Ayam Penyet versi Melayu di Ulam Singkil


TukangJalanJajan termasuk suka menikmati makanan pedas, jenisnya pun macam-macam. Mulai dari jenis sambal, sayuran sampai berbagai macam rending dan masih banyak lagi makanan lainnya. Rasa pedas biasanya akan memancing nafsu makan yang lebih besar. Biasanya sesuatu yang pedas justru tidak hanya nafsu makan yang bertambah tapi juga porsi makan. Jadi berhati-hatilah.





Pada saat harga cabe yang membumbung tinggi banyak penjual warung makan yang menjerit. Itu artinya selain menambah nafsu makan cabe juga berpengaruh terhadap perekonomian pedagang makanan. Tidah hanya itu lho, bagi yang tidak tahan pedas makan akan sangat berpengaruh terhadap rongga mulut, lidah, tenggorokan dan usus serta saluran pembuangan termasuk juga pengeluaran cairan berlebihan dari dalam tubuh.


Kenapa saya jadi ngomongin pedas? Saya sedang kepengen makan lauk teknik penyet. Ribet yah!


Kebetulan ada ajakan teman tukangjalanjajan yang sedang merayakan anniversary perkawinan ke 6. Ajakan ke Rumah Makan Ulam Singkil yang notabenenya jenis makanan melayu. Tapi sudahlah, namanya juga diajak. Hayuk saja. Karena dari awal saya sudah kepengen penyet. Pesanan saya sederhana saja, satu paket penyet bersama lalapan dan nasi putih, karedok dan sambal teri. Ngga matching! Tapi saya yakin ini adalah pilihan yang tepat.

Lokasi ini sendiri terdiri beberapa sekat ada dibagian luar, dibagian tengah dan dibagian belakang. Lokasinya berada di Jalan Sumatera Pontianak. Kebanyakan menu yang disajikan bercitarasa melayu dan Indonesia. Kami memilih duduk dibagian belakang yang lebih lega dengan lesehan. Ornamennya sederhana dengan bagian depannya ada taman kecil dengan kolam kecil. Seperti ingin bergaya jepang tapi belum kesampaian.


Pelayan yang datang dengan ramah melayani pesanan dan makanan perlahan-lahan datang berurutan dalam waktu 15 menit. Beberapa pesanan lain seperti sayur tumis ulam, kangkung tauco, ikan bakar serta tahu dan tempe goreng menjadi menu siang ini. Saya yang sudah benar-benar lapar sudah tidak mampu menahan diri lagi.


Favorit saya tumisan ulam  yang beraroma khas dengan rasa yang agak sepat berpadu dengan gurihnya teri medan, ditumis dengan potongan cabe merah besar. Sensasi kunyahan rasa khas beradu gurih didalam mulut. Sambal teri khas melayu dengan cabe yang pedas dan kucuran lemon cui yang asam membuat aroma amis hilang, hanya ada pedas, asam dan gurih. Ditambah nasi panas? Sempurna! Akhirnya saya tidak menyentuh ayam penyet dan lalapan serta karedok karena sudah cinta dengan rasa ini.


Perlahan saya mencicipi karedok yang ditaburi dengan emping, sampai sampai di mulut, indra pengecap saya hanya mrasakan masni dan gurih. Rasanya lebih mirip pecel, tanpa ada rasa kencur, asam atau pedas yang mendominasi. Beberapa kali gigi saya merasakan gula merah berbalut kacang yang tidak tertumbuk halus. Sayurnyapun teasa sangat sederhana. Kacang tanah, daun singkong, toge dan serutan wortel serta potongan kol.


Ayam penyetnya lebih mirip ayam bakar yang dibumbui cabe diatasnya. Memang dipenyet tapi masih kurang nuansa penyet Jawanya. Ini salah saya juga, memesan ayam penyet di warung bercitarasa melayu. Walaupun demikian, ayamnya berbumbu lengkap, aroma bakaran dengan kecap merasuk kedalam ayam. Ada hal penting yang saya suka, lalapannya segar, mulai dari kacang panjang, kol, ketimun dan daun kemangi. Lalapan yang segar saat dipadukan dengan sambal bajak pasti enak!


Paket makanan disini tidak terlalu mahal, Saya melirik daftar harga berkisar 20 ribuan, itu sudah termasuk paket makan beserta lauk dan semangkuk kecil sayur asem ditambah dengan es the. Rasanya cukup membuat lidah bergoyang. Tempat parkir motor lumayan luas tapi tidak untuk mobil. Lokasi tempat makan yang lumayan luas, bersih dan tertata serta pelayanan yang terbilang cepat membuat saya memberikan nilai 7 dari 10 untuk lokasi makan ini. Selamat makan, salam YUMCEZ!!




Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.