Memutar Denyut Wisata Danau Sentarum


Beberapa waktu lalu saya sempat membaca kicauan PePe di twitter mengenai Taman Nasional Danau Sentarum di Kalimantan Barat. Saya juga sempat membalas dengan beberapa kicauan tentang kondisi Danau Sentarum saat ini. Boleh dibilang gambaran Danau Sentarum yang sekarang jauh berbeda dari 10 tahun lalu atau saat diresmikan ditahun 1999 sebagai Taman Nasional dan kawasan ecotourism. Danau yang merupakan perwakilan ekosistem lahan basah danau, hutan rawa air tawar dan hutan hujan tropis di Kalimantan ini dulu memang sangat indah tapi bagaimana sekarang?. 


Danau Sentarum sebagai danau musiman yang berada di taman nasional ini terletak pada sebelah cekungan sungai Kapuas, jaraknya sekitar 700 km dari muara yang menuju laut Cina Selatan. Dibatasi oleh bukit-bukit dan dataran tinggi yang mengelilinginya, Danau Sentarum merupakan daerah tangkapan air dan sekaligus sebagai pengatur tata air bagi Daerah Aliran Sungai Kapuas. Dengan demikian, daerah-daerah yang terletak di hilir Sungai Kapuas sangat tergantung pada fluktuasi jumlah air yang tertampung di danau tersebut.
 Sumber dari sini

Danau Sentarum juga menyimpan banyak fauna khas seperti ikan Arwana yang booming dan menjadi perburuan sehingga jumlahnya terus menurun. Terdapat 266 spesies ikan, sekitar 78 persen di antaranya merupakan ikan endemik air tawar Borneo. Kawasan Taman Nasional Danau Sentarum tercatat sebagai salah satu habitat ikan air tawar terlengkap di dunia. 
  Sumber dari sini

Selain jenis ikan air tawar yang beragam, terdapat pula berbagai jenis fauna di Taman Nasional , yang paling terkenal adalah Orang hutan dan lebah jenis lalau yang banyak dibudidayakan secara alamiah dihutan untuk diambil madunya. Termasuk juga berbagai jenis hewan lain dan berbagai macam unggas. Disini juga banyak sekali flora yang tumbuh liar.
  Sumber dari sini

Saat ini ada beberapa hal yang perlu juga diketahui:
  1. Pembabatan hutan yang beralih fungsi menjadi lahan sawit membuat debit air di danau Sentarum semakin berkurang akibatnya maka daerah penyangga ini sudah tidak mampu lagi menampung air. Ini mengakibatkan banjir lebih sering terjadi didaerah hilir. Apalagi jumlah sedimen lumpur semakin tebal.
  2. Pembabatan hutan menyebabkan banyak habitat hewan rusak. Ini dilakukan demi industri kayu dan pembukaan lahan sawit, ekosistem semakin berantakan. Pada masa tertentu orang hutan merusak tikung (sarang buatan untuk budidaya lebah madu) karena kekurangan makanan. Hal ini menyebabkan banyak orang utan yang menjadi korban karena dianggap merusak dan menjadi hama pengganggu. Beberapa kasus pembantaian sering terjadi, hal ini sungguh menyedihkan. Diketahui pula bahwa Orang Utan juga dibantai oleh penjaga lahan sawit akibat mengambil buah sawit.
  3. Ekosistem perairan Danau yang rusak serta eksplorasi Ikan Arwana juga membuat hewan ini semakin langka dihabitatnya.
 
  Sumber dari sini

Ini hanya beberapa hal yang terjadi disini dan masih banyak lagi. Saya berharap kita dapat melihat kenyataan yang ada. Menyuarakan kerusakan dengan berbagai cara adalah tugas kita, hal sederhana seperti menyebarkan informasi melalui blog dan gambar. 
 Sumber dari sini

Karena lomba blog ini juga melibatkan kementerian Pariwisata sebagai perwakilan dari Pemerintah, kita berharap agar bisa melihat langsung dan memberikan tindakan cepat tanggap.

Saya juga ingin sekali mempromosikan ecotourism disini sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat, karena setiap tahun di bulan Desember diadakan Festival Danau Sentarum dan Betung Kerihun. Festival ini diadakan di Lanjak, kabupaten Kapuas Hulu, sebuah upaya untuk mempromosikan keindahan alam di Danau Sentarum dan juga kebudayaan masyarakat yang ada di sekitar Danau Sentarum.  
  Sumber dari sini

Kebetulan disini juga merupakan lokasi kerja WWF Indonesia, saya ingin saat berkunjung, berbicara dengan masyarakat kampaung dipertemuan rutin yang di inisiasi WWF bersama dengan memberikan pemahaman bahwa dengan adanya kegiatan pariwisata diharapkan masyarakat berusaha untuk merawat kembali hutannya yang sudah rusak, bersahabat lagi dengan fauna dan melestarikan kebudayaan asli masyarakat suku Melayu dan Dayak yang ada disekitar tempay ini.
  Sumber dari sini
Saya juga ingin menjadikan masyarakat di sini sadar wisata dan mampu menyusun sendiri program pariwisatanya sehingga roda ekonomi bisa bergerak. Sekali lagi, Danau Sentarum tidak hanya potensi perikanan saja tapi kawasan Taman Nasional Danau Sentarum memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai salah satu objek wisata andalan bagi Kabupaten Kapuas Hulu dengan memanfaatkan keanekaragaman hayati serta keindahan panorama alam dengan beberapa pulau-pulau kecil di sekitarnya, seperti Pulau Melayu, Pulau Sepandan ataupun Pulau Bukit Tekenang.
  Sumber dari sini

“Menjejakkan kaki disini kembali serta melihat keadaan terakhir, itulah harapan terbesar saya”
  Sumber dari sini


Saya sangat berharap bisa datang kesini lagi untuk melihat bagaimana keadaan terakhir, perubahan apa yang telah terjadi setelah 4 tahun yang lalu saja menjejakkan kaki disini. Semoga ada kesempatan bersama dengan orang-orang yang punya pengaruh besar untuk mewakili pemerintahan untuk memberikan perhatiannya.


Sumber dari sini

 
 Sumber dari sini

Kita harus punya tujuan menjaga keletarian alam. Membuat ekosistem semakin terjaga baik. Tugas berat untuk membuat semua pihak sadar akan pentingnya menjaga ekosisitem.
Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.