Rawon Delicia dan Potluck yang Ngangenin

Rawon adalah masakan khas Jawa Timur yang bumbu utamanya adalah kluwek. Dalam bahasa Betawi, kluwek disebut pucung.

Sudah lama merencanakan untuk Pot luck bersama teman-teman gengges yang punya kemampuan memasak dan membuat kue tanpa diragukan lagi. Sempat batal satu kali karena ada satu orang yang tidak bisa ikut (baca Boen Mada} dan menunda satu minggu lagi. Beberapa orang sudah mempersiapkan diri untuk membawa makanan andalannya. Sampai akhirnya, di hari yang sudah ditentukan, kembali seorang anggota tak bisa hadir (baca Boen Mada). Hampir batal tapi beberapa orang sudah tegas tidak mau menunda, termasuk saya!

Kumpul Bahagia dalam rangka Potluck
Kami berkumpul bahagia
Rawon adalah masakan khas Jawa Timur yang bumbu utamanya adalah kluwek. Dalam bahasa Betawi, kluwek disebut pucung. Masakan Betawi juga mengenal kuah pucung yang sangat mirip rawon, tetapi proteinnya adalah ikan – bukan daging sapi. Di Pekalongan, masakan berkuah yang mirip rawon disebut garang asem. Di Makassar juga ada palu kalua yang mirip kuah pucung Betawi – juga untuk masakan ikan. Tetapi, bagi saya, rawon Jawa Timur adalah juara dunia. Warnanya hitam kelam, aromanya khas, dan pilihan kluweknya menciptakan rasa kacang (nutty) yang nendang. Tidak mudah membuat rawon karena menuntut ketepatan tinggi untuk menyeimbangkan bumbu-bumbu seperti: kluwek, kemiri, daun jeruk, daun salam, sereh, dan bawang merah.

Rawon dan tahu Delicia
Rawon modifikasi dengan tahu
Saya penasaran saat mbak Louise ingin memasak rawon. Aih! Penasaran juga dengan rawon citarasa ngayogyakarto! Saya memang sedang kangen makan rawon jadi saat tercetus ide masak rawon saya langsung yes 100% walaupun beberapa waktu sempat hampir gagal karena ketersediaan kluwek yang lumayan susah di dapat di Pontianak. Sebagai bahan utama tentu harus yang terbaik.

Nasi putih, sambal dan rawon Delicia
Nasi putih, sambal dan rawon
Rawon disajikan dengan sambal dari cabe dan bawang, serta tauge pendek. Tauge pendek merupakan keharusan karena tauge yang “belum jadi” ini justru masih manis rasanya. Manisnya tauge pendek dan pedasnya sambal menciptakan nuansa khas untuk rawon. Lauk pendampingnya yang juga termasuk “default” adalah krupuk udang dan telur asin. Tempe goreng garing juga cocok sebagai pendamping tambahan.

Mbak Louise sudah mempersiapkan rawon ini dengan berbelanja siang hari. Boleh dibilang hampir semuanya lengkap disajikan. Rawon daging berkuah hitam kluwek dengan warna minyak yang mengapung. Menunjukkan betapa gurih makanan ini. Aroma harumnya terasa saat tutup di buka, saya mengintip ada tambahan daun bawang untuk yang dimasukkan kedalamnya. Semua bersiap mengambil pirin. Saya, kak Wiga dan kak Dini serta minus kak Boen sudah siap dengan mangkoknya masing-masing. Racikannya ya terserah dan sesuai selera saja.

Japanese Cake by Wiga cake house
Japanese Cheese Cake
Saya meletakkan toge bantet paling bawah dan langsung saya siramkan dengan kuah beserta daging sapi yang sudah terlihat empuk dan sedikit berlemak. Tidak lupa tambahan telur asin dan kerupuk udang saya simpan di pinggir nasi panas. Ternyata saya menemukan cara baru menikmati rawon dengan menambahkan daun kemangi kedalamnya. Aromanya semakin segar dan menggoda tapi saya masih belum terbiasa. Masih ragu untuk menambahkannya.

Rawon dan kemangi ala Louise Wulandari
Rawon dan kemangi
Seruputan pertama membuat saya berbinar. Gurih dan asin berpadu tepat dengan bumbu rawon yang didominasi rasa kluwek. Saat saya tambahkan sambal uleg rasanya semakin kaya. Begitu saya makan dengan daging, toge dan telur asin, bahagia saya ada di puncak. Apalagi di tambah dengan obrolan ringan membuat nikmat ini beradu dengan tawa. Meja makan mampu memberikan cerita tersendiri. Menyenangkan sudah pasti.

Japanese Cheese Cake by Wiga Cake House
Japanese Cheese Cake
Pertemuan ini memang membuat kami bahagia. Masih ada nasi pedas nyonyah Lamberdos, Japanese cheese cake dan sambal goreng pete dan rambak yang menemani kebahagiaan ini. Tidak lupa teh Darjeeling yang sedap menutup kebahagiaan ini. Ada banyak cinta dan cerita dari pertemuan yang langka ini. Saya selalu merasa, makanan selalu bisa mencairkan suasana dan menyatukan rasa, Pernah mengadakan potluck? Pasti perasaan yang ada sama seperti yang saya rasakan. See you at next potluck Mbak Louise, kak Wiga, kak Dini dan yang selalu ketinggalan kak Boen Mada

Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.