Penang Island Jazz Festival, Festival wajib didatangi


Sudah berumur lebih dari 10 tahun, untuk sebuah festival musik bukanlah hal yang mudah. Banyak festival yang tidak mampu melewati satu decade dan sudah tidak terlaksana lagi. Untungnya Penang Jazz Festival sudah memasuki tahun ke 11. Bukan hal yang mudah bagi panitia untuk bisa terus mempertahankan sebuah acara besar seperti ini.



Penang Jazz Festival sendiri dilaksanakan di Pulau Pinang atau Penang yang merupakan pulau termaju dan terkaya di semenanjung Malaysia. Pulau ini sendiri merupakan pulau kecil kedua setelah Perlis. Pulau yang penuh hiruk pikuk dan memiliki pusat kota yang indah dan George Town dinobatkan sebagai World heritage oleh PBB. Pemilihan lokasi di Penang memang sengaja dilakukan agar masyarakat dari beberapa bagian di Malaysia dan Negara tetangga bisa menikmati liburan disini yang memang sudah terkenal dengan peninggalan kota tua nan Indah serta pantai, bukit dan lokasi belanja super lengkap.

Lokasi acara Penang Jazz Festival tahun ini mengambil banyak lokasi, mulai dari Tropical Spicy Garden ( panggung SUNRISE@TSG), Bayview Beach Resort (Panggung Fringe Festival/Creative Malaysian Programme, Panggung utama “Jazz By The Beach”, Panggung amal ; Jazz with A heart “Just The Love For It” dan PIJF Jazz Gallery, Workshop dan juga Forum), Hard Rock Hotel (Panggung Fringe Festival/Creative Malaysian Programme) dan Parkroyal Penang Resort (Panggung Fringe Festival/Creative Malaysian Programme). Lokasi ini berdekatan, berada di daerah Batu Feringgi dan masih bisa dijangkau dengan berjalan kaki atau menggunakan Bus Rapid Penang. Akses yang mudah ini tentu saja membuat pengunjung bisa memilih tempat menginap untuk memudahkan menonton semua pertunjukan Penang Jazz Festival ini. Namun lokasi panggung utama berada di Bayview Beach Resort.


Berbicara dari satu panggung ke panggung lainnya, Semuanya dikemas dengan penuh perhitungan, mulai dari panggung Panggung amal ; Jazz with A heart “Just The Love For It” yang memang dibuat untuk merayakan keberagaman dan kekayaan musik di Penang. Acaranya dibuat khusus bagi mereka yang ingin mengetahui siapa saja yang pernah mengisi hingar binger musik di Penang. Ada 3 grup musik legenda hidup yang pernah Berjaya antara tahun 1950 – 1960. Kita mulai dari Island Palm Beach Boys yang mampu membawakan suasana Hawai. Mereka mampu membawakan musik ini dengan sangat baik walaupun Penang berada jauh dari Hawai. Nada mendayu dan mengalun, membuat kita hanyut dengan tarian hula-hula dan angina yang berhembus dari sela-sela daun kelapa. Selanjutnya ada Dutch Swing College Band yang juga akan mengisi panggung utama dan workshop serta The Beads yang terdiri dari David Thiagarajan, Fred Cheah, Albert Choo & Kenny Chu. Band yang sudah lama tidak melakukan reuni karena terpisah berpuluh puluh tahun. Acara amal ini merupakan ajang reuni bagi mereka. Bagi saya selaku penonton, saya bisa merasakan bagaimana panggung ini bisa membuat waktu mundur kebelakang dan mengenang masa-masa jaya mereka. Sangat terlihat bagaimana mereka mampu membuat seluruh penonton hanyut dalam kenangan. Hanya dengan membayar RM80 kita sudah bisa menyumbang sekaligus menikmati penampilan luar biasa ini.



Penang Jazz Festival juga ternyata memberikan kesempatan bagi para musisi lokal yang ingin menunjukkan kemampuan mereka untuk mengisi Panggung Creative Malaysia Program/Fringe Festival. Saya sempat berbincang dengan Paul Agustin sang Direktur Festival, dimana musisi ini memang dberi kesempatan, baik secara mandiri dengan mengajukan proposal atau dari penjaringan, dimana mereka memang punya potensi bagus dan memiliki kemampuan bermusik yang baik. Menurut saya ini merupakan kesempatan emas karena diacara ini juga banyak direktur festival yang bisa melihat performa mereka, siapa tahu mereka bisa diundang untuk datang. Penang Jazz festival selain memang menghadirkan musisi kelas dunia tapi juga memberikan kesempatan amatir untuk menjadi musisi kelas dunia. Tercatat ada 16 Musisi yang diberikan kesempatan untuk berada dipanggung ini.



