Kuliner Malam Lamongan Cak Amin di Sintang

Sebenarnya perjalanan ini sudah dilakukan Agustus tahun lalu, tapi baru saya posting tahun ini... wahouuuuhhh. Acara makan ini berlangsung saat reuni Sekolah Perawat Kesehatan Sintang. We meet and See how damn right now. Banyak yang berubah dan menyenangkan. Everybody come rich and greedy. Hahahaha nice to meet you all pals. Oke seperti biasa banyak hal yang ditemukan dan dibicarakan satu sama lain. Kalau pekerjaan ngga perlu dibahas lagi. So pasti kebanyakan jadi perawat dan hanya beberapa yang melakukan pekerjaan menyimpang... Kalau saya? Jelas...! traveller dong!
Perjumpaan itu hanya 2 hari saat weekend, bermacam kegiatan formal seperti seminar dan lain sebagainya, ajang olahraga bareng, dan pastinya.... Gosip alias bergunjing menjadi hal wajib yang ngga bisa dilepaskan. They love it and it like beez. Setelah kumpul konco antara teman angkatan dilanjutkan pertemuan antara teman sekamar waktu diasrama dan dilanjutkan antar angkatan. Wajibnya emang diakhiri dengan ngumpul makan bersama. Sounds great dan sepertinya menyenangkan. Waktunya untuk berkumpul bersama dan menikmati makan malam dengan menu yang mantap dan enak. Yukkkk!!


Sekarang Sintang juga banyak memiliki hotspot tempat makan, hampir sepanjang jalan utama punya warung tenda, tempat makan, restoran atau warung kaki lima. Semua menyediakan jenis makanan yang beragam denga rasa yang bermacam-macam. Secara logis, untuk mengetahui tempat makan itu enak atau tidak, cukup dengan melihat apakah tempat tersebut ramai dikunjungi atau tidak, tapi kalau memang anda adalah penikmat makanan sejati, pastinya tidaf afdol kalau tidak mencoba sendiri untuk memberikan penilaian. Oke, karena lintas melawi cukup memiliki banyak hotspot yang bisa dikunjungi, kami mencoba menyusuri dan mencari mana yng terang dan rmai dikunjungi serta ketersediaan keragaman makanan.

Hampir sepanjang jalan sudah banyak berdiri ruko, lumayan padat sekarang dan dipenuhi dengan sentra bisnis. Padahal setahu saya daerah ini dulunya langganan banjir, Okeh setelah berkeliling akhirnya kami menemukan Warung Cak Amin dengan tambahan Lamongan disampingnya. Menunya seperti kebanyakan warung lamongan lainnya. Cuma ada beberapa makanan yang mungkin saya pesan karena diluar lazim. Kami pesan fu yung hai, udang asam manis dan tetep ada lalapan ayam panggang. Saya sendiri kali ini lebih tertarik dengan fuyunghai dan es jeruk nipis. Huah... tidak sabar dan penasran dengan fuyunghai ala lamongan. Kira-kira seperti apa yah? Ya sudah, sabar saja. Kita liat hasilnya nanti.

Iyesss datang. Agak penasaran dengan bentuk dan rupanya. Seperti apa kira-kira yang akan disajikan? Saya harus mengulik untuk menjawab penasaran. Saya langsung mengecek ke 3 jenis makanan yang sudah dipesan. Untuk udang asam manis dan ayam bakar emang tidak ada keanehan. Saya menemukan keanehan pada fuyunghai. Setahu saya biasanya telur ddar sayuran dan diberi saos kental yang berisi kacang polong, waortel dan kadang-kadang brokoli. Saos merah dengan rasa asam dan manis. Cukup mengagetkan campuran sayurannya. Ada wortel, kubis, dan yang agak mengagetkan ada kentangnya yang dipotong tipis dan dimaak bareng sayuran ini dan tidak direbus dulu. WOW... saya belum pernah makan fuyunghai seperti ini, menurut saya lebih mirip telur dadar dengan capcay. Aneh sekali bentuk dan tampilannya.

Bagaimana dengan rasanya? Penasaran juga dong, apakah seaneh bentuknya. Marilah kita lihat! Pasti saos merah ini haus di cek dulu, gurih, sedikit manis dengan asam yang datar saja, tidak ada rasa special disini. Sayurannya terasa segar dan pas memasaknya sehingga tidak benyek cuman saya agak tidak lazim dengan penambahan kentang didalamnya. Kentang ini memang diiris tipis namun masih kurang empuk. Akubatnya bumbu tidak merasuk kedalam kentang. Rasanya, kehadiran kentang ini cukup mengganggu dan sebaiknya tidak diikutkan kedalamnya. Lebih baik karbohidratnya diganti kacang polong saja. Lebih pas dan menambah rasa gurih.


Sekarang waktunya untuk mencoba rasa dadar telur bercampur sayuran ini, dari tampilannya, tebakan saya mengatakan api yang digunakan terlalu besar sehingga tampilannya kurng menarik, ditelur ini saya menemukan cacahan wortel dan kubis. Saya pikir tidak ada bumbu specil yang dimasukkan. Rasa dominan lebih kearah rasa merica yang lumayan kencang. Terpikir oleh saya bahwa koki memang tidk memberikan bumbu khusus karena koki lebih prepare untuk menambahkan bumbu ke saosnya. Sayang nya saya belum menemukan sesuatu yang special disini. This is it “fuyunghai ala cak amin Lamongan”.

ingin membuat sendiri?? silakan dicoba saja

Bahan :
5 butir telur bebek
1 sdt garam
½ sdt merica bubuk
50 gr bawang bombai, cincang
100 gr udang, siram dengan air panas, kupas, cincang
125 gr daging kepiting
1 sdm margarin untuk menumis
2 siung bawang putih, memarkan
2 buah cabe merah, buang bijinya, iris tipis panjang 3 cm
2 sdm kacang polong rebus

Saus :
[campurkan jadi satu]
200 ml air
1 sdt cuka
½ sdt garam
3 sdm gula pasir
1 sdt tepung kanji/maizena, larutkan dengan sedikit air

CARA MEMBUAT :
1. Kocok telur bersama dengan garam dan merica hingga berbuih, masukkan bawang bombai, udang dan daging kepiting, aduk rata.
2. Panaskan minyak yang banyak ke dalam wajan, masukkan ½ bagian adonan ke dalamnya sampai adonan terendam minyak. Goreng hingga bagian bawahnya matang dan berwarna kuning kecoklatan, balikkan. Masak hingga matang, angkat dan tiriskan. Lakukan hal yang sama untuk sisa adonan.
3. Saus : Panaskan margarin di dalam wajan, tumis bawang putih hingga harum, masukkan cabai iris dan kacang polong, aduk. Tuangkan saus ke dalam wajan, aduk dan masak hingga mendidih, angkat.
4. Taruh telur dalam piring saji, siramkan saus di atasnya. Sajikan selagi panas/hangat.

Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.