Island Hopping di Sabah, Menyapa Taman Laut Tunku Abdul Rahman

Kami diajak berjalan menuju pelabuhan Jesselton Point untuk menjelajah pulau-pulau indah di Sabah. Pulau Manukan, Sapi dan Gaya masuk dalam jadwal jelajah hari ini.

Sabah itu menyenangkan. Sebagai pecinta pantai, laut dan matahari sore, sudah pasti Kota Kinabalu masuk kedalam daftar kota yang wajib dikunjungi dalam daftar kunjungan saya. Ransel sudah dikemas, barang-barang sudah dimasukkan kedalamnya dengan rapi. cukup untuk perjalanan selama satu minggu. Atas undangan Sabah Tourism Board dan Air Asia bersama sepuluh orang lainnya maka berangkatlah saya menuju negeri di bawah bayu “Land below the wind”. Pesawat saya berangkat dari Pontianak menuju Kuching dan transit selama enam jam sebelum melanjutkan perjalanan menuju ke Kota Kinabalu. Perjalanan dari Pontianak tidak sampai satu jam sementara perjalanan dari Kuching Menuju KK sekitar satu jam empat puluh menit saja.

Thanks Air Asia for supporting us
“Jangan sampai ngga jadi ke pulau-pulau atau ke gunung Kinabalu”. batin saya mengulang-ngulang kalimat tersebut. Bukannya apa-apa selama dua kali saya ke Sabah selalu belum beruntung. Angan saya melambung tinggi dibangku empuk pesawat Air Asia ini. Sekedar meluruskan punggung setelah berada dalam minggu yang sibuk, bahkan sebelum berangkatpun saya masih mengerjakan ujian. Untunglah, sendi lutut saya masih bisa bergerak bebas di bangku Air Asia yang lumayan luas. Walaupun penerbangan ini bertarif murah, pelayanan, keselamatan dan rasa nyaman tetap jadi prioritas utama pelayanan.

Indonesian Blogger goes to Sabah
Indonesian Blogger goes to Sabah
Sembari memejamkan mata, saya mendengarkan pengunguman bahwa pesawat kami akan mendarat di Airport Kota Kinabalu. Pesawat mendarat mulus dan semua penumpang turun perlahan dengan tenang. Sudah pukul 10 malam dan kami bergegas menuju imigrasi dan mengumpulkan semua bagasi. Perjalanan ini dimulai. beberapa kali saya menggeser layar smartphone, melihat dengan seksama itinerary yang akan saya lalui. Sepertinya kesenangan ini akan membuncah selama lima hari. Beberapa kali jari saya juga membalas dan menginformasikan kepada Pak Joshua Sanjan dari Air Asia bahwa kami sudah sampai di Airport dan siap untuk keluar.

Perjalanan Eksplorasi Sabah di Mulai
“I am Shocked”. Di luar ekspektasi, kami sudah disambut Pak Bobby Alex dari Sabah Tourism Board di depan pintu keluar Bandara. Sudah jam 11.00 malam dan seorang gadis berpakaian adat mengalungkan “Vinusak”  kalung manik-manik motif buatan tangan oleh wanita-wanita Rungus di rumah-rumah panjang Kudat di Sabah Utara. Vinusak adalah tunas bunga muda yang menggambarkan simbol kehidupan, kalung Vinusak adalah sambutan hangat untuk tamu yang datang demi kebaikan, keberuntungan dan kesehatan yang baik. Sebuah sambutan hangat yang luar biasa dan ditutup dengan foto bersama dengan banner yang sudah dibuat sebelumnya dari Indonesia.

Welcome card and fruits from Grandis Hotel, Thanks Mr Michael Tan
Welcome card and fruits from Grandis Hotel, Thanks Mr Michael Tan
Setelah menyapa dengan hangat, kamipun diantar ke hotel Grandis, tempat yang menjadi rumah kedua kami selama beberapa hari. Bus berhenti didepan sebuah mall, Suria Sabah Shopping Mall 1, Hotel ini memang berada disebelah mall dan berada di Jalan Tun Fuad Stephens, Kota Kinabalu 88000, Malaysia. Hotel dengan pelayanan bintang empat menyambut saya dan room mate, Salman dengan tulisan selamat datang dengan kartu dan buah yang tersimpan rapi di mej kerjaa. sungguh penghormatan yang menyenangkan. Kamar 616 ini menghadap ke Kota dengan luas kurang lebih 29 meter persegi. Ada dua ranjang dan kamar mandi dengan toiletries yang lengkap termasuk pisau cukur, sisir dan perlatan menjahit. 