Setelah panggung amal, ada juga panggung SUNRISE@TSG. Dalam benak saya, menonton acara di tepi pantai mungkin antimainstream untuk beberapa orang apalagi menyaksikan pertunjukan musik di pagi-pagi buta saat matahari belum terbit dan dipunggung bukit. Ini menarik, saya sendiri sudah penasaran sebelum acara Penang Jazz Festival berlangsung. Pagi-pagi kami sudah diajak Paul Augustin untuk menuju Tropical Sunrise Garden, Saat masuk ke pintu gerbang, kita akan dikenakan tiket 10 ringgit, kita mendapatkan semprotan anti nyamuk dan sarapan berupa sandwich dan kopi atau teh sepuasnya. Sembari menikmati udara pagi, menapi jalan mendaki menuju lokasi berbentuk rumah dan memiliki halaman yang menjorok ke tebing. Suasana sejuk diiringi talenta lokal hebat dan ditutup dengan penampilan Ray Rozells yang enerjik. Pagi ini penonton dibuat bersemangat! Setelah selesai panggung SUNRISE@TSG. Monoswezi langsung memberikan workshop mengenai musik mereka. Selepas acara ini. Kami masih bisa menikmati suasana pagi yang menyegarkan dengan menikmati jalan menurun yang penuh pemandangan hijau, pepohonan tropis, air terjun buatan yang mengalir dengan suara gemericik air. Lokasi ini memang indah.


Sebelum acara utama dimulai, Press conference dilakukan dan disini kesempatan para jurnalis untuk memberikan pertanyaan dan tentu saja mencari tahu siapa mereka yang menjadi line-up tahun ini. Saya sendiri berusaha untuk mendapatkan waktu khusus mewawancarai Richard Bona dan Laila Biali. Ternyata saya juga mendapat kesempatan untuk berbincang santai bersama Crystal Bowersox saat makan siang dalam 1 meja. Press Conference yang baik adalah bagaimana menjadikan jurnalis sebagai objek bukan sebagai subjek, karena melalui jurnalislah informasi dapat tersebar dengan baik. Panitia memfasilitasi semuanya dengan baik.



Penang Jazz Festival tahun ini juga mengajak setiap musisi yang tampil memberikan workshop, banyak sekali musisi lokal dan masyarakat yang tertarik dengan musik ikut dalam workshop ini. Masing-masing musisi membawakan berbagai macam tema, mulai dari genre musik yang mereka bawakan, teknik yang digunakan, termasuk dengan alat musik yang digunakan. Selain itu juga ada musisi yang membawakan materi mengenai hal apa saja yang mempengaruhi musik mereka termasuk perkembangan musik tradisional dan bagaimana musik itu memberikan warna. Workshop ini sungguh menarik dan memberikan banyak informasi kepada saya yang memang tidak banyak paham mengenai musik. Ada lagi yang juga disajikan Penang Jazz Festival berupa Music Forum yang mengajak orang-orang dibalik kesuksesan berbagai festival dan orang-orang yang memang ahli di bidang musik. Ada 9 panelis dari Asia, Eropa dan Amerika. Topik yang dibawakan juga menarik, seputar perkembangan musik jazz dan apa saja yang mempengaruhi, Bgaimana membuat program yang menarik untuk sebuah festival, perkembangan dan potensi musik jazz di Asia dan bagaimana pentingnya kolaborasi dan jaringan dalam musik. Menarik untuk diikuti dan dipelari. Ini merupakan hal yang sangat menarik untk diikuti.





Jazz By The Beach adalah panggung utama yang dinanti. Hari pertama saya pribadi menunggu penampilan Laila Biali Trio dan Richard Bona Group. Tapi jangan berburuk sangka dulu jika Seth Glier, CNIRBS, Monoswezi dan Dutch Swing College Band tidak bagus penampilannya. Tapi saya sendiri dari awal sudah tertarik dengan workshop yang mereka berikan sebelumnya. Suasana panggung ditepi pantai, denga letak panggung ditengah lapangan yang luas membuat penonton lebih leluasa menikmati setiap pertunjukan. Srtiap penampil diberi waktu selama 40 menit untuk memberikan penampilan terbaik mereka. Setelah itu penonton bisa berkeliling lokasi untuk membeli cemilan dan minuman. Saya sendiri juga berkeliling untuk mencari merchandise dari artis yang tampil disini. 





