dikunjungi sebelum meninggalkan kota ini yaitu Baby Taj atau Itimad-ud-Daulah. Sesampai di luar gerbang kami langsung kembali bergerak meggunakan auto rickshaw yang meraung kencang di jalanan Agra yang ramai.
Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.