Happy Interview with Angelina and Jun Lin

Setiap festival yang sukses pasti mendapat sentuhan dari beberapa orang yang hebat berdiri dibelakangnya. Mereka tentu berjuang keras agar acara ini bisa memberikan kepuasan dan tentu berpengaruh positif dari segi bisnis. Tidak mudah membuat sesuatu menjadi luar biasa perlu kerja keras dan tentu perhitungan yang matang. Borneo Jazz Festival adalah salah satu proyek besar dan saya berkesempatan berbincang dengan dua tokoh yang berperan penting. Jika biasanya posisi ini diisi oleh pria kali ini saya akan berbincang dengan dua perempuan hebat.

Perempuan pertama yang saya ajak berbincang pertama adalah Angelina Patricia Bateman, yang merupakan Director – Event & Corporate Relations Sarawak Tourism Board. Mereka sudah mempersiapkan sebaik mungkin dari sejak lama. termasuk mempersiapkan musisi yang hadir, lokasi dan tentu saja acara apa saja yang bisa dimasukkan kedalam acara ini. Mulai dari mempersiapkan acara tree planting yang menjadi trademark, memori lane exhibition dan susunan acara dalam kegiatan hariannya.
 
Angelina Bateman
Memang tidak banyak yang bisa diperbincangkan tapi setelah acara ini berlangsung, saya bisa melihat banak hal yang berhasil. target empat ribu orang perhari mampu tercapai. acara dapat berlangsung dengan baik dan sesuai rencana. Wajah lelah yang saya temui awal kedatangan saya ke Miri terbayarkan dengan hasil maksimal Borneo Jazz Festival 2015 yang terbilang sukses tanpa ada kendala.

Beralih ke Jun-Lin Yeoh yang juga sudah pernah saya temui sebelumnya di Rain Forest World Music Festival. Masih sebagai Artistic Director untuk Borneo Jazz Festival 2015. Jun-Lin sendiri mengatakan bahwa dia berusaha untuk membuat sesuatu yang berbeda dengan memberikan sentuhan berbeda, seperti dengan membuat Borneo Jazz dilakukan diluar ruangan karena sudah banyak konser musik jazz yang sudah dilakukan didalam ruangan. Disinilah tantangannya dimana biasanya didalam ruangan butuh keintiman, keselarasan, dan konsentrasi. Semuanya dicoba berbeda diluar ruangan.

Jun Lin
Tahun ini merupakan tahun kesepuluh dan merupakan tahun reuni bagi musisi yang pernah tampil dan penonton yang pernah datang. Identitas festival datang setiap tahun tapi untuk tahun kesepuluh ini semua ditampilkan maksimal. Jangan samakan festival ini dengan festival besar lain yang pernah ada. Jun-lin berusaha keras menghadirkan bagaimana musik yang berbicara, bukan siapa musisi yang tampil. Penonton bisa saja tidak mengenal siapa musisi yang tampil, tapi disinilah nantinya penikmat musik benar-benar belajar menikmati dan lebih intim dengan suasana dan musik yang dimainkan.

Jun-Lin memikirkan dari sudut pandang penonton, bagaimana dalam empat jam Borneo Jazz festival memberikan hiburan dengan 4 musisi yang berbeda dalam satu hari, dimana kita tidak akan menemukan jenis musik yang sama. Jun-Lin mengenang bagaimana dari tahun pertama ia sudah membantu festival ini. Banyak pilihan yang sulit seperti perpindahan dari indoor menuju outdoor. Ternyata perpindahan ini memberikan kemudahan untuk penonton bisa merasakan sensasi sebuah festival, lebih berbeda dimana keramaian yang terjadi lebih menarik. Penonton bisa sembari mengobrol dan menikmati makanan dan minuman atau menari dengan gaya bebas sepanjang acara.

Borneo Jazz Festival terus berkembang, dari tahun pertama hingga tahun kesepuluh apa yang dipikirkan pada saat festival ini lahir terus berkembang. Semuanya terus berubah seiring perkembangan waktu. Tidak ada kata monoton, semua harus berkembang dan menghadirkan semua yang baru. Tidak ada yang sia-sia untuk datang di festival ini.

Perkembangan musik jazz terus berkembang seiring waktu. Tidak perlu meributkan akar musik dari mana musik jazz berasal. Mari menikmati musik yang dihadirkan. Semua musisi punya kemampuan bermusik berbeda. Kembali pada selera musik dan apa yang ingin kita nikmati.

Terimakasih Angelina dan Jun-Lin sudah mau meluangkan waktu untuk berbincang bersama saya. Suksesuntuk Borneo Jazz Festival. Proficiat!!


Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.