Breakfast time with Festival Director of Penang Jazz Festival, Mr Paul Augustin


Awalnya saya hanya pernah mendengar suara saja dari seorang Paul Augustin, belum pernah bertemu dengan orangnya secara langsung. Memberikan gambaran dan ekspektasi sayapun tidak berani. Mengingat statusnya yang seorang Festival Director yang tentu saja pasti sangat sibuk, apalagi mempersiapkan sebuah festival besar bukanlah hal yang gampang. Sebelum bertemu saya sudah dua kali melakukan interview. Bahkan pada saat interview pertama, saya melakukan kesalahan karena salah menempatkan perbedaan waktu antara Indonesia dan Malaysia tapi Paul Augustin tetap mau melayani dan tetap memperdengarkan suara tawa renyahnya.

Pertama kali bertemu diruangan media saya melihat senyuman khas yang bersahabat dibalik computer jinjing. Menyambut seluruh awak media yang baru saja hadir. Walaupun dalam kesibukannya. Termasuk sapaan ramah dari Chin Choo Yeun yang juga sudah menjadi rekan bisnisnya sejak tahun 1990 saat mereka memulai untuk membuat sebuah festival jazz kelas dunia. Ditahun 1996 lahirlah Capricorn Connection yang menjadi perusahaan milik mereka sendiri. Tahun 2004 akhirnya lahirlah Penang Island Jazz Festival alias Penang Jazz Festival. Kombinasi antara Paul Augustin dan Chin Choo Yeun sudah tidak diragukan lagi. Keduanya mampu melewati berbagai guncangan hingga Penang Jazz Festival ke 11 berlangsung tahun 2014 ini.
 

 Chin Choo Yeun

Sebenarnya agak susah untuk mencari waktu yang tepat untuk bisa berbincang dengan Paul Augustin, saya beruntung bisa berbincang disaat sarapan pagi sebelum saya kembali ke Indonesia. Kebetulan sekali! Oerbincangan seru ini berawal dari pertanyaan saya mengenai bagaimana perasaan Paul Augustin setelah acara ini berlangsung. Lelah sudah jelas terlihat dari raut wajahnya. Wajah yang tidak tidur karena setelah panggung utama masih ada after party berupa Jam Session hingga subuh hari. Untuk tidur, Paul mengaku tidak berani karena ia masih bertugas mengantarkan tamu-tamu yang akan kembali pulang. 
 Paul Augustin


Saya sedikit bertanya mengenai Paul Augustin, bagaimana dia bisa menyelenggarakan acara sehebat Penang Jazz Festival ini. Paul sendiri ternyata sudah mbermain music sejak lama sekali, paling tidak sekitar 15 tahun bermain musik secara professional, selain itu juga sudah lama menekuni bisnis event. Paul tahu benar bagaimana harus memperlakukan musisi karena dia sendiri pernah merasakan hal yang sama. Sebagai penyelenggara kita harus mampu menjaga perasaan dan harus tahu bagaimana memperlakukan musisi. Faktor kenyamanan jelas akan memberikan hasil terbaik bagi penampilannya nanti dipanggung.

Paul sendiri juga bercerita, memang agak susah susah gampang untuk memberikan kenyamanan. Tetap harus ada ketegasan juga. MEnurut Paul, seorang Festival Director juga harus punya batasan dalam memberikan kenyamanan kepada musisi, tidak mungkin mengabulkan permintaan seorang musisi jika dia meminta mengajak orang lain yang tidak berkepentingan dengan pekerjaannya, contoh membawa istri atau saudara ikut serta. Normalnya selain musisi ada manager yang mengurus semua keperluan, anggota band dan seorang sound engineer. Itu sudah cukup membantu dalam sebuah perfomances. Menurut Paul ini tetap saja sebuah bisnis yang saling menguntungkan. Tidak bisa semaunya saja

Saya sempat bertanya kepada Paul, berdasarkan beberapa kali penyelenggaraan Penang Jazz Festival selalu ada kejadian hujan. Apakah ada berencana untuk mengganti waktu penyelenggaraan? Paul Augustian tertawa, dia berkata “tolong, siapa yang berani menjamin dan tahu kapan ada suatu hari yang tidak hujan. Jika ada dan berani bertanggung jawab saya akan memindahkannya”. Sayapun tertawa, siapa yang berani menjamin? Tidak seorangpun. Walaupun dari stasiun Pusat Meteorologi dan Geofisika.

Sebenarnya ada pertimbangan lain saat acara ii berlangsung pertama kali, Ramadhan juga menjadi pertimbangan saat itu. Hal lain seperti memudahkan untuk membooking artis dan tentu juga memperhitungkan festival dunia yang sedang berlangsung. Seperti kita ketahui beberapa Negara Eropa, Amerika dan sebagian Asia mengalami musim salju yang sangat dingin. Banyak orang akan berpindah ke Negara tropis yang lebih hangat untuk berlibur. Tentu ini juga berlaku dengan para musisi yang juga lebih mudah untuk dibooking karena mereka akan suka datang ke Penang, karena banyak jadwal artis yang kosong dibulan Desember akibat tidak banyak Festival musik yang diadakan dinegara-negara yang sedang tertutup salju. Ini juga pasti berdampak dengan penonton yang akan lebih memilih menyaksikan Festival di Negara yang lebih hangat. Pertimbangan yang sungguh matang tentunya.

Saya juga bertanya. Apa sih yang membuat suatu festival itu bagus dan berhasil. Paul mengatakan tentu saja dari segi bu=isnis memberikan keuntungan, para endukung acara menjadi puas dan kembali mau memberikan dukungannya untuk tahun berikutnya dan yang paling penting adalah bagaimana para penonton yang dating bisa merasakan serunya festival itu sendiri, bisa merasakan bagaimana para musisi bisa memberikan penampilan terbaiknya dan yang paling penting festival ini memberikan kesan kepada mereka yang dating sehingga berjanji untuk datang kembali dan menikmatinya lagi. Selain itu tentu dapat diukur sudah berapa lama festival ini berlangsung. 11 tahun bukanlah hal yang mudah untuk menjaga semua orang bahagia dan puas.

Festival yang baik tentu saja juga mempunyai gaung sampai keluar negeri. Banyak sekali festival jazz didunia ini dan menjadi salah satu yang dilirik dan menjadi acuan festival lainnya pasti menyenangkan. Festival tidak hanya sekedar mengejar bisnis. Tapi juga bagaimana festival bisa memberikan kontribusi positif kepada semua orang. Festival ini memang sangat berpengaruh di Asia. Mengumpulkan banyak orang yang berada dibelakang festival jazz terkenal mengukuhkannya menjadi festival jazz yang patut diperhitungkan. Sebagai festival jazz terlama di Malaysia memberikan pemasukan kepada Negara dan tentu memajukan industri musik local dengan adanya panggung fringe festival. Penang Jazz Festival mampu memberikan kontribusi besar terutama untuk Penang yang merupakan salah satu daerah wajib dikunjungi, entah itu budayanya maupun makanannya.

Perbincangan seru saya berakhir karena waktu keberangkatan pesawat saya sudah dekat, saya senang sekali bisa berbincang dengan Paul Augustin, Festival Director Penang Island Jazz Festival yang telah banyak memberikan gambaran mengenai festival ini. Tidak lupa ucapan terimakasih untuk Chin Choo Yeoh sebagai rekan bisnis Paul Augustin yang telah memberikan saya kesempatan untuk merasakan kemeriahan acara ini. Acara luar biasa dengan orang-orang luar biasa!
Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.