 

Untuk hari pertama ini memang dihiasi hujan rintik-rintik namun penonton tetap berada dilapangan dan terus menari mengikuti irama. Penampilan Laila Biali cukup membuat tubuh saya bergoyang. Hentikan irama jazz dengan sentuhan pop, rock dan soul. Saya benar benar menikmati dengan sepenuh hati. Laila Biali berhasil membawa kami menikmati seluruh permainan musiknya. Powerfull dan atraktif. Penampilan berikut yang saya tunggu adalah Richard Bona yang tampil dibagian akhir. 











 

Semua penonton yang tadinya menikmati dengan santai tiba-tiba merangsek maju mendekati panggung. Penampilan yang bersemngat dengan permainan musik dengan teknik yang luar biasa membuat semuanya terhipnotis untuk bergoyang. Apalagi Richard Bona juga mengajak penonton untuk ikut bernyanyi bersama dan aktif menjadi bagian dalam part lagu yang dibawakan. Penonton terbius, dimana walaupun Richard Bona sudah turun panggung, penonton masih berteriak meminta Bona untuk tampil kembali dan akhirnya membuatnya menambah dua penampilan lagi untuk memuaskan penonton. Pertunjukan Jazz kelas dunia berhasil menutup Penang Jazz Festival hari ini. Puas!


Hari kedua menjadi sangat saya tunggu, ada Jo Young Deox Trio,Fresh Dixie Project, Jazzhats & Ray featuring Man Kidal. Sedangkan musisi yang saya garis bawahi adalah Schroeder-Headz dan tentu Crystal, dan tentu saja Carmen Souza. Penampilan yang tidak saya tunggu namun sangat menarik adalah Schroeder-Headz asal Jepang dengan musik sangat menghentak. Permainan piano, bass dan drum membaur dengan musik disco elektro. Musik yang dihasilkan sungguh rancak. Permainan mereka secara personal juga sungguh luar biasa. Saya terpesona. Crystal Bowersox menjadi penting setelah saya melakukan perbincangan santai, pribadinya yang baik dengan garis musik yang jelas, hidup bersama musik membuat musik ciptaannya memberikn nafas disetiap lagunya. Musik blues dan country begitu tersa namun sentuhan piano klasik Seth Glier membuat nuansa jazz terasa disana. Musik yang dibuat dengan hati dengan lirik yang diambil dari kehidupan. Sungguh berkesan! Penampilan yang berikut yang tidak bisa saya lepaskan adalah Carmen Souza yang memiliki warna vocal yang unik, kadang terdengar tebal namun tiba-tiba berubah menjadi melengking tinggi. Apalagi kemampuannya meniru suara alat musik yang sungguh susah diikuti. Penampilan Carmen juga pasti didukung tim musiknya yang luar biasa. Sentuhan alat-alat musik perkusi ditambah gaya panggung Carmen Souza yang unik membuat penampilannya benar-benar membuat banyak orang puas.
Penampilan panggung terakhir ditutup oleh penampilan band lokal penang, Jazzhats & Ray featuring Man Kidal, walaupun umur mereka sudah tidak muda lagi. Tapi semangat dan energy yang diberikan oleh Ray mampu membuat orang berteriak riuh rendah. Suaranya yang khas berat dan serak serta bertenaga ditambah dengan kemampuan komunikasi panggungnya yang baik membuat penonton larut dalam setiap lagu yang dibawakan. Penang Jazz Festival tahun ini diisi dengan penampilan musisi kelas dunia dengan performa unik dan khas ala masing-masing musisi. Ramuan tepat dan memberikan kenangan dan membuat orang mencatat dalam otaknya untuk tidak lupa kembali lagi tahun depan untuk menyaksikannya.
Sebenarnya begitu panggung Jazz by the Beach berakhir, kita masih bisa mengikuti Jam Session after party yang berlagsung di Bar Bayview Beach Resort. Disini kita akan melihat banyak kolaborasi indah diluar scenario. Dimana para musisi lebih lebur dengan musik mereka dan memberikan warna kepada musisi lainnya. Disini penampilan akan lebih cair dan hal-hal unik yang tidak ditampilkan dipanggung bisa kita lihat disini secara langsung tanpa rekayasa. Penang Jazz Festival memuaskan dahaga penikmat musik jazz yang sudah datang ke acara ini. Semuanya terbayar lunas saat kita menikmati seluruh rangkaian acara Penang Jazz Festival 2014.Racikan Luar Biasa menghasilkan formula musik terbaik!
Terimakasih sudah mengundang ke acara ini. Sampai jumpa tahun depan

Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.