Banjarmasin Trip Part 1: Mencari Penginapan Murah


Hih, ngapain ke Banjarmasin? Masih banyak tempat lain yang oke buat dikunjungi kan? Sabar deh, silakan dibaca dulu, hehehehe kebetulan saya lagi ada tes wawancara untuk beasiswa, walaupun akhirnya gagal tapi paling tidak saya membawa cerita yang bisa dibaca, mudah-mudahan menyenangkan karena mungkin ada yang menarik dan bisa diambil saripatinya.

Saya berangkat dengan bahagia karena transportasi saya sudah ditanggung oleh penyelenggara beasiswa, pergi bahagia dan pulangpun bahagia. Sebelum sampai ke Banjarmasin pesawat yang saya tumpangi harus transit dulu di bandara Soekarno Hatta. Dari dulu saya merasa cukup aneh, kenapa satu pulau harus kepulau lain terlebih dahulu? Terpaksa kita harus membayar lebih biaya transport.
 
Ah sudahlah, saya memutuskan untuk bersantai dulu dibandara karena masih ada waktu sekitar 3 jam lagi sebelum keberangkatan ke Banjarmasin. Saya putuskan untuk mencari makanan favorit saya dulu, berhubung di Pontianak tidak ada Hoka Hoka Bento maka saya putuskan untuk naik Bis antar terminal yang bisa dinaiki gratis untuk ke terminal lain mencari dimana ada kedai Hoka Hoka Bento. Setelah itu mari memesan dan makan siang.

Saya ngga aneh aneh kok paket yang saya pesan. Kangen sama bento set yang berisi beef teriyaki, eby furai dan selada sayur ala jepang, jangan lupa pudding caramel dan Juice Melon, seger banget makan siang saya ditengah cuaca yang panas ini. Lumayanlah makan siang saya kali ini dengan merogoh hamper 50.000 rupiah saya bisa menikmati dengan bahagia.
 
Selepas kenyang, saya juga harus menemui teman saya yang juga berangkat dari Pontianak namun berbeda pesawat untuk sama – sama ke Banjarmasin untuk tes yang sama. Akhirnya kami berempat bertemu dan siap untuk bersama-sama merambah merambah Banjarmasin. Saya sendiri mengikuti ketiga teman saya yang sudah mencari lokasi penginapan yang dekat dengan Universitas Lambung Mangkurat.

Oke, perjalanan saya dilanjutkan menuju Banjarmasin dengan pesawat berikutnya bersama dengan teman saya. Sore hari disambut dengan sedikit hujan rintik rintik kami tiba di Banjarmasin dan langsung disambut dengan supir taksi gelap yang mengelilingi kami berempat, dalam situasi ini kami berasa TKI yang bau pulang dan disambut oleh keluarga satu kampung.

Kami berempat kebetulan masih buta Banjarmasin dan masih mengira-ngira dan menebak apa nama daerah tempat kami akan melaksanakan tes. Dari usut punya usut akhirnya kami menemukan nama Kayu Tangi didaerah banjarbaru. Itulah tempat yang menjaadi target sasaran kami. Diputuskan untuk keluar dulu dari kerubutan orang menuju bagian luar bandara, menghirup udara basah sehabis terkena hujan dan barulah kami memilih taksi yang digunakan.
Ada baiknya tenang dulu dan melihat serta merasakan dengan seksama mana supir taksi yang benar-benar bisa memberikan pelayanan terbaik, kita juga harus memiliki komunikasi yang baik untuk menawar harga yang pantas, kebetulan saat itu kami berempat bisa menawar hingga mendapatkan harga yang cukup bagus menurut kami berempat, 80.000 rupiah.

Ternyata perkiraan kami salah, pada awalnya kami berpikir daerah yang dimaksud tidak jauh dari bandara, ternyata lumayan jauh, sekitar 30 menit menuju Kayu Tangi. Awalnya kami ditawarkan berbagai macam hotel dari bintang 3 sampai bintang 5 dengan letak yang agak jauh dan tentu saja dengan harga yang pasti membuat melotot, belum lagi kami juga tidak tahu kendaraan umum didaerah ini. Bisa – bisa over budget nih. Akhirnya teman saya atas rekomendasi temannya juga mendapat 1 hotel yang dikelola oleh SMK Negeri 4 Banjarmasin.

Bersebelahan dengan sekolahnya dan dikelola oleh siswanya, saya tidak tahu jumlah pasti kamarnya ada berapa tapi disediakan juga beberapa pilihan kamar yang disesuaikan dengan kantong kita. Jika berminat silakan saja mencoba Edotel, Jln Brigjen Hasan Basri no 07 Banjarmasin, Kalimantan Selatan atau silakan telepon terlebih dahulu ke (0511) 3306238. Jika Anda punya urusan sekitar Universitas Lambung Mangkurat. Tempat ini bisa saya rekomendasikan. Tulisan berikutnya akan saya ceritakan lagi lanjutan perjalanan saya ya. Selamat menikmati sambungan tulisan berikutnya

Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.