Menjelajah Gua Kapur dan Menikmati Kemurnian Air Mulu National Park

ari ini saya kembali meneruskan petualangan menuju 4 titik sekaligus, mulai dari Wind Cave, Clear Water Cave, Lang Cafe dan Deer Cave. Tubuh sudah beristirahat siap berpetualang kembali melewati sungai Melanau kurang lebih 15 menit untuk sampai ke lokasi transit menuju gua angin.

Mengunjungi gua gua di Mulu National Park memang menyenangkan. Sebenarnya seluruh gua ini terhubung satu sama lain. Gua Mulu termasuk Sarawak Chamber, adalah ruang alam bawah tanah terbesar ke kedua di dunia setelah Miaos Chamber di Tiongkok. Saya beruntung masih bisa menguliknya. Tidak hanya itu, Gunung Mulu sendiri merupakan gunung tertinggi di Sarawak dan ke empat di Malaysia setelah Kinabalu, Trusmadi dan Tambuyukon di Sabah. Sebagai UNESCO World Heritage Site rasanya penggemar eco-tourism harus menjejakkan kaki kesini.

Wind Cave, Clear Water Cave, Lang Cafe dan Deer Cave
Bang Paul Victor, Guide bersertifikat di Miri dan Mulu
siap berpetualang
Siap berpetualang dan masuk kedalam gua
Hari ini saya kembali meneruskan petualangan menuju 4 titik sekaligus, mulai dari Wind Cave, Clear Water Cave, Lang Cafe dan Deer Cave. Tubuh sudah beristirahat siap berpetualang kembali melewati sungai Melanau kurang lebih 15 menit untuk sampai ke lokasi transit menuju gua angin. Dinamakan demikian karena banyak angin yang masuk kedalam gua dari sela bebatuan. Gua yang berada dalam pegunungan yang ditumbuhi vegetasi lebat, dinding dari bebatuan kapur yang terbentuk mirip dengan pisau cukur dan merupakan bagian dari gua batu kapur terbesar di dunia. Saya terperangah dengan bentuknya. Tangga kayu menanjak sejauh 350 meter segera saya daki untuk sampai ke mulut gua.


Lengkap dengan pengaman sebelum melakukan eksplorasi
Lengkap dengan pengaman sebelum melakukan eksplorasi
Perjalanan menuju caving di Mulu
Perjalanan menuju jalinan gua di Mulu
Air yang jernih dan sejuk
Jernih dan sejuk
Sesampainya didalam saya merasa sejuk sekali. Pemandangan kiri dan kanan di penuhi dengan stalagtit dan stalagmit yang terbentuk ribuan tahun. Beberapa flowrock dan batu karang tersusun rapi didalam. Sungguh karya Maha Agung, berbentuk seperti bagian dalam istana yang megah dengan pahatan alam. Hampir rata-rata gua ini gelap dengan sedikit pencahayaan. Saya melihat banyak bentuk bebatuan yang terbentuk secara alami. Bentuknyapun membuat saya mengira-ngira dan beberapa membuat saya mengernyitkan kening lalu tertawa. Ada yang berbentuk bagian tubuh manusia ada yang berbentuk seperti ubur-ubur dan masih banyak lagi. Berjalan menikmatinya sekitar 700 meter hingga sampai di pintu keluar lalu setelah itu berjalan selama 15 menit untuk sampai ke gua berikutnya yaitu Clearwater Cave. Gua yang memegang rekor terpanjang di Asia dengan jarak antar mulut mencapai 107 kilometer ini sebenarnya saling tersambung.

Siap berpetualang dan bahagia
Siap berpetualang
Dalam gua ini saya mendengar bunyi air yang sangat deras, ternyata didalamnya terdapat sungai, pantas saja suasananya sejuk. Jika anda penggemar fotografi di dalam gua, saya rasa tempat ini memiliki tantangan tersendiri. Saat keluar dari gua ini sekitar 200 anak tangga turun akan ada sebuah lokasi peristirahatan. Ada meja dan kursi yang dibuat disekitar pohon besar, disediakan toilet untuk mandi dan buang air. Di bagian bawah tebing terdapat sungai yang mengalir jernih. Airnya tenang dan berkilauan. Saya dapat melihat sampai kedasar sungai. Di tepian beberapa perahu juga ditambatkan.

Air mengalir deras
Air mengalir deras
Langit biru dan Hutan hijau
Langit biru dan hutan hijau
Kelompok kami memutuskan beristirahat sebentar di sini untuk makan siang dan melepas lelah, saya sendiri sudah tidak tahan untuk terjun ke sungai berair jernih yang tidak terlalu dalam ini. Segar dan mengembalikan energi yang sudah terkuras setengah harian ini. Selesai berganti baju kami kembali menggunakan perahu bermesin kembali menuju kantor Mulu National Park untuk perjalanan berikutnya.
Berlayar dengan boat bermesin
Berlayar
Menepi
SIap menepi
Menyusuri gua dan alam di sini memang sangat menyenangkan. Banyak sekali flora dan fauna yang saya temukan, beberapa ada yang sudah pernah saya lihat namun beberapa nya lagi belum. Perjalanan ini mengajarkan saya bagaimana cara menghargai alam yang telah menyediakan banyak oksigen bagi manusia di muka bumi. Belum lagi hutan ini menyediakan rumah bagi berbagai macam satwa. Mari kita jaga ekosisitem ini dengan baik.


Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.