Bertemu Penyu di Pulau Talang Talang
Pulang Talang Talang Berada di Lundu, Sarawak Malaysia. Kedua Pulau Talang-Talang, Talang Besar dan Talang Kecil dapat diakses dari Sematan. Tidak ada beach resort disini hanya ada perumahan yang disediakan suaka margasatwa. Jika ingin tinggal di resort, cari saja di Sematan.
Bertemu Penyu di Pulau Talang Talang. Pulang
Talang Talang Berada di Lundu, Sarawak Malaysia. Kedua
Pulau Talang-Talang, Talang Besar dan Talang Kecil
dapat diakses dari Sematan, tidak terbuka untuk masyarakat umum; pengunjung
hanya diperbolehkan dalam 2,8 km dari Pulau Talang Besar, Pulau Talang Kecil,
Pulau Satang Kecil atau Suaka Margasatwa Ara-Banun dengan pengaturan khusus
dengan Sarawak Forestry. Izin seperti itu biasanya hanya diberikan kepada para
peneliti, siswa, organisasi konservasi, dan orang-orang yang terlibat dalam
Program Sukarelawan Penyu Laut. Tidak ada beach resort disini hanya ada perumahan yang
disediakan suaka margasatwa. Jika ingin tinggal di resort, cari saja di
Sematan.
Dengan program ini, relawan yang membayar
dapat tinggal di Pulau Talang-Talang Besar dan membantu staf dari pantai
patroli Konservasi Stasiun Penyu, memindahkan telur ke penetasan dan bahkan
melepaskan tukik. Untuk detailnya, kapal dilarang bersandar pada waktu
tertentu. Semua aktifitas akan diawasi. Pengunjung dapat berenang dan
snorkeling namun tidak melewati jam 5 sore. Tukang Jalan Jajan sangat beruntung
punya kesepatan datang kesini, bermalam, berenang, snorkeling, melihat milky
way, bermain pasir dan melepas tukik serta melihat penyu bertelur.
Mengintip Pulau Talang Talang Yang
Misterius
Saya
bangga pernah jadi orang yang sampai ke sini. Tak banyak orang yang bisa masuk
ke area konservasi ini karena tertutup untuk umum. Kalau pun ada pengunjung
yang mau datang, wajib mengurus surat ijin masuk di kementerian kehutanan di
Sarawak terlebih dahulu. Biasa masuknya sebesar RM 1200 untuk satu orang asing
dan RM 700 untuk orang lokal Sarawak. Setelah 30 menit perjalanan dari Telok
Melano saya menjejakkan kaki di pasir lembut berwarna putih. Airnya lautnya
sangat bening dan bisa melihat dari atas sejauh 1 meter kebawah. Dari jauh
warnanya hijau kebiruan. beberapa ratus meter terlihat rumah penjaga taman
negara yang terdiri dari 3 lokal. Park Office, Hostel dan rumah park ranger. Semua
asupan listrik berasal dari tenaga surya sementara air berasal dari tampungan
hujan. Ada sebuah halaman berisi tempat penetasan telur penyu.
Saya
berjinjit melewati pasir panas karena teringat kejadian di Tanjung Datu sembari membawa tas punggung dan kotak berisi
perbekalan. Lumayan jauh berputar melewati bibir pantai hingga pinggiran
berbatu granit. Selama berjalan saya melihat banyak sekali jejak penyu yang
saling silang silih berganti. Luar biasa banyaknya penyu yang mendarat untuk
bertelur disini. Sementara dibelakang sana hutan hijau yang sangat lebat nyaris
tanpa jarak. Sesampainya di hostel, sudah ada Jason yang menunggu. Wajahnya
tampak lelah karena mereka tidak tidur semalaman menunggu penyu selesai
bertelur. walaupun ada 3 park ranger
tapi banyaknya penyu yang mendarat membuat mereka bekerja ekstra keras
sepanjang malam hingga pagi.
