Banjarmasin Trip Part 2 : Menikmati Kota

Wokew, saya akan melanjutkan cerita perjalanan saya di Banjarmasin, setelah selesai mengikuti berbagai macam kegiatan di kampus Universitas Lambung Mangkurat, sekarang waktunya saya untuk menghabiskan waktu jalan-jalan, temen-temen saya memilih untuk pulang duluan dan lebih memilih bersantai di Jakarta. Saya juga berencana ke Jakarta selama 2 minggu, tapi saya akan memilih 2 hari lagi bersantai di Edotel untuk menikmati keindahan Banjarmasin.

Karena saya tidak bgitu paham Banjarmasin maka saya meminta bantuan pacar adik angkat saya di Pontianak untuk mengantar saya berjalan keliling Banjarmasin. Tentunya yang harus saya kunjungi adalah wisata kulinernya. Saya memilih untuk memulai petualangan saya di Sore Hari agar cuaca tidak terlalu panas. Yang ada dibenak saya pertama kali pasti Soto Banjar yang terkenal itu. Saya meminta untuk diantar menuju kesana.

Ternyata untuk menuju ke Soto Banjar bawah jembatan dari hotel saya membutuhkan waktu yang cukup panjang dan melewati jalan yang pasti membuat saya tidak ingat jalan menuju kesana. Dengan kendaraan motor yang dibawa oleh teman saya membuat saya pusing dan sedikit mabuk. Rasanya saya tidak mungkin mengingatnya dan mengantarkan orang lain jika saya disuruh untuk jadi tour guide. Saya menyerah dan tidak bisa mengingat sedikitpun jalan dari sini ke hotel.

Hari semakin gelap saja, jalan semakin berliku dan mengecil, rasanya susah untuk melewatinya dengan kendaraan roda 4, duh…. Saya benar benar mengalami disorientasi melewati jalan ini. Sampai akhirnya kami berhasil sampai di tepian sungai yang mempunyai jembatan yang cukup panjang, dimana lampu-lampunya lumayan temaram dan kami harus melewati tepian jembatan dengan jalan kecil dan curam untuk sampai kebawah jembatan.

Lega sekali akhirnya saya sampai ke warung soto banjar bawah jembatan dengan lampu yang temaram dan tidak terlalu ramai. Saya memilih untuk duduk di bagian terluar warung yang tiangnya berada diatas sungai dan berharap saya dapat melihat keindahan sungai Martapura. Akhirnya kembali saya harus mengelus dada dan bergumam….. “Duh Gusti!”

Tidak apalah, sudah sampai saja saya sudah merasa senang, walaupun keadaan sungai yang gelap gulita tidak bisa melihat apapun, hanya melihat kerlap kerlip lampu diseberang dengan air sungai yang “butek”. Ternyata tempat makan ini sendiri juga tidak bersih dan kurang desain menarik. Saying sekali jika tidak dimaksimalkan. Beberapa teman saya bilang akan lebih seru melihatnya pada siang hari karena bisa melihat kapal motor yang lalu lalang. Tapi saya sendiri sudah sering melihatnya di Sungai Kapuas.
 
Menurut saya, tepian sungai Kapuas lebih menarik, ngga tahu juga kalau dilihat disiang hari, apakah lebih menarik atau tidak. Tapi saya sendiri selaku anak tepian sungai merasa tidak begitu tertarik, mungkin teman teman saya yang berada dari Jakarta lebih menyukainya, paling tidak kondisi sungainya lebih baik daripada sungai Ciliwung yang sudah pasti tidak ada susut menariknya sama sekali.

Oh ya, kembali ke Lokasi Soto Banjar Bawah Jembatan, pilihan tempat menikmatinya bermacam-macam sih, bisa di meja couple, meja dengan bangku panjang atau bisa juga dengan lesehan. Posisi menikmati makanannya juga bisa bermacam-macam, bisa didalam warung, dipinggiran sungai atau bisa langsung menuju lantai 2. Sayang tempatnya tidak ditata rapi dan agak cenderung “kumuh” belum lagi menurut saya tempatnya agak berbau amis dan mejanya licin berminyak. Saran saya boleh dicat ulang, tambah penerangan dan gunakan cairan pembersih meja sehabis tamu berkunjung.

Okelah, tulisan berikutnya baru akan saya ceritakan bagaimana menikmati Soto Banjar di Malam Hari. Saya sudah tidak sanggup lagi menulisnya hehehehe. Mudah-mudahan review makanannya enak yah J tunggu cerita saya selanjutnya di Banjarmasin yah.


Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.