Mini bar hotel Grandis
Mini bar hotel Grandis
Ada pengering rambut, shower air hangat. Tersedia AC dan brankas serta TV yang terhubung dengan satelit. Ada mini bar dan kulkas. Kopi dan teh tersedia bersama pemanas air.  Untuk memudahkan bekerja tersedia meja dan kursi kerja serta sofa panjang. Sarapan tersedia dipagi hari dengan pilihan yang beragam dan banyak.

Tempat tidur selama di Hotel Grandis
Tempat tidur selama di Hotel Grandis
Penyambutan yang menyenangkan saat sarapan pagi hari, kami disapa oleh Michael Tan, General Manajer hotel yang menanyakan bagaimana perasaan menginap. Tentu saja kami bahagia karena kamar yang nyaman, selimut yang hangat, Kasur dan bantal yang empuk telah menemani kami sepanjang malam. Tidur nyenyak, makan banyak dan kami siap berpetualang pagi ini di Kota Kinabalu.

Menjelajah Pulau Berpasir Putih dan Berair Jernih
Pagi Ini, Mr Junaidi, sang pemandu wisata sudah mengajak kami berkumpul. Jam masih menunjukkan pukul delapan pagi. Kami diajak berjalan menuju pelabuhan Jesselton Point untuk menjelajah pulau-pulau indah di Sabah. Pulau Manukan, Sapi dan Gaya masuk dalam jadwal jelajah hari ini. Berbekal dry bag kesayangan, baju ganti dan kamera, saya siap 100% untuk berpetualang. 

Genks Jalan Jalan Ceria siap mengeksplorasi pulau pulau di Sabah
Genks Jalan Jalan Ceria siap mengeksplorasi pulau pulau di Sabah
Untuk menuju kesana, harus membeli tiket terlebih dahulu di Kantor penjualan bersama yang ada di sebelah kanan gapura masuk. Tersedia banyak sekali tur operator didalamnya, tinggal dipilih saja mau menggunakan yang mana. Ada beberapa gugusan pulau yang dapat dikunjungi yaitu : Manukan, Mamutik, Sapi, Sulug, Gaya, dan Water Village. Tarif untuk menuju kesanapun berbeda-beda

Keadaan Jetty Jesselton point hari ini
Keadaan Jetty Jesselton point hari ini
Dewasa: RM 23 (1 Pulau), RM 33 (2 Pulau), RM 43 (3 Pulau), RM 53 (4 Pulau) dan Anak-anak: RM 18 (1 Pulau), RM 23 (2 Pulau), RM 28 (3 Pulau), RM 33 (4 Pulau) sedangkan untuk penggunaan pelabuhan kita harus membayar lagi sebesar Dewasa: RM 7.63 dan anak-anak: RM 3.82. Tempat ini juga menyediakan persewaan jaket pelampung dan snorkeling masing-masing seharga RM 10.

Menuju boat yang akan membawa ke Manukan Island
Menuju boat yang akan membawa ke Manukan Island
Terdapat beberapa toko juga yang menjual berbagai keperluan dipantai seperti topi, kacamata, baju renang sampai dry bag. semuanya tersedia di satu kawasan termasuk jika ingin membeli makanan. Kapal sendiri akan berlayar pada pagi untuk  Pergi pukul 8.30 am dan seterusnya (Setiap 30 menit) serta pulang, pukul 12.00 pm hingga 5.00 pm (Setiap 1 jam)

tempat bersantai di Jesselton Point
tempat bersantai di Jesselton Point
Setelah menunggu beberapa saat, kapal boat bermesin ganda bersiap membawa kami menuju Manukan Island, pulau yang masuk kedalam gugusan taman nasional Tunku Abdul Rahman. Manukan sebagai pulau terbesar sehingga paling ramai dikunjungi oleh wisatawan. Kapalpun merapat perlahan ke jetty, jembatan kayu menghantar kami ke gerbang masuk. Konter tiket adalah yang paling dulu dituju untuk melaporkan kedatangan sebelum melakukan aktifitas lebih lanjut. 

