Memandang Taj Mahal dari Seberang

Tukang Jalan Jajan penasaran dengan Taj Mahal jika dilihat dari seberang. Sebenarnya taman Mehtab Bagh ini tidak masuk dalam daftar rencana kunjungan saya. Namun Patel menyarankan untuk pergi menyambut matahari terbit di tempat ini. Namanya cukup asing bagi saya, namun Patel mengatakan bahwa tempat ini indah sekali di pagi hari. Saya tidak akan percaya kalau tidak melihatnya sendiri. Apalagi saya adalah pecinta kelas berat matahari terbit dan terbenam.

Tukang Jalan Jajan penasaran dengan Taj Mahal jika dilihat dari seberang. Sebenarnya taman Mehtab Bagh ini tidak masuk dalam daftar rencana kunjungan saya. Namun Patel menyarankan untuk pergi menyambut matahari terbit di tempat ini. Namanya cukup asing bagi saya, namun Patel mengatakan bahwa tempat ini indah sekali di pagi hari. Saya tidak akan percaya kalau tidak melihatnya sendiri. Apalagi saya adalah pecinta kelas berat matahari terbit dan terbenam. Maka saya akhirnya setuju dengan ajakan Patel tersebut.

Tukang Jalan Jajan dan Patel, Mehtab Bagh, Agra, India
Tukang Jalan Jajan dan Patel, Mehtab Bagh, Agra, India
Pagi hari pukul lima pagi, kami bertiga sudah siap menunggu jemputan auto rickshaw yang sudah kami sewa sejak semalam. Sambil menunggu, segelas kopi jadi teman saya mengawali pagi. Saya tidak bisa lepas dari kopi, bahkan ketika di India sekalipun.

Menunggu matahari terbit, Mehtab Bagh, Agra, India
Menunggu matahari terbit, Mehtab Bagh, Agra, India
Seorang pria duduk pojok ruangan, sibuk memainkan smartphone. Entah kenapa saya begitu ingin menyapa dan mengucapkan selamat pagi. Dan setelah berbasa-basi lebih jauh, ternyata dugaan saya terkonfirmasi. Namanya Iman, dan ia berasal dari Indonesia. Iya! Indonesia! Teman sebangsa dan setanah air, tidak sengaja saya temukan jauh di Agra. Sebuah kebetulan yang menyenangkan. Setidaknya sekarang ada teman saya untuk bicara bahasa India. 

Mehtab Bagh, Agra, India
Mehtab Bagh, Agra, India
Ketika kami tawarkan untuk turut serta bersama kami berkeliling Agra hari itu, ia menerima dengan gembira. Inilah senangnya bertraveling, kita akan menemukan teman-teman baru yang tak terduga. Auto Rickshaw tiba ketika langit masih antari malam dan pagi. Tanpa menunggu lami kami berempat bergerak dari Shah Jahan Hotel menuju tujuan kami pertama, Mehtab Bagh.

Mehtab Bagh diseberang Taj Mahal, Agra, India
Mehtab Bagh diseberang Taj Mahal, Agra, India
Mehtab Bagh, atau yang biasa juga dikenal dengan Moonlight Garden, adalah sebuah taman yang terletak di belakang Taj Mahal. Lokasi taman ini dan Taj Mahal, dipisahkan oleh sungai Yamuna yang ukurannya cukup lebar. Seperti banyak objek wisata lain di India, taman ini juga menerapkan harga tiket masuk yang berbeda untuk turis lokal dan asing. Turis asing seperti kami (kecuali Patel) diharuskan merogoh kocek sebesar 100 rupee.

Menunggu Pagi, Mehtab Bagh diseberang Taj Mahal, Agra, India
Menunggu Pagi, Mehtab Bagh diseberang Taj Mahal, Agra, India
Udara pagi masih sangat segar saat kami tiba. Matahari belum naik sempurna. Namun pintu masuk taman ini sudah banyak terparkir rickshaw. Meski masih pagi, taman ini sudah ada pengunjungnya. Seperti kami, mereka juga tampaknya hendak menyambut matahari terbit di sini.

Menunggu Pagi, Mehtab Bagh diseberang Taj Mahal, Agra, India
Menunggu Pagi, Mehtab Bagh diseberang Taj Mahal, Agra, India
Taman ini konon kabarnya sudah berusia lebih dari lima abad. Mehtab Bagh merupakan situs sejarah peninggalan Kekaisaran Mughal yang pembangunannya mempunyai dua tujuan, yaitu memperindah bangunan Taj Mahal yang menjadi lokasi pemakaman istri Raja Shah Jahan serta pula sebagai pencegah banjir yang pada masa itu sering melanda pesisir Kota Agra akibat meluapnya sungai Yamuna.

Menunggu Pagi, Mehtab Bagh diseberang Taj Mahal, Agra, India
Menunggu Pagi, Mehtab Bagh diseberang Taj Mahal, Agra, India
Taman ini begitu luasnya. Saya baru menyadari, hampir semua lokasi wisata di India ini menempati lahan yang sangat luas. Saya jadi ingat bagaimana kelelahannya saya sebelumnya berkeliling Red Fort, Amber Fort ataupun City Palace. Tidak ada yang di bangun di tanah sempit yang terbatas.

Patel, Mehtab Bagh diseberang Taj Mahal, Agra, India
Patel, Mehtab Bagh diseberang Taj Mahal, Agra, India
Saya langsung melompat-lompat senang dengan keindahan taman ini. Udara di pagi terasa sangat segar. Kami menyusuri jalan berumput untuk menuju ujung taman, di pinggir sungai Yamuna dan tempat paling dekat kami bisa melihat Taj Mahal. Banyak sekali pohon, dan bunga yang ditanam dengan presisi yang terukur sehingga tampak indah. Jika berdiri di titik yang tepat maka tanaman itu akan terlihat seperti garis-garis beraneka warna.

Tukang Jalan Jajan dan Iman Santosa, Mehtab Bagh diseberang Taj Mahal, Agra, India
Tukang Jalan Jajan dan Iman Santosa, Mehtab Bagh diseberang Taj Mahal, Agra, India
Di bagian taman yang dekat dengan sungai Yamunaterdapat puing-puing bangunan. Konon itu adalah puing-puing bangunan pasangan Taj Mahal yang sempat hendak dibangun pula oleh Shah Jahan. Jika Taj Mahal merupakan makan untuk istrinya, maka bangunan yang terbuat dari marmer hitam itu direncanakan menjadi makam untuk Shah Jahan sendiri, sehingga keabadian cintanya terabadikan dalam dua buah bangunan makam yang berpasangan. 

Mehtab Bagh diseberang Taj Mahal, Agra, India
Mehtab Bagh diseberang Taj Mahal, Agra, India
Namun pembangunan itu tidak pernah diselesaikan karena Shah Jahan lebih dulu ditangkap dan dipenjarakan oleh anaknya sendiri.


Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.