Setelah
menyelesaikan mengisi beberapa dokumen, kami dipersilakan menyimpan barang di
bagian atas rumah. Ada 3 kamar yang bisa digunakan, masing masing berisi 5
tempat tidur, 2 tempat tidur dan satu tempat tidur. Sementara dibagian bawah
ada dapur, ruang makan dan beranda untuk bersantai yang cukup luas. Kamar mandi
dan toilet berada diluar dan penggunaan air bersih dibatasi. Nina kembali
menyiapkan makan siang dan sore ini kami akan melihat tukik yang baru menetas
serta berenang.
Perjuangan Penyu Tak Pernah Selesai
Jason
datang sore ini membawa ember. Dia menunjukkan beberapa alat yang digunakan
untuk memonitor penyu yang mendarat di Pulang Talang Talang. Ada tang untuk
memasang badge titanium, lambing ini
terbuat dari titanium yang berisi beberapa kode seperti negara asal, nomor
penyu dan jenisnya. lalu ada meteran untuk mengukur panjang dan lebar penyu
serta timbangan untuk mengukur penyu. Semua aktifitas ini dilakukan setelah
penyu bertelur. “Dulu ada belasan sampai puluhan ekor penyu yang datang kesini,
sekarang jarang sekali mencapai 10 ekor. Rata-rata penyu hijau, penyu lain
jarang sekali”. Jason mengatakan, populasi penyu bertelur menurun drastic
selama 6 tahun dia bertugas disini.
Tempat penetasan Penyu di Talang Talang island |
Jason
lalu mengajak kami menuju ke tukik yang sudah menetas semalam, Mereka
meletakkan tukik ini diruangan yang sejuk. Jason mengatakan tidak semua telur
menetas, biasanya ada beberapa yang tak berhasil menetas danada juga yang mati
sebelum berhasil mencapai atas pasir. Jika terlambat menetas maka tukik ini
biasanya akan lemas dan malas bergerak. Jason membalik tukik ini, dia
menunjukkan bahwa dibagian bawah masih terdapat cadangan makanan selamaa satu
minggu.
Sambil mengamati tukik ini, saya bertanya, “kenapa penyu ini diberi
nama penyu hijau?”, Padahal saya tidak melihat warna hijau sama sekali. Jason
menjelaskan bahwa penyu hijau (Chelonia
Mydas) memiliki lapisan lemak berwarna hijau.Tukik selalu bergerak aktif jika
sensor diujung hidung merasa ada didekat air laut. Lalu Jason mengajak kamu
kembali kerumah singgah. Nanti malam kita akan melepas tukik dan memantau penyu
bertelur.
Sayapun tak mau menyia nyiakan sore hari.
Berenang dan snorkeling adalah pilihan tepat untuk menikmati air jernih. Sambil
menggunakan alat snorkeling saya melintar dibeberapa bebatuan besar didalam
laut. Tidak ada koral namun ikan nemo berwarna hitam dan biru sibuk berlalu
lalang disela batu. Udang-udang kecilpun berlari kesana kemari diatas pasir
putih. Aturan di pantai ini, berenang tidak boleh melewati pukul 5 sore karena
penyu sudah mulai mempersiapkan diri untuk mendarat. Jason memanggil kami untuk
segera ke darat. “cepat kembali, kepala penyu sudah terlihat”. Sayapun kembali
ke rumah dan mempersiapkan diri untuk sunset
di Talang Talang.
Selamat
Tinggal Tukik, Selamat Datang Mama Penyu.
Matahari meninggalkan jejak merah dicakrawala, pemandangannya sungguh brbeda saat saya di Tanjung Datu.
Masing-masing dari kami sudah siap dibibir pantai dengan ember berisi tukik.
Semua lampu harus dimatikan agar tak mempengaruhi navigasi mereka. Tukik tadi
harus diletakkan diatas pasir agar mereka dapat merekam dan merasakan keadaan
sekitar. Mencatat dalam memori merekabahwa ke pulau ini mereka akan kembali
untuk bertelur kelak.
