Steak Pinggir Jalan, MC GIRLAIN 2 Malang

Kembali lagi ke Malang....... kota penuh kenangan dan cerita...
mac girlain 2 terletak di boulevard sukarno hatta. tempat makan lesehan yang satu ini katanya sih terkenal dengan ikan bakar dan sambalnya yang bermacam jenis itu. nah kalau kita dari arah tugu pesawat, warung ini berada disebelah kiri (kawasan soekarno hatta sekarang menjadi pusat makanan tentunya saat ini)...... 

Nah warung ini biasanya buka selepas magrib dan cukup ramai pada hari-hari tertentu saja. Warung ini juga merupakan cabang dari mac girlain 1 (tentu saja hehehehehe) menu-menu yang disajikan disini adalah ayam bakar, ayam bakar kecap, berbagai macam ikan bakar yang dibayat sesuai berat timbangan dan juga ada beberapa jenis seafood siap bakar.

Nah dari segi pelayanan emang agak kurang. Pelayan datang mengantarkan menu tanpa bertanya-tanya langsung meninggalkan bon untuk ditulis sendiri oleh pelanggan. Blom lagi wajah yang tidak ada ramahnya sama sekali. Membuat pelanggan juga malas untuk bertanya. Dan pelanggan akan memanggil setelah semua pesanan tertulis dibon.
Kali ini saya memesan ayam panggang kecap, ayam panggang, nasi bakar, es teh tawar dan juice jambu merah yang telah lama saya idam-idamkan karena keseringan lewat dipojokan belakang katedral (disana ada penjual jambu merah dan juice jambu merah)

Nah disini juga timbul ketidaknyamanan saya, ada pengunjung yang dating belakangan namun pesanan sudah diantarpadahal kami sudah cukup menunggu lama, akhirnya pesanan kami dating juga dengan sajian yang dipesan plus ditambah sambal kecap dan sambal bajak, lalapan dan ditambah dengan plecing kangkung yang saya lihat lebih mirip kangkung tumis kecap (baik dari segi rasa dan bentuk)
Sekarang waktunya icip-icip nih. Pertama saya lakukan adalah mencicipi ayam plus sambal yang disajikan…. 

Rasanya enak juga sayang bumbu ayam masih kurang meresap dan sambal yang disajikan dalam jumlah yang sedikit. Menurut saya lebih baik konsumen disuruh memilih sendiri sambalnya sehingga bisa disajikan dalam porsi yang lebih besar dan ayamnya bisa melalui proses pemanggangan yang lebih lama agar bumbunya lebih meresap, kekecewaan saya agak terobati dengan adanya juice jambu merah (selalu menggoda saya saat melewati jalan belakang katedral, disana ada penjual jambu merah kiloan plus juicenya) dan juga adnya plecing kangkung. Saatnya mencoba nasi bakarnya…. Arghhh saya kembali kecewa karena nasinya telah dingin dan nasinya agak becek sehingga aroma daun pisang kurang bias keluar dan tereksplorasi dengan baik….

Setelah itu saya tidak menghabiskan pesanan saya dan membayar Rp.28.000,- untuk semuanya…. Worth it ngga ya????
Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.