Kelenteng dan Pascal
Hari
ini saya kedatangan seorang teman dari Swiss yang sedang berusaha
berkeliling dunia menggunakan sepeda. Saya sih tidak heran karena orang
Eropa jagonya travelling, selain mereka punya waktu libur hingga 1 bulan
setiap tahunnya, mereka juga berani mengambil resiko. Teman saya,
Pascal Bartschi malah berhenti bekerja sebagai teknisi listrik di
perusahaan terkenal tapi memutuskan berhenti setelah 14 tahun bekerja.
Setelah dia mampu membeli rumah, Pascal memutuskan untuk berkeliling
dunia selama 2 tahun. Lalu dari mana dapat uangnya? Rumah yang dia beli
tadi disewakan dan tiap bulan mendapatkan uang. Pertanyaan berikutnya?
Bagaimana jika uangnya kurang? Pascal akan berhenti dan bekerja apa saja
untuk tabungan kedepannya.
Sudah ada gambaran tentang Pascal kan?
Hari
ini saya berjanji akan mengajaknya berjalan ke satu lokasi yang menurut
saya ramah dan baik dikunjungi wisatawan mancanegara. Salah satu
kelenteng tua yang menjadi cagar budaya, namanya Bodhisatya Karaniya
Pontianak, berada dikomplek Pasar Kapuas Indah dan menghadap ke Sungai
Kapuas. Umurnya sendiri sudah ratusan tahun. Salah satu yang menarik
adalah sebuah lonceng yang dibawa dari Tiongkok tahun 1789 ditambah
dengan 3 altar yang besar.
Oke! Sudah ada gambaran bukan? Saya
sudah beberapa kali mengajak beberapa teman saya untuk berkunjung
kesini, alasannya sederhana, petugas disini sangat baik dan membantu
apalagi kami bisa melakukan ciam sie. Apa itu? Ini adalah ritual meramal
untuk mengetahui nasib. Akan ada 100 lembar kertas yang berisi syair
untuk menjawab semua pertanyaan yang akan kita ajukan. Semuanya berbea,
secara garis besar biasanya akan menjawab beberapa pertanyaan tentang
rejeki, jodoh dan nasib
Nah, awalnya Pascal tidah terlalu
tertarik melakukan hal ini dengan alasan tidak terlalu percaya, tapi
begitu saya sampaikan bahwa ada ritual menarik yang dilakukan sebelum
bertanya mengenai nasib, tiba-tiba dia sangat tertarik. Awalnya kita
cukup memberi sumbangan seikhlasnya. Lalu akan diberikan lilin, dupa
yang besar dan kecil serta beberapa lembar uang yang akan dibakar dan
dipersembahkan kepada dewa. Biasanya disini, bagi kita yang tidak paham,
maka akan dibantu oleh petugas, seorang kakek tua yang sangat ramah.
Inilah salah satu faktir yang membuat saya suka berkunjung disini.
Pertama
lilin dan dupa akan dibakar dan berikan kepada kita. Awalnya pascal
langsung meletakkan lilin di altar tengah, lalu meletakkan dupa besar di
tengah altar. Memasang beberapa dupa dibeberapa bagian diluar
kelenteng, lalu dibagian pintu masuk dan selanjutnya dibeberapa altar
dibagian tengah sembari mengucapkan permohonan. Hal yang sama dilakukan
untuk altar disebelah kiri dan kanan. Dimana petugas akan memukul
taguhan dan membunyikan lonceng bersamaan.
Pascal melakukan
semuanya perlahan sembari mengeluh karena matanya menjadi pedas terkena
asap hio yang sangat banyak. Setelah semuanya selesai Pascal memilih
salah satu altar dan meminta jawaban atas pertanyaannya dan memulai ciam
sie. Dua keping kayu berbentuk setengah lingkaran akan dilemparkan
dengan masing-masing sisi harus berlainan untuk meminta persetujuan
dewa. Pascal berhasil melakukannya dengan sekali lemparan saja, kemudian
dilanjutkan dengan mengguncang batang bambu sepanjang 10 cm dengan
bilah-bilah bambu yang sudah bernomor didalamnya. Pascal mengguncang
perlahan sehingga hanya keluar sebuah bilah bambu yang kemudian akan
diambil kertas yang sesuai dengan nomor bilah bambu yang keluar.
Setelah
selesai, Pascal menuju tong besar untuk membakar uang kertas sebagai
bentuk ucapan terimakasih kepada dewa. Kertas tadi yang sudah didapat
lalu dibawa ke tetua di kelenteng yang mampu menterjemahkan tulisan
kanji tadi. Dari syair yang didapat rata-rata memberikan petunjuk
kebahagiaan dan peringatan-peringatan agar kita berhati-hati dengan
suatu hal. Biasanya akan disyairkan dengan perumpamaan-perumpamaan.
Terlepas
dari kepercayaan kita masing-masing. Mengunjungi lokasi ini me,buat
kita belajar banyak hal tentang suatu budaya baru. Menurut saya ini
menyengkan. Terutama Pascal yang pastinya tidak akan pernah menemukan
hal ini di negaranya. Saya dan Pascal berlalu dari kelenteng ini seraya
memberikan sedikit sumbangan sebagai ucapan terimakasih. Terlihat wajah
puas dari Pascal. Kamipun melanjutkan perjalanan kami.
Gabung dalam percakapan
Silakan berkomentar dengan bijak. Setelah anda mampir dan berkomentar, saya akan berkunjung balik. Jangan meninggalkan link hidup ya :)
Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan kontak saya
+Email : eko.dony.prayudi@gmail.com
+Telp/WA : 0819 - 3210 - 9497
+IG/Twitter : @dodon_jerry