Sementara dibawah sana mereka harus melawan kepiting, ,
hiu dan predator lainnya yang siap memangsa. Maka dari itulah mereka harus
dilepaskan pada malam hari. Biasanya untuk membantu mereka mengarah ke pantai
maka akan dinyalakan satu senter yang menyeruai terangnya bulan agar mereka
lebih mudah sampai ke air. Tukik ini akan bergerak dengan keempat kaki mereka
dimana ditangan kiri dan kanan terdapat satu buah cakar untuk memudahkan mereka
bergerak didarat. perlahan lahan, semua tukik ini menghilang di lautan luas,
memulai hidup keras mereka untuk kembali 25 tahun lagi.
Setelah selesai, kami perlahan-lahan kembali
menuju rumah. menununggu mama penyu untuk datang ke pulau dan bertelur. Park
Ranger memberi kami sebuah walkie talkie untuk memudahkan komunikasi. Semua
lampu dimatikan dan kami hidup dalam gelap gulita. Rembulan berbentuk sabit
bersinar terang. Bintang bertaburan dilangit. Saat yang tepat untuk beberapa
gambar milky way. sembari terkantuk,
semuanya hening sembari menunggu penyu mendarat.
Mama penyu hijau mendarat di Talang Talang Island |
Pukul 1 dini hari walkie talkie berbunyi,
seekor penyu sudah siap bertelur dan seekor lagi masih berputar putar mencari
lokasi sarang. kami bergegas menuju lokasi yang dimaksud. Dalam sekali siklus
bertelur, penyu hijau membutuhkan waktu 2-4 jam, bisa jadi mereka tak jadi
bertelur karena tak menemukan lokasi yang tepat.
Jejak Penyu hijau di Talang Talang Island |
Siklus yang terjadi saat bertelur
- Pada tahapan ke 1 sampai 4, penyu mudah terganggu dan akan segera kembali ke laut. Pemantuan harus dilakukan dari jarak relatif jauh, tidak berisik dan tidak boleh menyalakan sinar. Penyu akan berjalan kesana kemari untuk mencari lokasi yang tepat. Tahapan 5, penyu akan menggunakan ke-empat ekstremitasnya menggali pasir untuk menanam tubuhnya. Pemantau tetap mesti menjaga jarak, tidak berisik dan tidak boleh menyalakan sinar.
- Tahapan 6, lubang vertikal sedalam sekitar 60 cm dan selebar sejengkal orang dewasa akan digali oleh penyu dengan ekstremitas belakang. Saat ini penyu masih mudah terganggu oleh pergerakan dan sinar. Jika pada saat menggali terbentur batu, mereka akan bergerak untuk mencari lokasi lubang yang baru.
Mama penyu hijau sedang bertelur di Talang Talang Island |
- Tahapan 7, sejumlah 80 hingga 150 butir telur akan dikeluarkan melalui kloaka. Pada saat ini kita sudah bisa mendekat namun lampu tidak boleh menyorot kepala, harus dari bagian belakang penyu.
Telur Penyu hijau di Talang Talang Island |
- Pada tahapan 8, menunjukkan periode saat sensitifitas penyu relatif rendah; sinar, pergerakan dan sinar terang bisa ditolerir. Pada tahapan ini, akan ditandai penutupan lubang telur yang dilakukan dengan ekstremitas belakang dan lubang tubuh yang dilakukan dengan ke-empat ekstremitas. Kita tetap mesti menjaga jarak, agar tidak terkena siraman pasir.
- Tahapan 9, Penyu akan melakukan sand bathing, denganmenggerakkan seluruh ekstremitas menyemburkan pasir keseluruh tubuh dan sekitar lubang.
- Tahapan 10 dan 11, saat penyu bergerak ke arah laut, sinar akan cenderung membuatnya dis-orientasi, sehingga lampu senter mesti dimatikan. Sepanjang pada waktu dan arah yang sama tidak ada penyu yang naik ke pantai, kita masih bisa mengikuti gerakan penyu hingga batas air dengan berendap-endap.
