Surga Kalimantan Bernama Mulu National Park

Saya sudah lama mengincar untuk datang ke Mulu National Park seluas 528 hektar, salah satu taman yang masuk kedalam daftar UNESCO World Heritage Site di tahun 2005.

Sayang rasanya kalau keindahan alam surga  Kalimantan tidak di eksplorasi, mumpung hutannya masih lebat dan udaranya masih segar. Pulau Kalimantan salah satu pulau yang masih menyimpan ekosistem lengkap di muka bumi ini, tidak ada yang menyangkal bahwa eksotismenya mampu menarik perhatian orang dari berbagai belahan dunia untuk datang dan menikmati hijaunya sepenggal surga yang jatuh ke bumi ini. Saya sudah lama mengincar untuk datang ke Mulu National Park seluas 528 hektar, salah satu taman yang masuk kedalam daftar UNESCO World Heritage Site di tahun 2005. Sayang rasanya kalau saya tidak langsung menghirup udara segarnya.

Sampai di bandara Mulu
Sampai di bandara Mulu
Suasana kampung
Suasana kampung
Berada di Malaysia, tepatnya di negara bagian Sarawak, Mulu. Kita bisa melihat banyak gua yang saling berhubungan satu sama lain sehingga menjadi jaringan gua terpanjang di dunia. Di dalam gua-gua ini juga terdapat Sarawak Chamber yang mampu memuat 47 pesawat boing 747. Masih banyak hal menarik lain yang seru untuk di ulik, tidak ada alasan lagi bagi saya untuk tidak  menceritakannya.


Kampung Mulu yang Damai dan Segar
Perjalanan santai saya mulai dari Miri ke Mulu menggunakan pesawat sekitar 45 menit. Pesawat berbadan kecil, twin otter dengan isi pesawat hanya 18 orang. Selama berada di atas pesawat saya hanya melihat kebun sawit, sungai, gunung dan hutan yang sangat lebat. Saya bisa membayangkan segarnya udara di Mulu. Rasanya sudah tidak sabar untuk sampai, belum habis minuman ringan yang saya bawa dalam tas, pesawat sudah mendarat dengan manis di bandara Mulu. Bandara ini landasannya tidak terlalu besar dengan bangunan bandara yang kecil.

Bermain sumpit
Bermain sumpit
Keluar dari bandara saya sudah di sambut oleh Paul Victor yang akan memandu selama di Mulu. Setelah barang dari bagasi pesawat keluar, saya langsung bergegas menuju bus tua yang mengantarkan ke villa di tengah hutan. Sepanjang jalan saya bertanya mengenai kampung ini. Ternyata di sini jumlah penduduknya tidak banyak, hanya sekitar 400 orang saja dari suku Penan dan Berawan, sehingga setiap orang mengenal dengan baik. Penduduk akan tahu siapa saja tamu yang datang ke sini. Jika ditambah dengan pendatang dari luar seperti pengelola villa, hostel dan pegawai kantor Mulu National Park , maka total keseluruhan tidak lebih dari 500 orang saja.




Sungai Melanau
Sungai Melanau
Selama melewati jalan aspal sederhana ini, dikiri dan dikanan hanya hutan dan penduduk kampung yang lalu lalang berjalan kaki. Rumah-rumah tidak banyak di sepanjang jalan. Tidak ada kendaraan bermotor, hanya beberapa mobil dan sepeda yang dimiliki oleh villa dan resort. Untuk beraktifitas di sini lebih sering menggunakan perahu bermotor untuk melewati sungai yang terhubung dengan satu kampung dan kampung lainnya. Rasa lelah yang mendera tiba tiba hilang begitu merasakan udara yang sejuk di Mulu. Tidak sia-sia rasanya berjalan sejauh ini. Saya sudah membayangkan serunya berpetualang diantara gua gua dan menyusuri hutan rindang serta terjun ke dalam sungai berair jernih dan alami.
chef Musa Punan Mulu Marriot Resort and Spa
Chef Musa Punan
Tim chef Musa Punan
Tim chef Musa Punan
Sup Labu kuningMulu Marriot Resort and Spa
Sup Labu kuning
Paket Nasi dengan ayam pandan Mulu Marriot Resort and Spa
Paket Nasi dengan ayam pandan
Hot Dog Burger Mulu Resort and Spa
Hot Dog Burger
Laksa Sarawak by chef Musa Punan . Mulu Marriot Resort and Spa
Laksa Sarawak
Fish and Chips Mulu Marriot Resort and Spa
Fish and Chips
Hari ini saya dibawa beristirahat di Mulu Marriot Resort and Spa sejenak untuk meletakkan barang bawaan dan juga menikmati makan siang, Semangkuk Laksa Sarawak yang disiapkan Chef Musa Punan terasa sangat lezat. Saya baru kali ini measakan kaldu udang di padu santan seenak ini. Perut kenyang dan hatipun lega. Selanjutnya saya diajak oleh Paul untuk menuju Kantor Mulu National Park untuk medaftarkan diri, mengisi data dan membayar RM 30 untuk 5 hari berpetualang. Sebuah gelang pengenal diberikan di tangan sebagai tanda masuk, jangan di lepas jika berkunjung lebih dari 5 hari.

Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.