Menghadiri Pernikahan, Reuni, Kota Baru, Tanah Pinoh, Melawi


Seberapa besar rasa kegembiraan saat diundang ke pesta pernikahan? Mungkin kebanyakan orang bilang biasa saja. Kebetulan kali ini saya super bersemangat, selain yang menikah teman baik saya, lokasinya juga belum pernah saya kunjungi, walaupun cuaca kota Sintang tidak bersahabat, hampir setiap hari hujan. Semangat saya tidak kendur, karena saya penasaran dengan salah satu kota di Kabupaten Melawi, Kota Baru.
Jalan menuju lokasi dan merupakan jalan sawit
Pagi hari jam 09.00 saya sudah menyusuri jalanan kota Sintang yang rusak bersama teman saya Bang Imin, setelah melewati persimpangan menuju Melawi barusan jalan menjadi mulus tanpa halangan bearti, menuju ke ibukota Kabupaten Melawi, Pinoh saya menghabiskan waktu hampir 2 jam dengan menggunakan motor berkecepatan sedang, 60-70 km/jam. Boleh dibilang perjalanan saya terbilang santai karena saya dan sahabat lama berbincang sembari tertawa lepas selama perjalanan.

Ssampai di Pinoh kami harus melanjutkan kembali perjalanan menuju kota Baru, jika menggunakan motor kami hanya menempuh dengan waktu 3 jam tapi dengan jalan yang sangat buruk, kemungkinan besar kami akan kelelahan. Teman saya yang Lain Hendra memutuskan untuk menggunakan mobil dengan waktu tempuh kurang lebih 5 jam. Dengan beberapa kali harus beristirahat melepas lelah.

Me, Ayong and Imin
Jalan yang berlubang disana sini dengan air yang menggenang ditambah melewati jalan mobil besar pengangkut sawit yang belum diaspal hanya jalan berbatu. Tidak hanya lembah dan bukit serta kebun sawit yang dilewati, kami juga melewati beberapa kampong dan tepian sungai yang lumayan jernih serta jembatan tua yang masih difungsikan. Perjalanan ini tidak akan bisa saya dapatkan diluar Kalimantan Barat. Tapi jika hujan deras makan jalan akan banjir dan kendaraan tidak bisa lewat.

Area perjalanan kami
Dari 9 pagi kami tiba kurang lebih pukul 4 sore dan menuju ke penginapan di tengah kota bersebelahan dengan Teriminal Kota Baru. Penginapan 3 putri memiliki beberapa kamar yang lumayan bersih dengan fasilitas sederhana seperti AC,TV serta toilet dibagian dalam. Dilengkapi dengan tempat tidur king size, cukup muat untuk kami bertiga. Cukup membayar kurang lebihRp 130.000,- an saja kami sudah bisa menikmati kenyamanan ini.

Me and the bank
Penginapan tiga putri ini juga menyediakan rumah makan dan toko kelontong yang dapat melayani kebutuhan orang yang meginap disini. Selain penginapan ini, masih banyak juga penginapan disekitar terinal ini yang bisa ditempati, namun menurut teman saya,penginapan inilah yang lumayan bersih dan fasilitasnya cukup lengkap. Selain itu juga disekitar tempat ini masih banyak rumah makan lain.

Mobil yang kami gunakan untuk berpetualang
Kota baru sendiri merupakan salah satu kecamatan yang ada di Melawi, merupakan kota kecil yang menjadi tempat singgah untuk melanjutkan perjalunan selanjutnya menuju Pinoh, Sintang atau mungkin Pontianak. Bus dan angkutan desa disini hanya beroperasi pagi hingga sore hari. Termasuk juga jadi persinggahan sopir truck yang membawa berbagai kebutuhan kelontong kedaerah atau truck yang membawa hasil bumi kekota.

Jangan bertanya sinyal telepon disini, hanya telko**** yang bisa beroperasi, saya harus meminjam telepon genggam teman saya untuk memberikan informasi kerumah. Kota baru sendiri terbagi menjadi beberapa kampung.

Pasangan yang berbahagia
Pada saat malam hari sebelum menghadiri acara pernikahan teman saya ternyata diterminal disebelah penginapan diadakan konser dangdut. Walaupun yang datang hanya artis kabupaten tapi sebelum mulai saja, terminal sudah ramai dan dipenuhi masyarakat. Sepertinya kota ini jarang tersentuh hiburan sehingga jika ada pertunujukan band atau organ tunggal pernikahan maka orang akan berkunjung sekedar untuk menonton, ikut bernyanyi atau menari.