Mama penyu hijau selesai bertelur di Talang Talang Island |
Selesai bertelur, Park ranger akan membiarkan
mama penyu untuk kembali ke laut terlebih dahulu dan telur harus dipindahkan
segera ke tempat penetasan sebelum dua jam. Jika terlewat, telur tidak bisa
dipindahkan karena embrio sudah mulai berkembang. Dalam lubang pertama ini,
kami mendapat 99 telur penyu. Setelah bertelur biasanya penyu akan dicek,
apakah sudah diberi Badge atau belum,
jika memang asli Malaysia maka akan dicatat sebagai kedatangan kembali, jika
belum ada badge maka dianggap sebagai
penduduk baru, namun tak menutup kemungkinan, penyu dari negara lain bertandang
untuk bertelur disini. Setelah ditandai baru kemudian ditimbang dan diukur.
Total penyu yang mendarat hari ini berjumlah 9
ekor dan hanya 7 saja yang bertelur. Sisanya kembali ke laut karena tidak
menemukan lokasi yang tepat.Hingga jam 6 pagi, masih ada penyu yang mendarat,
sementara matahari mulai muncul perlahan, warnanya merah membias diatas air
laut yang agak berombak. Pengalaman luar biasa, saya beruntung karena hanya 18
orang yang yang boleh bertandang disini setiap bulannya, 9 diawal bulan dan 9
diakhir bulan. biasanya setelah 10-20 hari mereka akan kembali ke pantai untuk
bertelur
tukik Penyu hijau di Talang Talang Island |
Penyu seperti
buku catatan, semenjak lahir dia sudah mampu mengingat lokasi kelahirannya.
selama masa hidupnya, 20-50 tahun akan kembali ketempat yang sama setelah
mengitari puluhan ribu mil laut. Seperti manusia, mereka akan mudik kekampung
halaman. merekam semua cerita lahir hingga kembali melakukan regenerasi.
Selamat pagi dari Talang Talang Island |
Untuk menjaga alam memang dibutuhkan usaha yang
keras. Membuat ekosistem terjaga artinya tetap membatasi jumlah manusia yang
datang. Alam boleh dipelajari namun jangan dieksploitasi. Manusia harus
membantu menjaga supaya ekosistem seimbang, bukan malah menjadi predator utama
apalagi perusak lingkungan. Mari jaga kebersihan dengan membawa semua sampah
dihutan, membatasi penggunaan plastik dan stop membuang sampah ke laut.
31 komentar
Silakan berkomentar dengan bijak. Setelah anda mampir dan berkomentar, saya akan berkunjung balik. Jangan meninggalkan link hidup ya :)
Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : eko.dony.prayudi@gmail.com
+Telp/WA : 0819 - 3210 - 9497
+IG/Twitter : @dodon_jerry
keren ya
awalnya aku gak paham, kok tau negara asalnya penyu? dari mana? ternyata ada badge atau penandanya ya. tapi badgenya seperti apa Mas Don? Nggak kelihatan di gambar
Penyu-penyu yang lucu dan sehat.
Mama penyu yang aktif bertelur.
Indahnya alam di Pulau Talang-Talang.
Baca kalimat mas dodon "Alam boleh dipelajari namun jangan dieksploitasi," teringat dilema warga lokal karimunjawa, suka dg ramainya karimunjawa agar perekonomian lancar. Tetapi khawatir pula nantinya tak asri lagi.
Karena menurut cerita .telurnya juga diambil masyarakat buat dikonsumsi...
Btw itu penulisan Talang Talang memang gak pakai tanda setrip (-) yah, alias bukan kata ulang, seperti Toli-Toli?
Moga2 mereka survive dan bisa kembali utk bertelur ya mas :D
makasih sharing petualangannya mas, ditunggu cerita yang lainnya ya :-)