Matinya Ide Para Broadcaster

Apakah ini menunjukkan susahnya mencari broadcaster yang punya kualitas dan punya hati nurani? Mungkin para radio juga bisa lebih memperhatikan “isi” tayangannya sebelum di “launching” ke “udara” sehingga terlihat originalitasnya dan pantas menjadi trendsetter!!

Hmmmmm ruar biasa, itu yang bisa saya ucapkan saat mendengar salah satu radio di beberapa programnya, bukan karena acara bagus tapi karena acara tersebut saya dengar persis atau sama dengan radio lain yang nota benenya lebih awal melaunching acara tersebut, oke, kita sebut radio “E” sebagai radio pengekor dan radio “T” sebagai radio trendsetter radio “E”.
Sekarang mari kita review bersama-sama.

Kita jalan jalan aja ya
Kita jalan jalan aja ya 
Acara tersebut mulai dari jam 22.00 sampai 24.00 malem.
Penyiar yang ngebawa acara itu pada saat kudengar di radio “E” adalah penyiar yang pernah siaran di radio “T”.
Di radio “E” senin sampai jumat, sedangkan radio “T” senin sampai kamis.

Tukang jalan jajan menikmati hari
Tukang jalan jajan menikmati hari
Voice spot promo acara tersebut di radio “E” diisi oleh penyiar yang juga pernah siaran diradio “T” untuk acara yang sama. hehehehe jangan-jangan dia juga yang jadi produsernya. Hahahahaha…….
Terdengar amat lucu dengan waktu bersamaan acara tersebut digaungkan walaupun berbeda nama.
Walah-walah aku juga sempat sms an ama little devil…
Little devil : h2ha……… tp dr ratusan org d malang. Ga bisa dipungkiri akan ada ide yang sama. Orang lagu di India aja bisa sama koq ma peterpan yang ada di Indonesia, apalagi di Malang :p –pake nada nyindir-- (Ini kurang lebih isi smsnya)
Aku juga langsug ngebalas smsnya
Diriku : Tapikan bisa diliat orisinalitasnya, palagi cuman area Malang. Buka mata Buka Telinga dong. Cek kiri kanan. Palagi disana ada mantan penyiar radio “T”. Ckckckckck
Walah klo ditilik, inilah namanya “copycat dan plagiator”. Setidaknya ada radio lain juga yang pernah merasa terganggu dengan ulah radio “E” ini. Terlihat waktu radio “M” membuat spot bumper yang cukup mengejutkan untuk sekaliber radio “M”, karena mungkin udah gerah kali yah…… hehehehehe.

Tukang jalan jajan menikmati hari
Tukang jalan jajan menikmati hari
Apalagi banyak hal yang memang membuat “E” dan “T” ini terlihat mirip dan mungkin bisa didengar dengan jelas dan lugas. Tapi klo diliat dan ditilik emang lebih dahulu dilaunching radio “T”, yah susah juga untuk mengklaim mana yang salah dan mana yang benar…. Memang hati nurani yang harus berbicara disini, Paling ngga mantan penyiar radio “T” yang pindah tower ke radio “E” bisa tahu apa yang bisa diperbuat agar radio barunya tak kelihatan “meniru”………..

Tukang jalan jajan menikmati hari
Tukang jalan jajan menikmati hari
Apakah ini menunjukkan susahnya mencari broadcaster yang punya kualitas dan punya hati nurani? Mungkin para radio juga bisa lebih memperhatikan “isi” tayangannya sebelum di “launching” ke “udara” sehingga terlihat originalitasnya dan pantas menjadi trendsetter!!

NB : Hanya butuh klarifikasi dan ijin pencurian ide dari yang bersangkutan
Warga negara Indonesia yang cinta budaya dan kuliner Indonesia dan sekarang menetap di Pontianak. Berprinsip belajar terus menerus dan berusaha tetap dinamis. Berpikiran bahwa hasil tidak akan menghianati usaha serta percaya bahwa rejeki tidak mungkin tertukar.