Jalanan rapi di Manukan Island denga pepohonan yang rindang
Jalanan rapi di Manukan Island denga pepohonan yang rindang
Dari pandangan mata selama berjalan, ada beberapa resort dan restoran tepi pantai yang menyediakan makanan dan minuman dengan menawarkan pemandangan pantai yang indah. Pasir pantai yang halus dan berwarna putih keruh dengan air yang hijau kebiruan dan bersih jadi senjata untuk menarik wisatawan berkunjung. Beberapa ikan dan karang dapat disaksikan sembari snorkling dipinggiran pantai. Beberapa sudut juga terdapat operator wisata yang menawarkan sea walker dan diving. Arusnya yang tenang membuat wisatawan dapat tenang menikmati pantai dan laut

Aktifitas di pinggir pantai Manukan Island
Aktifitas di pinggir pantai Manukan Island
Sepanjang pantai ini juga terlihat pohon pohon tinggi nan rindang sehingga nyaman untuk sekedar berjemur dan melepas lelah. ada pula meja dan kursi panjang untuk sekedar duduk dan menghirup udara pantai. Saya menyempatkan diri untuk menyusuri jalan disepanjang pulau ini. Taman yang nyaman dengan petunjuk arah yang jelas memudahkan saya untuk mengetahui lokasi mana yang hendak dituju. 

Selamat datang di Manukan Island
Selamat datang di Manukan Island
Dipersimpangan jalan, antara papan nama pulau dan penunjuk arah, saya sempat melihat selongsong peluru dan roket yang telah aus dimakan jaman sisa perang dunia kedua yang terdampar di pulau Manukan. Bagi pecinta pantai, pasti akan memilih berlama lama tinggal disini menikmati keindahan laut yang damai dan menyenangkan.

Berjalan Di dalam Laut
Setelah puas di pulau ini, kami menaiki boat untuk menuju sebuah Ponton ditengah laut, namanya operator yang mengelola adalah Borneo Reef World. Keunikannya ponton ini hanya ada Sembilan buah diseluruh dunia dan ponton yang saya naiki ini terbesar di Asia Tenggara. Fasilitas didalamnya juga lengkap, ada restoran, kamar bilas dan ganti, aquarium raksasa untuk melihat keadaan bawah laut flora dan fauna yang ada diperairan ini. Selain ada ada sea walker dan kelas diving bagi yang ingin belajar.
Cukup membayar RM 200 untuk dewasa, kita sudah mendapat paket yang terdiri dari Welcome Drink, Morning Refreshments, Buffet Lunch (untuk paket 15 orang), Fish Educational Platform, Underwater Observatory Tour, Snorkelling, Free Rental of Life Jacket, Mask, Fins, Snorkel dan untuk boat transfer ke Pulau Sapi dikenakan biaya tambahan RM 10. Pada saat registrasi kita diminta untuk melakukan deposit RM 100 yang bisa diambil kembali setelah selesai

Memandang laut lepas dari Pontoon Borneo Reef World
Memandang laut lepas dari Pontoon Borneo Reef World
Sayapun duduk bersantai disebuah meja bersama teman-teman lain begitu menjejakkan kaki diatas Pontoon ini. sembari menikmati kopi dan berbagai macam kue, kami mendengarkan penjelasan Jamal, salah satu petugas pendamping di tempat ini. Perlahan saya menyimak penjelasannya diantara suara bising turis yang lain. Jamal menjelaskan mengenai arti tanda isyarat didalam air karena kami akan melakukan sea walking. Tanda “naik”, “turun”, “ok”, “perhatian” dan “menyerah” dijelaskan sembari dipraktekkan. Ia menjelaskan juga do and don’t pada saat melakukan aktifitas ini. Hari ini pengunjung sangat ramai, kami harus bersabar menunggu giliran, ada dua hal yang bisa dilakukan, pertama snorkeling disekitar pontoon tanpa melewati batas garis yang sudah dibuat dan kedua, masuk kedalam aquarium raksasa dan melihat biota laut disana.