Groom and Bridge
Pernikahan di desa Sawah Tunjuk ternyata cukup unik, ada 2 sesi. Sesi pertama adalah sesi formal, dimana undangan datang untuk makan, lalu bersalaman dan bersalaman dengan pengantin dan keluarga sedangkan sesi kedua adalah sesi joged bebas dengan iringan organ tunggal. Uniknya disaat ritual ini pengantin yang sudah berganti baju harus ikut menari dilantai dansa dan aka nada karakter unik yang akan muncul dan ikut menari, seperti pocong, ibu berbusana akan pergi ke ladang dan beberapa karakter tidak jelas lainnya. Penonton dan tamu undangan yang ada disekitar panggung akan ditarik untuk berjoged ditengah lantai dansa dan tidak boleh ada penolakan.

Selfie bersama pengantin
Ikatan keluarga di kampung ini cukup kuat, menurut cerita teman saya yang menikah, Mas Eko. Jika ada yang menikah maka warga sekitar akan membentuk panitia, kemudian akan memasak bersama-sama untuk acara pernikahan. Informasi juga akan disampaikan melalui toa masjid, sehingga jika ada informasi terbaru akan diketahui oleh seluruh panitia. Hal ini biasanya dilakukan bergantian jika ada salah satu warganya yang menikah. Kekeluargaan yang sangat kuat antar warga yang sudah jarang ditemui di kota besar.

Pengantin harus ikut bergoyang
Saya sendiri mengikuti ke 2 sesi ini dengan seksama. Dari pukul 9 malam hingga jam 12 malam acara masih berlangsung dan bukannya bertambah sepi, justru semakin bertambah ramai. Warga yang datang juga dari beberapa kampung sekitar. Cemilan dan minuman hangat terus hadir menemani pasukan joged. Saya sempat kasihan dengan pasangan pengantin yang terlihat lelah. Mereka belum bisa beristirahat karena harus menunggu acara selesai. Seperti acara berduaan malam ini terancam gagal karena sudah keburu kelelahan.

After Party
Pukul 1 dinihari saya sudah sangat mengantuk, tidak kuat menunggu dan memutuskan untuk mengajak ke 2 teman saya pulang menuju penginapan. Bahkan sebelum sampai di penginapan kami masih sempat singgah untuk makan bakso yang ternyata buka hingga subuh. Saya semat bertanya apakah ini terjadi setiap hari? ternyata tidak, hal ini hanya ada pada saat kampung ramai dan biasanya malam minggu saja.
Suasana di belakang panggung

Sampai di penginapan, kami harus menelpon pemilik dan sedikit mengetok sedikit hampir menggedor. Jadi kalau iningi pulang sibuh jangan lupa untuk meminta nomor pemilik penginapan agar tidak terkunci di luar. Sampai di kamar tubuh sudah tidak mampu diajak berkompromi. Sehabis mencuci muka dan menggosok gigi saya langsung terkapar tidak sadarkan diri di tempat tidur karena kelelahan. Kepala, punggung, pinggang sudah tidak bisa singkron lagi. Mempersiapkan diri untuk esok hari karena masih ada perjalanan panjang untuk pulang.

Reuni dengan Kuntari, Ayong dan Imin
Sedikit menambah cerita, perjalanan di sini memang tidak nyaman, ada beberapa jalan yang bisa di pilih, ada jalan kebun sawit ada pula jalan Negara, semuanya sama saja rusak parah. Menggunakan motor lebih cepat dari mobil tapi siap-siap untuk mengalami sakit punggung, pinggang dan bokong. Jika hujan kemungkinan jalan semakin rusak, paling parah biasanya banjir dan susah dilewati. Nikmati perjalanannya dan berhentilah dititik-titik tertentu karena banyak pemandangan indah.

Poin penting saya bela-belain kesini selain yang menikah adalah teman dekat saya juga menyempatkan diri untuk reuni dengan teman-teman saya yang sudah belasan tahun tidak bertemu. Nice to meet you all, Kuntari, Gusti Hendra Gunawan and Rahimin Ahmad. Thank you so much for all your kindness and hospitality. Congratulation Eko Priyatmoko!

Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.