Bincang Literasi diPesona Kulminasi Matahari

Acara Bincang Literasi diPesona Kulminasi Matahari di Pontianak sudah dilaksanakan. Ini adalah hal baru yang saja dimasukkan dalam rangkaian acara di tugu khatulistiwa. Teman saya mengatakan bahwa, “acara literasi kurang seksi”. Mungkin bagi sebagian orang juga berpikiran sama, tapi benarkah? Saya selalu penasaran dengan pengelolaan pariwisata setiap daerah di Indonesia dan negara lain. Banyak daerah saya kunjungi untuk tahu bagaimana pemerintah mengelola dan mengembangkan infrastruktur kepariwisataannya.
Acara Bincang Literasi diPesona Kulminasi Matahari di Pontianak sudah dilaksanakan. Ini adalah hal baru yang saja dimasukkan dalam rangkaian acara di tugu khatulistiwa. Teman saya mengatakan bahwa, “acara literasi kurang seksi”. Mungkin bagi sebagian orang juga berpikiran sama, tapi benarkah? Saya selalu penasaran dengan pengelolaan pariwisata setiap daerah di Indonesia dan negara lain. Banyak daerah saya kunjungi untuk tahu bagaimana pemerintah mengelola dan mengembangkan infrastruktur kepariwisataannya.

Pembicara di Bincang Literasi Pesona Kulminasi Matahari
Pembicara di Bincang Literasi Pesona Kulminasi Matahari
Tukang jalan jajan tidak pernah punya akses ke pemerintahan, hanya mampu memberikan opini. Sebenarnya saya iri dengan pemerintah daerah lain yang sadar dengan potensi pariwisatanya karena pemimpin daerahnya tahu bahwa ini adalah raksasa pemasukan APBD yang lama tertidur. Saat potensi sumber daya alam sudah tidak ada lagi yang dieksploitasi maka pariwisatalah yang jadi senjata utama. Saya bersyukur Indonesia sudah mulai beranjak dan sadar betapa indahnya alam Indonesia sehingga mulai gencar melakukan promosi.

kawasan dermaga Khatulistiwa Park
 kawasan dermaga Khatulistiwa Park
Saya datang sebagai salah satu pengisi acara untuk “CreaTalk” 23 Maret 2017 Bincang Literasi Khatulistiwa. Saya bersama dengan orang-orang hebat di dunia literasi, seperti Dedy Ari Asfar (peneliti Balai Bahasa Kalimantan Barat) yang mengupas Stategi Membangun Budaya Literasi Dalam Menjadikan Pontianak Sebagai Kota Literasi. Burdhadi (pegiat literasi) membahas tentang Perkembangan Dunia Penulisan di Pontianak serta Varli Pay Sandi (penulis, penerbit) mengupas tentang Penerbitan Karya di Pontianak. Saya sendiri lebih berkonsentrasi pada tantangan dan peluang profesi foodblogger dan travelwriter di Pontianak.
Papan Peringatan di kawasan Khatulistiwa Park
Papan Peringatan di kawasan Khatulistiwa Park
Saya sendiri sebenarnya ingin lebih mengajak pemerintah Kota Pontianak untuk lebih giat mempromosikan pariwisata. Tidak banyak memang lokasi pariwisata namun potensi kuliner yang besar harus bisa dikembangkan dengan baik. Saya juga membandingkan beberapa kota yang sudah maju promosi pariwisatanya seperti Solo, Jogja dan Bali. Apa yang menyebabkan wisatawan banyak datang? 
Pembicara di Bincang Literasi Pesona Kulminasi Matahari
Pembicara di Bincang Literasi Pesona Kulminasi Matahari
Pembicara di Bincang Literasi Pesona Kulminasi Matahari
Pembicara di Bincang Literasi Pesona Kulminasi Matahari
Tentu karena informasi pariwisata yang mereka dapatkan lengkap dan akurat, ditambah dengan masyarakatnya yang sudah sadar wisata. Saya sangat berharap, Kota Pontianak memiliki paling tidak 3 – 4 buku panduan wisata. Semarang, kota kecil saja paling tidak punya 8 buku panduan wisata. Bahkan untuk lokasi pecinan saja, ada 1 buku khusus yang membahas.

Kapal bersandar di Dermaga dekat tugu Khatulistiwa
Kapal bersandar di Dermaga dekat tugu Khatulistiwa
Selain bincang literasi, ada banyak sekali acara lain yang juga ada selama tiga hari di festival kulminasi matahari. Mulai dari pertunjukan dari berbagai komunitas, pameran fotografi, produk UMKM, festival wisata kuliner, hingga petunjukan musik di tribun utama. Musik yang disajikan juga bermacam-macam, ada band sampai solois yang menunjukkan kebolehan bermain musik. 
Panggung Musik di acara Pesona Kulminasi Matahari
Panggung Musik di acara Pesona Kulminasi Matahari
Saya baru tersadar bahwa di Pontianak juga punya banyak musisi hebat. Termasuk salah satu pemusik yang sekaligus bernyanyi. Dengan gitar tunggal dan suaranya yang merdu menghibur wisatawan yang datang ke tugu khatulistiwa. Saya terpesona dengan alunan suara gitar akustiknya yang terdengar pas mengiringi lagu yang dibawakan. Setelah dari sini saya langsung terpikir untuk mencari gitar akustik murah di toko online.

kawasan Khatulistiwa Park
 kawasan Khatulistiwa Park
Tukang jalan jajan juga sempat berkeliling tugu Khatulistiwa sore itu, ternyatasudah banyak pembangunan disekitarnya. Mulai dari pembangunan tribun permanen lengkap dengan panggung pertunjukan dan dermaga. Bangunan penunjang seperti kantin, ruang pameran, ruang bincang, musholla. Taman yang penuh dengan tanaman segar dibuat untuk memanjakan pengunjung yang datang. Toilet dan tong sampah juga disediakan dan sudah cukup memadai. Parkir kendaraan roda dua dan empat juga luas dan mulai di tata dengan rapi. Tempat ini sudah lumayan nyaman walaupun pembangunannya baru mencapai 30%.

Jangkar kapal di kawasan Khatulistiwa Park
Jangkar kapal di kawasan Khatulistiwa Park
Untuk kendaraan umum menuju kesana dapat digunakan kapal wisata yang bergerak dari alun kapuas menuju tugu Khatulistiwa dengan tarif Rp 10.000,- Kedepannya berharap ada bus kota juga yang melayani rute ke tempat wisata ini karena didekat pintu tugu Khatulistiwa sudah dibangunhalte bus. Pontianak patut berbangga dengan tempat wisata yang sudah mulai dibenahi ini. Saya sebagai penikmat pariwisata akhirnya punya tempat yang di tuju pada saat temansaya datang dari luar kota. Semoga makin banyak lokasi pariwisata Pontianak yang di benahi dan wisata kuliner semakin terangkat. Satu lagi, Buku Panduan Pariwisata! Doakan saya bisa menulisnya.


Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.