Pontoon Borneo Reef World
Pontoon Borneo Reef World
Saya yang sedang malas basah memilih untuk masuk kedalam lorong menuruni anak tangga untuk masuk kedalam aquarium. didalam sana ada kaca jendela yang dapat menembus air. Dibawah sini saya melihat karang dan anemon yang terletak manis dipinggiran jendela seperti bunga dalam pot, beberapa ikan seperti ikan badut (nemo) dan beberapa ikan lainnya berseliweran dimana mana. disebelah kanan terlihat juga beberapa instruktur selam sedang melatih wisatawan sedangkan disebelah kiri terlihat wisatawan berhelm oksigen sedang berada dibawah air. Setelah puas, pilihan berikutnya kembali berkeliling pontoon. Ternyata tempat ini menyediakan olahraga air seperti jetsky dan paralayang. Sudut yang lain juga terdapat kolam ikan.
Bonus hari ini! semoga memanjakan kita semua, berjemur di Manukan Island
Bonus hari ini! semoga memanjakan kita semua, berjemur di Manukan Island
Saat yang dinanti tiba!. Kami dibagi dua kelompok. Sebanyak enam orang akan mulai turun kedasar air. Sebelum dimulai, kami diminta untuk menandatangani surat perjanjian terlebih dahulu setelah itu memilih sepatu karet yang sesuai dengan ukuran kaki baru kemudian duduk di bangku untuk menunggu giliran dipasangi helm oksigen. Saya berada diurutan kelima setelah melakukan pemanasan dengan berenang sekitar lokasi. Tibalah giliran saya dipasangkan sungkup oksigen seberat 35 kilogram ini. Setelah terpasang, perlahan-lahan saya diajak turun oleh seorang penyelam untuk menuruni tangga. Supaya berat kebawah, saya diminta untuk jongkok sembari tetap melangkah. Awalnya sulit karena saya harus tetap berkonsentrasi melangkah menuruni anak tangga sementara saya tidak boleh melihat kebawah. Tangan yang satu memegang helm sementara yang lain memegang tiang tangga. Saya harus membagi konsentrasi sementara kalau didarat saya bukan tipe orang yang bisa melakukan pekerjaan dalam waktu bersamaan.

Sea walking dengan helm oksigen, seperti pentol bakso :)
Sea walking dengan helm oksigen, seperti pentol bakso :)
Beberapa kali penyelam menanyakan dengan kode apakah saya baik-baik saja dan meminta saya untuk fokus melihat matanya. Saya yang rabun tanpa kacamata hanya bisa melihat samar dan tidak tahu mana matanya, pilihan paling aman adalah membentuk tanda bulatan dengan mempertemukan jempol dan telunjuk. Semua aman! beberapa kali klimatisasi sampai saya tiba di tempat yang landai sehingga dapat leluasa berjalan sembari menyesuaikan diri dengan penglihatan yang menjadi cembung. Lima menit pertama adalah masa penyesuaian. Saya harus gamang sebelum benar benar bisa menikmati pertunjukan yang diberikan penyelam. memainkan gelembung lalu membentuk bulatan, memberi makan ikan sampai melakukan berbagai manuver tentu saja di 15 menit terakhir waktunya untuk berfoto-foto dengan berbagai video. 

Salam sapa manja dari bawah laut, Sea Walking with Borneo Reef World
Salam sapa manja dari bawah laut, Sea Walking with Borneo Reef World
Entah berapa banyak video yang sudah direkam oleh teman sekelompok saya Mbak Evi dan kelakuan andre yang luar biasa aktif. Levi sebagai anggota ke enam kelompok ini gagal bergabung bersama setelah 2 kali harus mengambang kepermukaan! cerita ini berlanjut ke tulisan berikutnya karena perjalanan ini masih panjang!
POINKAAAAAAA!!!

Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.