Bincang Bincang < Armyn Alianyang



Tulisan ini tidak ada hubungannya dengan pencitraan apapun atau berhubungan dengan politik, kebetulan saya sendiri sempat berbincang dengan beliau dalam rangka kunjungan ke Kalimantan Barat, perbincangan ini sendiri berhubungan dengan program INFRAME yang ditayangkan di khatulistiwa TV. Perbincangan ini sedikit ingin mengetahui karakter dan kehidupan beliau dalam karier dan keluarga. Dalam masalah kepemimpinan atau karier politik saya tidak tahu menahu. Tidak paham dan tidak tertarik untuk membicarakan dan membahas lebih dalam.
Walaupun waktu saya tidak banyak tapi saya sempat bertanya beberapa hal yang berhubungan pekerjaan dan kehidupan keluarga. Awal pertemuan kesan sangar seorang Jenderal Angkatan Darat tidak terlalu nampak, namun kesan tegas bisa tergambar dari raut wajah beliau. Salah satu kebanggan saya,paling tidak saya dapat berbincang dengan salah satu anak pahlawan nasional asal Kalimantan Barat yang berjuang demi kemerdekaan Republik Indonesia. Mungkin sebelumnya saya akan menceritakan sedikit tentang beliau
Mayjen.H.Armyn Angkasa Alianyang Lahir di Singkawang Tanggal 05 Februari 1956, anak ke -2 (8 bersaudara) dari seorang Ayah yang telah menjadi Pahlawan Nasional dari Kalimantan Barat yang bernama “Muhammad Ali Anyang” dan seorang Ibu yang bernama “ Siti Hadjir “.

Mempunyai 2 orang putri dan 2 orang putra dan memiliki 1 orang istri bernama Angriani Momarena, menyelesaikan pendidikan dasar tahun 1969, pedidikan menengah tahun 72 dan pendidikan atas tahun 75, setelah itu memutuskan untuk masuk akabri dan menyelesaikan tahun 1980. Merasa asli putra dayak beliau ingin kembali membangun Kalimantan Barat 
Seperti diketahui ayah beliau, Mayor Anumerta Muhammad Ali Anyang merupakan tokoh yang menorehkan sejarah perjuangan dan pengorbanan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia, yang pantas dihargai, dibanggakan dan dikenang oleh masyarakat Kalbar.
Nilai-nilai kepahlawanan yang terpatri pada sosok yang sudah diabadikan dalam bentuk Tugu Ali Anyang di simpang jalan lintas Trans Kalimantan di Kabupaten Kubu Raya, menjadi niscaya untuk diperkenalkan dan didekatkan kepada seluruh masyarakat dan generasi muda Kalbar.
Beliau sendiri memang sudah beberapa kali juga bertugas dikalimantan barat, dan sudah cukup memahami situasi yang ada dikalimantan barat, walaupun memiliki istri yang bukan dari kalimantan barat, namun beliau tetap mengajarkan budaya lokal kalimantan barat. Saat ini beliau sedang sibuk berkeliling kalimantan barat untuk melakukan perjalanan safari untuk lebih memperkenalkan diri kemasyarakat kalimantan barat
Terlepas dari kiprah beliau didunia politik, memang terlihat sekali kalau beliau dibesarkan dilingkungan ABRI dengan keluarga yang besar dan orang tua yang harus berpindah kemana mana, beliau sebagai satu satunya anak laki-laki memang dituntut untuk menjadi pengganti ayah pada saat Ali Anyang meninggal. Tempaan hidup cukup banyak, beliau juga pernah bercerita dimana menilep uang sekolah dan terpaksa harus bekerja kasar untuk mengganti uang tersebut sehingga akhirnya bisa membayar uang sekolah yang sudah menunggak. Beberapa kenakalan remaja juga pernah beliau lalui sampai akhirnya untuk meneruskan karier ke Angkatan Darat.
Kebiasaan beliau memancing ternyata juga cukup mengejutkan karena menurutnya ia bisa belajar menjadi sabar dalam segala hal. Selain itu bermain golf juga menjadi hobi beliau. Perbincangan saya memang tidak terlalu lama namun cukup banyak canda tawa dan cerita yang meluncur dari mulut Armyn Alianyang. Paling tidak, gambaran sangar dan arogan seorang jenderal angkatan darat tidak saya temukan. Memang ada ajudan yang mengikuti beliau secara prosedural tapi keramahan beliau patut di acungi jempol.
Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.